Kementerian Sosial (Kemensos) terus menunjukkan komitmen kuatnya dalam berkolaborasi menangani korban bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga hari ini, total bantuan yang telah disalurkan Kemensos mencapai angka Rp66,7 miliar. Bantuan masif ini meliputi pasokan logistik vital, pengoperasian dapur umum, serta pengerahan tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) di seluruh wilayah terdampak.
“Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk memastikan bantuan tersalurkan secara optimal dan tepat sasaran,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul, Minggu (7/12/2025). Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per hari ini merilis dampak bencana yang meluas di 52 kabupaten/kota. Tercatat, ratusan ribu warga terpaksa mengungsi, 916 jiwa meninggal dunia, 274 orang dilaporkan hilang, 4.259 orang mengalami luka-luka, dan lebih dari 105.900 unit rumah mengalami kerusakan parah.
Sebagai respons cepat, upaya penanganan di lapangan diperkuat dengan pendirian 39 dapur umum yang mampu memproduksi hingga 417.749 bungkus makanan setiap hari. Selain itu, Kemensos juga menyuplai 101,4 ton beras dan ribuan paket kebutuhan dasar esensial. Paket-paket ini mencakup makanan siap saji, makanan khusus anak, kasur, selimut, tenda keluarga, hingga unit penjernih air untuk memastikan ketersediaan air bersih. Sebanyak 648 personel Tagana telah dikerahkan untuk membantu proses evakuasi, mengelola operasional dapur umum, serta memberikan layanan dukungan psikososial yang sangat dibutuhkan bagi warga terdampak.
Aceh menjadi wilayah dengan dampak bencana terbesar, mencatat 747 ribu jiwa pengungsi yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Di provinsi ini, 21 dapur umum beroperasi penuh, memasok hingga 109.178 bungkus makanan per hari. Dapur umum ini tersebar di Aceh Tamiang (1 DU, 6.000 bks/hari), Pidie (5 DU, 35.592 bks/hari), Bireun (2 DU, 3.700 bks/hari), Aceh Tenggara (6 DU, 9.000 bks/hari), Subulussalam (1 DU, 15.000 bks/hari), Pidie Jaya (5 DU, 35.632 bks/hari), dan Langsa (1 DU, 2.000 bks/hari). Suplai logistik mencakup 8.300 paket makanan siap saji, 4.720 makanan anak, 400 lauk pauk, 3.395 kasur, 5.750 selimut, 3.800 family kit, 1.452 kidware, 2.850 tenda gulung, 113 tenda keluarga, 48 tenda pengungsi, 600 sandang dewasa, 500 sandang anak, 1 tenda induk, serta 2 unit penjernih air. Selain itu, 2.000 paket sembako dikirim ke Aceh Timur, 1.000 paket ke Aceh Utara, dan 1.000 paket ke Aceh Selatan. Total 52 ton beras reguler didistribusikan ke Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Tamiang, Pidie, Bireun, Bener Meriah, Pidie Jaya, Subulussalam, Aceh Timur, Posko PDB Aceh, dan Dinsos Aceh. Nilai bantuan yang dialokasikan mencapai Rp22,6 miliar dengan dukungan 191 Tagana yang bergerak di 13 kabupaten/kota, sementara dampak bencana mencatat 359 jiwa meninggal dan 3.500 jiwa terluka di wilayah ini.
Di Sumatera Utara, penanganan bencana mencakup 8 dapur umum yang memproduksi 22.960 bungkus makanan per hari. Dapur umum beroperasi di Langkat (5 DU, 6.600 bks/hari), Mandailing Natal (1 DU, 3.960 bks/hari), Sibolga (1 DU, 9.000 bks/hari), dan Tapanuli Tengah (1 DU, 3.400 bks/hari). Bantuan logistik yang dikirimkan antara lain 33.430 makanan siap saji, 8.160 makanan anak, 5.000 lauk pauk, 1.850 kasur, 2.684 selimut, 3.950 family kit, 1.160 kidware, 2.600 tenda gulung, 58 tenda keluarga, 10 tenda pengungsi, 500 sandang dewasa, dan 200 sandang anak. Total 15 ton beras reguler didistribusikan ke Tapanuli Tengah (5.000 kg) dan Langkat (10.000 kg). Sebanyak 270 personel Tagana bergerak aktif di 11 kabupaten dan kota, dengan total nilai bantuan mencapai Rp26,7 miliar. Bencana di Sumatera Utara mengakibatkan 34 ribu jiwa mengungsi, 329 jiwa meninggal, dan 647 jiwa terluka.
Sementara itu, di Sumatera Barat, Kemensos mengoperasikan 10 dapur umum dengan kapasitas produksi tertinggi, yaitu 285.611 bungkus makanan per hari. Dapur umum ini tersebar di Pasaman Barat (1 DU, 120.000 bks/hari), Padang Pariaman (1 DU, 122.000 bks/hari), Agam (5 DU, 19.347 bks/hari), Pesisir Selatan (1 DU, 17.928 bks/hari), Tanah Datar (1 DU, 4.836 bks/hari), dan Kota Padang (1 DU, 1.500 bks/hari). Paket bantuan yang disalurkan mencakup 14.758 makanan siap saji, 5.640 makanan anak, 7.000 lauk pauk, 4.135 kasur, 5.625 selimut, 5.680 family kit, 5.350 kidware, 1.230 tenda gulung, 1.390 tenda keluarga, 10 tenda pengungsi, dan 100 sandang dewasa. Selain itu, 2.000 paket sembako dikirim ke Agam. Total 34,4 ton beras reguler didistribusikan ke Padang Pariaman (3.200 kg), Pasaman Barat (1.200 kg), dan Dinsos Provinsi Sumbar (30.000 kg). Sebanyak 187 personel Tagana diterjunkan di 9 kabupaten dan kota. Nilai bantuan yang disalurkan mencapai Rp17,3 miliar. Dampak di Sumatera Barat tercatat 13,7 ribu jiwa mengungsi, 228 jiwa meninggal, dan 112 jiwa terluka.
Tidak hanya fokus pada wilayah yang mudah dijangkau, Kemensos juga memperluas jangkauan penanganan melalui operasi penjangkauan ke daerah-daerah sulit. Upaya ini dilakukan melalui kolaborasi erat dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), pemerintah daerah, dan jejaring logistik nasional. Prioritas utama diberikan kepada wilayah terisolir dan rawan, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar, pembukaan akses logistik, dan pendirian layanan kedaruratan yang esensial.
Di Aceh Timur, akses yang terputus akibat bencana berhasil ditembus pada 2 Desember 2025 melalui pengiriman bantuan jalur laut. Bantuan yang berhasil masuk meliputi 2.000 paket sembako, perangkat komunikasi Starlink, serta logistik pendukung lainnya untuk memastikan layanan esensial tetap berjalan di tengah kondisi keterisolasian. Penanganan di Aceh juga diperkuat dengan pembukaan akses menuju Aceh Tamiang pada 4 Desember 2025, di mana dapur umum langsung dioperasikan begitu tim tiba untuk menjamin ketersediaan makanan siap saji bagi warga terdampak. Akses menuju Aceh Utara juga telah berhasil dibuka sebelumnya pada 30 November 2025 melalui jalur laut, dengan pengiriman 1.000 paket sembako dari Banda Aceh yang berfungsi sebagai pusat logistik terdekat.
Untuk wilayah Sumatera Utara, daerah Langkat yang dilaporkan rawan berhasil dijangkau pada 28 November 2025. Kemensos segera mendirikan Posko Pengungsian Terpadu di sana sebagai pusat pendataan, koordinasi, dan distribusi bantuan. Pada hari yang sama, tim Kemensos juga sukses mencapai Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga untuk menyalurkan sembako awal, melakukan asesmen kebutuhan mendesak, dan menyusun rencana tindak lanjut berdasarkan kondisi lapangan yang kompleks.
Daerah terisolir lainnya di Aceh, seperti Aceh Tengah dan Bener Meriah, baru dapat dijangkau pada 7 Desember 2025. Penjangkauan ini dilakukan setelah koordinasi intensif terkait isu keamanan di Bandara Rembula yang sempat menunda penyaluran bantuan. Setelah otoritas bandara menyatakan situasi aman, distribusi logistik dapat segera dilanjutkan ke titik-titik terdampak di kedua wilayah tersebut, memastikan bantuan vital sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Penanganan Darurat Banjir dan Tanah Longsor
(Per 6 Desember 2025)
Kementerian Sosial telah mengalokasikan total bantuan sebesar Rp66.748.028.290 untuk ketiga provinsi yang terdampak. Respons cepat ini melibatkan:
- Total 39 unit dapur umum yang beroperasi, dengan kapasitas produksi 417.749 bungkus makanan per hari.
- Total 101,4 ton beras reguler yang telah disalurkan.
- Total 648 personel Tagana yang sigap membantu di lapangan.
Dampak keseluruhan bencana di tiga provinsi ini, menurut data terbaru, adalah:
- 794.000 jiwa mengungsi
- 916 jiwa meninggal dunia
- 4.259 jiwa terluka
- 105.900 unit rumah rusak