
Dampak erupsi Gunung Semeru pada Jumat (21/11) masih terasa signifikan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menyebabkan ratusan warga harus mengungsi. Lontaran awan panas guguran yang mencapai jarak 8,5 kilometer dari puncak kawah Semeru telah memicu kekhawatiran dan memengaruhi aktivitas masyarakat setempat.
Hingga saat ini, tercatat sebanyak 499 jiwa warga Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, berada di lokasi pengungsian. Data sementara ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satriyo Nurseno, dalam keterangannya kepada awak media pada Jumat (21/11), menegaskan upaya penanganan darurat terus dilakukan.
Para pengungsi dari wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru tersebar di beberapa lokasi aman. Wilayah yang paling merasakan dampak dan menjadi titik evakuasi utama meliputi:
Kecamatan Pronojiwo
Kecamatan Candipuro
Selain dampak langsung terhadap populasi, letusan Gunung Semeru juga menimbulkan kerusakan infrastruktur dan kerugian material yang tidak sedikit. Sejumlah bangunan rumah penduduk serta fasilitas umum dilaporkan mengalami kerusakan, ditambah lagi dengan ratusan hewan ternak yang turut terdampak musibah ini.
Adapun rincian kerusakan dan dampak yang tercatat, khususnya di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, adalah sebagai berikut:
Bangunan rumah mengalami kerusakan berat: 21 unit
Fasilitas umum berupa SDN Supiturang 02 mengalami kerusakan berat: 1 unit
Fasilitas umum berupa musala mengalami kerusakan berat: 1 unit
Sektor peternakan terdampak, meliputi: 4 ekor sapi dan 120 ekor kambing
Lahan pertanian seluas 28 hektare juga tidak luput dari dampak erupsi.