Kapolda DIY Siap Usut soal Mahasiswa Amikom Meninggal Luka-luka

Photo of author

By AdminTekno

Kapolda DIY Irjen Pol. Anggoro Sukartono melayat ke rumah duka almarhum Rheza Sendy Pratama pada Minggu (31/8), di Sendangadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman. Kunjungan ini sebagai bentuk duka cita mendalam atas berpulangnya Rheza, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta, yang ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tubuh penuh luka.

Dalam kunjungannya, Irjen Pol. Anggoro Sukartono didampingi oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Bupati Sleman. “Kedatangan kami semua adalah untuk menyampaikan bela sungkawa dan turut berduka cita atas meninggalnya almarhum saudara Rheza Sendy Pratama,” ujar Anggoro. Beliau menambahkan bahwa pihak keluarga telah menerima kedatangan rombongan dan menunjukkan keikhlasan atas kepergian putra mereka.

Meskipun demikian, Irjen Pol. Anggoro Sukartono mengungkapkan bahwa pihak keluarga Rheza menolak untuk dilakukan ekshumasi. Dalam kesempatan tersebut, keluarga Rheza juga menitipkan masukan penting kepada pihak Kepolisian Daerah DIY terkait upaya pengamanan di Yogyakarta. “Agar belajar, tidak lagi ada kesalahan. Ini yang menjadi masukan kepada kami kepolisian untuk memperbaiki diri,” kata Anggoro, menegaskan komitmen Polri untuk berbenah.

Kapolda DIY lantas menyatakan kesiapan pihaknya untuk melakukan penyelidikan kematian Rheza apabila di kemudian hari pihak keluarga berubah pikiran. “Kalau nanti pihak keluarga di kemudian hari berubah pikiran dan ingin mempertanyakan proses hukum terhadap meninggalnya saudara Rheza, kami siap untuk melakukan penyidikan,” tegasnya, memberikan jaminan kepada keluarga dan publik.

Lebih lanjut, Anggoro mengimbau masyarakat agar tidak segan menginformasikan kepada kepolisian jika memiliki bukti atau informasi yang dapat membantu penyelidikan. Beliau mengakui bahwa saat ini informasi awal banyak didapat dari media sosial. “Ini penting, jadi kalau masyarakat memang menemukan (bukti) kasih ke saya supaya saya mudah melakukan penyelidikan nantinya. Pada tingkatan apabila keluarga menghendaki dilakukan penyelidikan, kami siap,” tambahnya, menekankan pentingnya peran serta publik.

Sebelum peristiwa tragis itu, Rheza Sendy Pratama diketahui sempat berpamitan kepada ayahnya, Yoyon Surono, pada Sabtu (30/8) malam, untuk pergi minum kopi bersama teman-teman SMK-nya di kawasan Tugu Yogya. “Saya mencari yang (mengajak), tapi belum ketemu anaknya, semalam mengajak ngopi (Rheza) di dekat Tugu itu. Malamnya ngopi minta uang,” kenang Yoyon Surono di rumah duka.

Keesokan paginya, suasana duka menyelimuti keluarga Yoyon. Ia menerima kabar mengejutkan dari tetangga yang menunjukkan KTP Rheza, menginformasikan bahwa putranya berada di RSUP Dr. Sardjito karena terpapar gas air mata. “Saya ke sana anaknya sudah terbujur kayak gitu. Saya tanya yang mengantar siapa, katanya cuma dari unit kesehatan polda dua orang,” tutur Yoyon.

Berdasarkan informasi yang diterima Yoyon, insiden penganiayaan yang menimpa anaknya diduga terjadi pada pagi hari di Jalan Ring Road, tepat di depan Polda DIY. “Keterangan dari si yang mengantar ada aksi demo yang di sana ini,” jelas Yoyon, menambahkan bahwa kejadian itu terjadi “pagi di depan Polda kayaknya.”

Yoyon Surono, yang turut memandikan jenazah putranya, menceritakan kondisi Rheza yang memilukan. Ia menemukan sejumlah luka parah, seperti leher yang “kayak patah,” bekas pijakan sepatu PDL di perut kanan, sayatan-sayatan di tubuh seperti bekas pukulan, kepala yang “agak bocor,” serta sisa-sisa putih di wajah diduga akibat gas air mata. Kaki dan punggung Rheza juga dipenuhi lecet.

Kendati demikian, Yoyon Surono menjelaskan bahwa tidak ada keterangan lebih lanjut dari pihak rumah sakit mengenai kekerasan yang dialami Rheza. Meskipun kepolisian sempat meminta autopsi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, keluarga memutuskan untuk menolak. “Dari kepolisian meminta autopsi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, cuma kita dari keluarga sudah pasrah, apa pun yang terjadi ini musibah gitu saja. Jadi kita tidak mau autopsi,” pungkas Yoyon, mengungkapkan keikhlasan dan kepasrahan keluarganya.

Leave a Comment