Kapolda Sumsel, Irjen Pol Andi Rian Ryacudu Djajadi, menegaskan bahwa pihaknya bersama TNI akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk menjaga keamanan menjelang aksi demonstrasi besar Aliansi Mahasiswa di kawasan Simpang 5 DPRD Sumsel, Senin, 1 September 2025.
Untuk pengamanan khusus aksi tersebut, Polda Sumsel dan Polrestabes Palembang menurunkan 1.200 personel. Selain itu, beberapa ruas jalan menuju Kantor DPRD Sumsel akan mengalami pengalihan arus lalu lintas agar aktivitas warga tetap lancar.
“Kami akan kawal dan bekerja sama dengan TNI sesuai perintah Presiden untuk memastikan situasi di Sumsel tetap terjaga. Seluruh personel di Palembang dan Polda dikerahkan, sementara personel di daerah lain stand by,” ujarnya.
Andi mengakui jumlah massa aksi diperkirakan mencapai 2.000 orang, sehingga seluruh pengamanan disiapkan secara maksimal.
“Kami tidak bisa memperkirakan berapa yang turun personel, namun seluruh kekuatan kami siagakan,” tegasnya.
Ia mengingatkan semua pihak untuk menjaga suasana damai.
“Ini bukan hanya harapan kami dan Panglima TNI, tapi seluruh masyarakat Sumsel,” ujarnya.
Sebelumnya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumsel yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Sumsel (Gemarak) mengundang berbagai elemen masyarakat – buruh, petani, hingga pengemudi ojek online (ojol) – untuk bergabung dalam aksi 1 September.
“Kami akan turun ke jalan di Simpang 5 DPRD Sumsel. Ini momentum rakyat bersatu menyampaikan aspirasi,” kata perwakilan Gemarak, Muhammad Ariq Akbar, Sabtu, 30 Agustus 2025.
Aksi tersebut membawa 10 tuntutan utama, di antaranya:
1. Sahkan RUU Perampasan Aset
2. Reformasi sistem penerimaan anggota DPR dan Polri
3. Cabut surat KPI yang membatasi liputan media
4. Cabut hak politik koruptor
5. Desak Kapolri mundur
6. Evaluasi kebijakan MBG
7. Batalkan kenaikan tunjangan DPR
8. Potong gaji anggota DPR yang absen sidang
9. Bebaskan massa aksi yang ditahan
10. Tindak tegas aparat represif terhadap demonstrasi