Dua korban ‘predator seksual’ Zhenhao Zou diperkosa dalam waktu 24 jam

Photo of author

By AdminTekno

Peringatan: Atikel ini mengandung deskripsi kekerasan seksual.

Dua perempuan yang melaporkan kasus pembiusan dan pemerkosaan oleh pelaku kejahatan seksual, Zhenhao Zou, berkata mereka diserang dalam rentang waktu 24 jam.

Perempuan pertama yang mengaku diperkosa Zou bercerita kepada BBC, ia terkejut mengetahui tentang adanya pemerkosaan kedua dan sejak itu merasa bersalah karena tak melaporkan apa yang dia alami lebih awal.

Detektif Kepolisian Metropolitan London yang menyelidiki kejahatan Zou mulanya mempertanyakan apakah kedua perempuan itu orang yang sama. Sebab kedua serangan seksual itu terdengar identik dan terjadi dalam waktu yang sangat berdekatan.

Waktu kejadian itu, Zou nampak percaya diri, kata seorang sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut kepada BBC World Service.

“Sebelumnya dia lolos begitu saja, jadi dia ingin melakukan [serangan] itu lagi dan lagi,” kata mereka.

Zou dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dengan masa hukuman minimal 24 tahun, pada Juni lalu.

Warga negara China ini dihukum karena membius dan memperkosa 10 perempuan—tiga di Inggris dan tujuh di China—antara September 2019 dan Mei 2023.

Semua korban tampaknya warga negara China.

Namun, setelah persidangan, para detektif—yang menggambarkan Zou sebagai salah satu “predator paling produktif” di Inggris—mengatakan mereka khawatir kalau dia mungkin telah melakukan kejahatan serangan seksual terhadap 50 perempuan lainnya.

Sejak persidangan Zou, 24 perempuan telah melapor ke Inggris dan China, termasuk para korban dari kedua serangan tersebut.

Perempuan pertama, yang kami sebut Rachel, berkata dia bertemu Zou untuk minum-minum pada akhir Oktober 2022.

Zou lantas mengantar dia ke vila tepi laut miliknya di Desa Zhupingsha, dekat Kota Dongguan, China.

Di sana, Zou memberinya koktail wiski yang membuatnya sangat pusing hingga dia hampir tidak bisa bergerak. Setelah berbaring di lantai atas untuk memulihkan diri, Zou mmemperkosanya.

Catatan telepon dan pesan yang dibagikan kepada BBC mengungkapkan Rachel mencoba menelepon temannya untuk meminta pertolongan setelah kejadian tersebut, tapi Zou merebut ponselnya dan berbicara langsung dengan temannya itu.

Zou baru mengembalikan ponsel Rachel keesokan sorenya. Dalam serangkaian pesan singkat di aplikasi WeChat, Rachel memberitahu temannya bahwa dia masih di rumah Zou dan bertanya mengapa tak bisa menjemputnya.

Baca juga:

  • ‘Bejat dan pengecut’ – Zhenhao Zou, pemerkosa berantai dengan ‘korban paling banyak’ di Inggris
  • Predator seks berantai Zhenhao Zou divonis 24 tahun penjara di UK

Temannya itu menjelaskan bahwa dia mendengar Rachel berteriak meminta tolong di telepon, namun Zou tidak mau memberitahu alamatnya.

“Teman saya takut kalau dia terus bertanya, dia akan bertindak ekstrem dan menyakiti saya,” ungkap Rachel kepada BBC.

Dia melanjutkan, Zou akhirnya mengantarnya pulang tepat sebelum pukul 14.00. “Pria itu memperlakukan saya seperti mainan,” cetusnya.

Rachel berkata dia tidak melaporkan pemerkosaannya ke polisi di China karena takut lantaran tidak memiliki cukup bukti dan khawatir orang-orang akan mengetahui kejadian itu.

Kami tidak tahu persis apa saja yang terkandung dalam koktail minuman Rachel, tapi ketika polisi Inggris menggerebek apartemen Zou di London, mereka menemukan zat yang disebut butanediol—yang diubah menjadi obat pemerkosaan atau Gamma Hidroksi Butirat (GHB).

Butanediol adalah zat yang dilarang di Inggris, tetapi bisa dengan mudah dibeli tanpa resep di China untuk mengobati insomnia. Harganya hanya US$3 atau setara Rp38.000 per 500ml, menurut temuan BBC.

Zou juga berulang kali mencari informasi daring seputar obat tidur triazolam, yang merupakan zat terlarang di Inggris tetapi tersedia dengan resep di China, berdasarkan bukti yang ditunjukkan dalam persidangan.

Tangkapan layar pesan WeChat yang beredar di antara mantan teman sekelas Zou, dan dilihat oleh BBC, menunjukkan Zou mulai mencari obat tidur dengan resep di China pada Januari 2020.

Ia bertanya kepada seorang temannya di sana apakah dia mengenal seseorang yang telah diresepkan obat tidur tersebut dan bisa “membelinya langsung”.

Korban kedua yang diserang pada hari yang sama di Oktober 2022 disebut sebagai Perempuan D, karena identitasnya tidak diketahui oleh polisi Inggris saat Zou diadili.

Namun, Zou dinyatakan bersalah karena memperkosanya berdasarkan bukti video dari perangkat ponselnya.

Baca juga:

  • Kesaksian korban pemerkosaan berantai di Inggris – 23 perempuan lain membuat laporan terhadap Zhenhao Zou
  • Pengangguran tinggi di China, semakin banyak kaum muda pura-pura bekerja daripada berdiam di rumah

Perempuan D ini menghubungi polisi Inggris tidak lama setelah persidangan Zou berakhir pada Maret 2025, setelah mengetahui tentang hukuman Zou.

Melalui dokumen yang ditunjukkan di persidangan, kami mengetahui Zou bertemu Perempuan D untuk berkencan hanya beberapa jam setelah dia mengantar Rachel pulang.

Zou membius dan memperkosanya, sambil merekam serangan seksual itu.

Dalam pernyataan korban yang dibacakan ketika vonis Zou pada Juni lalu, Perempuan D ini mengatakan dia tidak bisa melarikan diri hingga pukul 04.00 keesokan harinya.

Rachel—korban pertama di akhir Oktober 2022—juga memutuskan melaporkan kasusnya ke Kepolisian Metropolitan pada Maret 2025. Dengan bantuan penerjemah independen, dia mengirimkan pernyataan anonim melalui surat elektronik.

Baca juga:

  • ‘Korut mengirim saya ke luar negeri sebagai pekerja IT demi mendanai rezim’

Menanggapi laporan itu, seorang petugas polisi mencari informasi lebih lanjut tentang identitas Rachel, dan mengatakan “sepertinya kami sudah pernah menghubungi orang ini”.

Selain itu ceritanya terdengar “sangat mirip dengan cerita yang sudah kami terima di periode itu.”

Rachel mengklarifikasi kalau dia tidak pernah melaporkan kasus tersebut ke polisi China atau Inggris.

BBC telah memverifikasi bahwa inisial yang dibagikan oleh Kepolisian Metropolitan dalam korespondensi untuk memeriksa identitas Rachel dengannya, sebenarnya adalah inisial dari Perempuan D.

Zou kuliah di Queen’s University di Belfast sejak 2017, sebelum berangkat ke London pada 2019 untuk menempuh pendidikan magister dan kemudian doktoral di UCL.

Baca juga:

  • China tawarkan subsidi Rp24 juta agar warganya punya anak, bisakah cara ini tingkatkan angka kelahiran?

Kepolisian Metropolitan London masih meminta para korban untuk melapor dan memberitahu kami bahwa penyelidikan mereka terhadap Zou masih berlanjut, termasuk berkoordinasi dengan Crown Prosecution Service terkait potensi tuntutan lebih lanjut.

Inspektur Tariq Farooqi mengatakan: “Skala kejahatannya—yang mencakup dua benua—menjadikannya salah satu pelaku kejahatan seksual paling berbahaya yang pernah diadili oleh Kepolisian Metropolitan”.

Dalam pernyataan korban, Perempuan D bilang dia dihantui mimpi buruk setelah serangan itu dan “tidak bisa sendirian kala gelap”.

Sementara Rachel bilang seandainya dia menelepon polisi keesokan harinya, Perempuan D mungkin tidak akan menjadi korban.

“Saya tahu semua orang akan mengatakan ini salahnya, bukan salah saya, tetapi saya tetap merasa menyesal.”

Sejak vonis Zou dijatuhkan, mantan teman sekolahnya di China mengungkapkan bagaimana dia meminta nasihat mereka tentang merakit kamera mata-mata yang mungkin membantunya merekam kejahatannya. Termasuk sesaat sebelum polisi Inggris pertama kali menangkapnya.

Sejumlah pesan, yang dibagikan kepada BBC, tampaknya menunjukkan Zou meminta nasihat seorang temannya tentang cara membuat kamera mini pada 21 Desember 2023.

Dokumen yang diserahkan ke pengadilan selama persidangan Zou memperlihatkan dia mencari “kamera tersembunyi” dan “kamera alarm elektrik” secara daring pada hari yang sama dan membeli peralatan pemantau di eBay.

Zou kembali mengirim pesan kepada temannya yang sama pada 17 Januari 2024.

Ia pun ditangkap polisi tujuh hari kemudian.

Ketika menggeledah apartemennya di London, polisi menemukan sebuah kamera mata-mata di dalam sebuah kotak bersama kartu memori yang berisi bukti video pemerkosaan yang dilakukannya.

Bantuan dan dukungan terkait kekerasan seksual tersedia di BBC Action Line.

Jika Anda memiliki informasi terkait cerita ini yang ingin dibagikan, silakan hubungi kami.

Anda bisa berbicara dengan jurnalis BBC [email protected] dalam bahasa Mandarin atau Inggris – harap sertakan detail kontak jika Anda bersedia berbicara dengannya.

Leave a Comment