Mengenang Kepergian Sang Ekonom Arief Budimanta

Photo of author

By AdminTekno

Indonesia berduka atas kepergian Arif Budimanta Sebayang, seorang ekonom terkemuka dan mantan Anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Fraksi PDIP, yang wafat pada Sabtu (6/9) dini hari. Kabar duka ini menyelimuti berbagai kalangan yang mengenal kiprah dan pemikiran almarhum selama hidupnya.

Suasana haru menyelimuti rumah duka Arif Budimanta di Rawamangun, Jakarta Timur. Kediaman almarhum dipenuhi oleh deretan karangan bunga sebagai bentuk belasungkawa. Karangan bunga tersebut datang dari berbagai tokoh nasional, keluarga besar, dan kolega mendiang. Beberapa nama besar yang turut menyampaikan duka cita antara lain Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, serta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Semua menunjukkan penghormatan atas dedikasi dan kontribusi almarhum.

Penggagas Indikator Kesejahteraan dalam APBN
Kepergian Arif Budimanta meninggalkan warisan pemikiran yang sangat penting dalam lanskap politik ekonomi Indonesia, terutama melalui konsep “Pancasilanomics” yang ia usung. Ia dikenal luas atas perjuangannya untuk penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tidak semata berorientasi pada pertumbuhan, tetapi juga mengedepankan indikator kesejahteraan masyarakat.

Ekonom Senior Indef sekaligus Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini, menyoroti konsistensi Arif Budimanta dalam memperjuangkan ekonomi berbasis konstitusi. Selama menjabat sebagai anggota DPR pada periode 2009-2014, Arif dan rekan-rekannya aktif menghidupkan “gerakan sunyi” yang mendorong APBN agar lebih berfokus pada kesejahteraan rakyat sebagai tujuan utama. “Indikator kesejahteraan rakyat harus menjadi tujuan utama, bukan sekadar pertumbuhan ekonomi berbasis kebijakan yang liberal,” tegas Didik dalam keterangan resminya pada Sabtu (6/9).

Didik menambahkan bahwa Arif adalah salah satu inisiator kaukus lintas fraksi di parlemen. Kaukus ini secara khusus berupaya memasukkan ukuran kesejahteraan ke dalam kerangka APBN, menunjukkan komitmen kuatnya terhadap keadilan ekonomi. Selain kiprahnya di DPR, Arif Budimanta juga aktif menyumbangkan pemikirannya melalui berbagai tulisan di media nasional. Fokusnya meliputi isu-isu krusial seperti ketimpangan, UMKM, investasi, hingga keberlanjutan pembangunan. Melalui bukunya Pancasilanomics: Ekonomi Pancasila dalam Gerak (2019), ia menawarkan visi ekonomi berbasis Pancasila yang adil, inklusif, dan berdaulat. Ia juga mengkritik pembangunan yang terlalu liberal melalui karyanya Arsitektur Ekonomi Indonesia, sembari menawarkan desain ekonomi yang berlandaskan Pasal 33 UUD 1945. Bagi Didik, wafatnya Arif bukan hanya kehilangan seorang kawan, melainkan juga hilangnya seorang pemikir yang konsisten mengaitkan nilai-nilai Pancasila dan konstitusi ke dalam kebijakan publik.

Anies Kenang Sosok Arif Budimanta
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, turut melayat ke rumah duka Arif Budimanta, menyampaikan penghormatan terakhir. Anies mengenang almarhum sebagai seorang teknokrat berilmu yang senantiasa membawa pengetahuan dalam setiap pengabdiannya. “Kita semua berduka almarhum Arif Budimanta adalah teman, sahabat, yang memiliki rekam jejak aktivitas, aktivisme, sejak masa kuliah. Sejak kuliah di IPB sampai akhir hayatnya, beliau adalah seorang aktivis. Dan beliau seorang yang membawa ilmu di dalam aktivitasnya sejak zaman kuliah,” tutur Anies di rumah duka. Anies menambahkan bahwa pengamatan Arif dalam bidang ekonomi selalu mencerminkan keberpihakan yang kuat terhadap rakyat.

Kata Airlangga soal Kepergian Arif Budimanta
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga turut melayat dan mengungkapkan kedekatannya dengan Arif Budimanta. Ia mengaku telah mengenal Arif sejak almarhum berkiprah di Megawati Institute. “Kalau Pak Arif Budimanta saya kenal sejak beliau di Megawati Institute, jadi sering berdialog. Jadi sudah puluhan tahun, beliau juga di Senayan dan beliau juga di Istana. Jadi interaksi dengan beliau juga banyak,” kata Airlangga. Menurutnya, perhatian Arif banyak tercurah pada isu ekonomi kerakyatan dan ekonomi konstitusi. Airlangga menambahkan, Arif Budimanta bahkan sedang menulis buku yang terkait dengan gairah intelektualnya tersebut. Ia menyimpulkan bahwa Indonesia telah kehilangan sosok penting dengan wafatnya Arif Budimanta.

Mastermind Penanggulangan Kemiskinan
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhadjir Effendy, juga menyatakan rasa kehilangannya yang mendalam atas wafatnya Arif Budimanta. “Jadi saya merasa sangat kehilangan dengan dia. Saya kira bukan hanya saya, bukan hanya Muhammadiyah, tapi juga bangsa Indonesia,” ujar Muhadjir usai menghadiri pemakaman Arif di TPU Layur Rawamangun, Jakarta Timur, pada Sabtu (6/9). Muhadjir menuturkan bahwa pemikiran-pemikiran Arif telah banyak memengaruhi situasi politik dan ekonomi Indonesia. Lebih lanjut, Muhadjir menjelaskan bahwa saat dirinya menjabat sebagai Menko PMK di masa kepemimpinan Presiden Jokowi, ia banyak bekerja sama dengan Arif, khususnya dalam program pengentasan kemiskinan ekstrem. “Dia adalah mastermind-nya untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem,” terang Muhadjir, menggarisbawahi peran krusial almarhum dalam upaya vital tersebut.

Leave a Comment