SMA Negeri 1 (Smansa) Bandung menggelar doa bersama usai menang dalam proses banding sengketa lahan. Lahan sekolah ini sebelumnya bersengketa dengan Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK).
Doa bersama dilakukan setelah melaksanakan upacara bendera pada Senin (8/9). Seluruh siswa dan tenaga pendidikan turut hadir dalam doa bersama tersebut.
“Bentuk syukur gitu ya atas keberhasilan ini. Kami berdoa bersama lalu memberikan edukasi kepada anak-anak agar tidak euforianya seperti apa, agar lebih tepat,” kata Kepala SMAN 1 Bandung, Tuti Kurniawati, Senin (8/9).
Tuti mengatakan, dirinya terharu dan sangat lega atas hasil keputusan tersebut. Pihak sekolah dan tim advokasi sudah memperjuangkan haknya selama kurang lebih 8 bulan terakhir.
“Artinya kita ini hampir 8 bulan ya, 8 bulan lebih kita berjuang,” ucap Tuti.
Meskipun 8 bulan berada dalam sengketa, kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap terlaksana dengan normal. Tidak ada dampak langsung yang mengganggu pelajaran.
“Paling memang secara psikologis ada, anak-anak ‘ibu gimana kalau kalah?’, ‘kita pindah ke mana?’, khawatir telantar,” ujar Tuti.
Tuti berharap segeranya putusan inkrah sehingga kegiatan sekolah bisa tetap berjalan di Jalan Ir.H Juanda No 93 itu.
“Karena ini adalah untuk kepentingan rakyat, untuk kepentingan masyarakat luas dan untuk generasi yang akan datang, yang mana sebagai tempat pendidikan SMA Negeri 1 Bandung,” ucap Tuti.
Tuti juga berpesan kepada para siswa untuk tidak berlebihan dalam euforia. Ia mengingatkan para siswa untuk bersyukur atas keputusan yang telah ada.
“Tidak harus bagaimana karena selain belum final, tapi kita juga tetap mencerminkan sebagai seorang pelajar. Bersyukur aja udah lebih dari cukup,” kata Tuti.