Wakil Ketua MPR, Eddy Soeparno, menekankan pentingnya kepemimpinan global Indonesia dalam mencegah dampak krisis iklim. Hal ini disampaikannya saat memberikan pembekalan kepada 60 delegasi dari seluruh Indonesia yang terpilih untuk mengikuti simulasi Model United Nations (MUN) di berbagai forum internasional, termasuk Conference of Parties (COP), di bawah naungan Rumah Kebangsaan Arifin Panigoro.
Eddy Soeparno meyakini Indonesia dapat memainkan peran kunci dalam memimpin inisiatif transisi energi dan pembangunan hijau yang berkeadilan bagi negara berkembang. Ia melihat Indonesia sebagai jembatan pemersatu berbagai negara, memfasilitasi aksi kolektif dalam menghadapi tantangan global seperti kemiskinan, terorisme, dan khususnya, krisis iklim. “Indonesia bisa menjadi jembatan persatuan dari berbagai negara dari timur maupun barat untuk mempersiapkan aksi kolektif menghadapi tantangan global, seperti kemiskinan, terorisme, dan tentu juga menghadapi ancaman krisis iklim,” tegas Eddy dalam keterangannya, Senin (8/9).
Menurut Eddy, peluang Indonesia untuk menjadi climate leader sangat terbuka, didukung oleh penerimaan luas Presiden Prabowo Subianto di dunia internasional. Kehadiran aktif Presiden Prabowo di berbagai forum internasional, dengan strategi diplomasi yang efektif, telah meningkatkan peran Indonesia di kancah internasional, baik di negara-negara BRICS maupun G20. “Presiden Prabowo secara aktif hadir di berbagai forum internasional dengan berbagai strategi diplomasi yang membuat posisi Indonesia semakin diperhitungkan di kancah internasional baik oleh negara-negara BRICS maupun G20,” papar Eddy.
Ia pun mengajak generasi muda, khususnya calon diplomat, untuk mendukung kepemimpinan Indonesia dalam inisiatif global mencegah dampak perubahan iklim. “Ayo dukung Indonesia memimpin inisiatif global mencegah dampak perubahan iklim. Indonesia mampu, bisa dan layak memimpin inisiatif ini,” ajak Eddy, sembari menekankan pentingnya aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim yang semakin nyata.
Waketum PAN ini juga menyoroti dampak signifikan kenaikan suhu global. “Kenaikan 1,5 derajat dapat mengakibatkan kerusakan 70 persen terumbu karang. Sementara kenaikan suhu sampai dua derajat Celcius bahkan bisa mengakibatkan kerusakan 99 persen terumbu karang,” ungkap Eddy, mengungkapkan urgensi kolaborasi lintas generasi untuk mencegah dampak krisis iklim dan menjaga lingkungan. Ini merupakan waktu yang tepat untuk membangun sinergi demi masa depan bumi yang lebih baik.
Ringkasan
Eddy Soeparno, Wakil Ketua MPR, mendorong kepemimpinan Indonesia dalam mengatasi krisis iklim global. Ia menekankan peran Indonesia sebagai jembatan pemersatu negara-negara dalam aksi kolektif menghadapi tantangan global, termasuk perubahan iklim. Indonesia dinilai memiliki potensi besar menjadi pemimpin transisi energi dan pembangunan hijau yang adil bagi negara berkembang, didukung oleh peran aktif Presiden Prabowo Subianto di forum internasional.
Soeparno mengajak generasi muda untuk mendukung kepemimpinan Indonesia dalam mencegah dampak perubahan iklim. Ia menyoroti dampak serius kenaikan suhu global terhadap lingkungan, khususnya terumbu karang, dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi untuk aksi nyata dalam menjaga lingkungan dan masa depan bumi. Indonesia dinilai memiliki kapasitas untuk memimpin inisiatif global dalam menghadapi krisis iklim.