Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan tren pelemahannya, berpotensi menguji level support krusial di rentang 7.630–7.650 dalam perdagangan yang diproyeksikan pada Selasa (9/9). Penurunan ini menyusul kinerja sebelumnya di hari Senin (8/9), di mana IHSG ditutup anjlok 1,28 persen, mengakhiri sesi pada level 7.766,85. Kondisi ini tentunya menarik perhatian para investor yang tengah mencermati arah pasar saham.
Menurut analisis dari Phintraco Sekuritas, gejolak IHSG ini tak lepas dari kuatnya sentimen politik domestik yang berkembang. Isu mengenai reshuffle kabinet, khususnya potensi pergantian Menteri Keuangan (Menkeu), memicu kekhawatiran serius di kalangan investor. Kecemasan terhadap ketidakpastian arah kebijakan ekonomi di masa mendatang menyebabkan tekanan jual yang signifikan, terutama menghantam sektor saham perbankan yang menjadi tulang punggung pasar modal.
Dari perspektif analisis teknikal, Phintraco Sekuritas menyoroti beberapa indikator penting. Terlihat adanya pelebaran negative slope pada indikator MACD, ditambah dengan potensi terbentuknya Death Cross pada Stochastic RSI di area pivot. Sinyal-sinyal ini mengindikasikan tekanan jual yang berkelanjutan. Lebih lanjut, IHSG juga terbukti gagal mempertahankan posisinya di atas level MA20 yang berada di kisaran 7.842, memperkuat sinyal koreksi jangka pendek.
Menegaskan pandangannya, Phintraco Sekuritas dalam riset terbarunya pada Selasa (9/9) menyatakan, “Dalam jangka pendek, IHSG berpotensi besar melanjutkan koreksi dan akan menguji level support pada kisaran 7.630–7.650.” Ini menjadi perhatian utama bagi pelaku pasar.
Beralih ke sektor ekonomi makro, data terbaru menunjukkan bahwa cadangan devisa Indonesia per Agustus 2025 mengalami penurunan signifikan. Angka tersebut tercatat USD 150,7 miliar, merosot dari posisi USD 152 miliar pada bulan Juli, menandai level terendah dalam sembilan bulan terakhir. Meskipun demikian, penurunan ini tetap perlu dicermati, meskipun masih berada dalam batas aman.
Walaupun mengalami penurunan, kondisi cadangan devisa Indonesia masih terbilang solid, sebab nilai tersebut cukup untuk membiayai 6,3 bulan impor. Hal ini memberikan sedikit optimisme di tengah tantangan. Di sisi lain, ada kabar positif dari sektor otomotif: penjualan sepeda motor menunjukkan pertumbuhan 0,7 persen secara tahunan (year-on-year) pada Agustus, rebound setelah mengalami penurunan 2 persen di bulan Juli. Data ini mengindikasikan adanya perbaikan daya beli konsumen.
Di tengah dinamika pasar saham, Phintraco Sekuritas juga memberikan rekomendasi saham pilihan yang patut dicermati pada perdagangan Selasa (9/9). Saham-saham tersebut meliputi HMPS, ASII, GGRM, BSDE, dan SIDO, yang dinilai memiliki potensi menarik di tengah fluktuasi IHSG.
Bergeser ke pandangan lain, MNC Sekuritas menawarkan perspektif berbeda mengenai pergerakan IHSG. Analis mereka mengidentifikasi bahwa kondisi pasar saat ini masih bergerak dalam dua skenario utama, memberikan gambaran potensi arah yang beragam.
Dalam skenario terburuk menurut analisis teknikal mereka, IHSG diyakini telah menyelesaikan wave [b] dari wave 2 atau wave 4. Implikasi dari kondisi ini adalah IHSG sangat rawan untuk terkoreksi lebih dalam, membentuk wave [c] menuju rentang level 7.233–7.534. Ini menjadi peringatan bagi investor untuk bersiap menghadapi kemungkinan tekanan jual yang lebih besar.
Sebaliknya, pada skenario terbaik, MNC Sekuritas memprediksi bahwa koreksi IHSG hanya bersifat temporer atau jangka pendek. Setelah menguji level 7.695–7.741, IHSG berpeluang besar untuk kembali menguat, menargetkan area 8.008–8.102. Untuk panduan perdagangan, MNC Sekuritas menetapkan level support IHSG di 7.680–7.547 dan level resistance di 7.943–8.008, memberikan titik acuan penting bagi para trader dan investor.
Dalam daftar rekomendasi sahamnya, MNC Sekuritas menyarankan beberapa emiten untuk dicermati pada perdagangan Selasa (9/9). Saham-saham tersebut meliputi ARCI, BRPT, ICBP, dan TINS. Pemilihan saham-saham ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi di tengah volatilitas pasar.
Disclaimer: Perlu diingat bahwa setiap keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan dan pertimbangan pribadi pembaca. Artikel ini disajikan semata-mata sebagai informasi dan analisis pasar, dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan atau rekomendasi untuk membeli, menahan, maupun menjual produk investasi tertentu.