Pada hari Selasa (9/9), suasana duka menyelimuti Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, saat Menteri Luar Negeri Sugiono secara langsung menyambut kedatangan jenazah Zetro Leonardo Purba, seorang staf diplomatik KBRI Lima, Peru. Kedatangan jenazah ini menandai akhir perjalanan tragis seorang diplomat muda yang diduga tewas akibat penembakan pembunuh bayaran di dekat apartemennya, di distrik Lince, Lima.
“Pada sore hari ini, kami menyambut kedatangan jenazah Saudara Zetro. Kita semua, keluarga besar Kementerian Luar Negeri, merasa sangat berduka dan kehilangan yang mendalam atas kejadian ini,” ungkap Menteri Luar Negeri Sugiono dengan nada pilu. Beliau menyampaikan rasa duka cita yang mendalam, mendoakan almarhum agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan menghadapi cobaan berat ini.
Jenazah Zetro Leonardo Purba tiba di tanah air tepat pukul 17.58 WIB, diterbangkan dengan pesawat KLM Royal Dutch Airlines KL809 yang menempuh rute Kuala Lumpur–Jakarta. Setibanya di bandara, peti jenazah kemudian dibawa menuju Human Remains Terminal Lounge (HRTL) untuk menjalani prosesi serah terima yang khidmat. Setelah prosesi tersebut rampung, jenazah diberangkatkan menggunakan ambulans khusus milik Kementerian Luar Negeri menuju Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, untuk disemayamkan.
Pembunuh Bayaran
Penyelidikan mendalam yang dilakukan oleh Kepolisian Peru mengarah pada dugaan kuat bahwa kematian pegawai Kementerian Luar Negeri, Zetro Leonardo Purba, merupakan ulah pembunuh bayaran. Insiden tragis yang terjadi di dekat apartemennya di Lima ini mengejutkan banyak pihak. Media lokal Peru, seperti La Republica, melaporkan perkembangan terbaru investigasi yang mengungkap kemungkinan keterlibatan seseorang yang dikenal dengan nama panggilan ‘El Chino’.
“Seseorang dengan nama panggilan ‘El Chino’ kemungkinan besar terlibat dalam kematian Zetro,” terang seorang sumber kepolisian yang dekat dengan penyelidikan kasus tersebut, sebagaimana dikutip dari La Republica pada Kamis (4/9). Berdasarkan catatan kepolisian, sosok misterius ‘El Chino’ ini diidentifikasi sebagai ketua geng kejahatan bernama ‘One Family’. Geng tersebut dikenal luas karena aktivitas kriminalnya yang mencakup eksploitasi seksual, pemerasan, dan juga jasa pembunuh bayaran, menambah kompleksitas kasus ini.
Penembakan Zetro Purba di Peru
Berdasarkan laporan detail dari televisi lokal, Panamerica Television, tragedi yang merenggut nyawa Zetro Leonardo Purba terjadi saat ia sedang bersepeda santai bersama istrinya. Di dekat apartemen mereka di distrik Lince, Lima, Peru, ia dicegat oleh orang tak dikenal. Tanpa peringatan, pelaku melepaskan tiga kali tembakan. Salah satu tembakan tersebut mengenai bagian kepala Zetro yang berakibat fatal.
Setelah penembakan brutal itu, Zetro segera dilarikan ke Klinik Javier Prado, namun nyawanya tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia. Informasi yang diterima oleh kepolisian setempat mengungkapkan bahwa Zetro baru sekitar lima bulan bertugas dan tinggal di Peru, sebelum akhirnya menghadapi takdir tragis ini.
Ringkasan
Menteri Luar Negeri Sugiono menyambut kedatangan jenazah Zetro Leonardo Purba, seorang staf diplomatik KBRI Lima, di Bandara Soekarno-Hatta. Zetro diduga tewas akibat penembakan oleh pembunuh bayaran di dekat apartemennya di Lima, Peru. Menlu Sugiono menyampaikan rasa duka cita mendalam atas kejadian ini.
Jenazah Zetro tiba dengan pesawat KLM dan dibawa ke Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto. Kepolisian Peru menduga keterlibatan ‘El Chino’, ketua geng kejahatan ‘One Family’, dalam kasus ini. Zetro ditembak saat bersepeda dengan istrinya di distrik Lince dan meninggal di klinik setelah kejadian.