Pulau Bali menghadapi bencana banjir dan tanah longsor yang meluas, menyebabkan kerugian jiwa dan infrastruktur. Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat setidaknya 123 titik banjir di seluruh Bali pada hari Rabu (10/9), berdampak pada sejumlah wilayah secara signifikan.
Tragedi ini menelan korban jiwa, dengan total 9 warga meninggal dunia. Selain itu, 6 orang lainnya masih dinyatakan hilang, dan sebanyak 87 warga terpaksa mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman. Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Ariasandy, mengonfirmasi angka-angka tersebut, merinci sebaran korban jiwa: 4 di Kota Denpasar, 2 di Kabupaten Gianyar, 2 di Kabupaten Jembrana, dan 1 di Kabupaten Badung.
Berikut adalah daftar korban jiwa yang telah teridentifikasi:
- Kota Denpasar: Nadira (perempuan, 48 tahun), Rio Saputra (laki-laki, 20 tahun), Ni Wayan Lenyod (perempuan, usia belum diketahui), dan seorang perempuan yang belum diketahui identitasnya.
- Kabupaten Gianyar: Ni Made Latif (perempuan, 70 tahun), Ni Made Rupet (perempuan, 87 tahun).
- Kabupaten Jembrana: Komang Oka Sudiastawa (laki-laki, 34 tahun), dan Nita Ulama (perempuan, 23 tahun).
- Kabupaten Badung: Endang Cafyaning Ayu (perempuan, 42 tahun).
Sementara itu, upaya pencarian terus dilakukan untuk menemukan 6 korban yang masih hilang. Identitas mereka adalah sebagai berikut:
- Made Suwitri (perempuan, 43 tahun).
- Tasnim (perempuan, 54 tahun).
- Farwa Husein Jenis (laki-laki, 32 tahun).
- Maimunah (perempuan).
- Ni Ketut Merta (perempuan).
- Ni Nyoman Sari (perempuan).
Pemerintah daerah dan berbagai instansi terkait segera merespons dampak bencana ini. Lokasi-lokasi pengungsian telah disiapkan untuk menampung warga terdampak, terutama di Kota Denpasar yang menjadi salah satu wilayah paling parah. Titik pengungsian di Denpasar berlokasi di Banjar Toh Pati Kesiman, Sasana Tarung Drajat Kertalanggu, dan SDN 25 Pemecutan Kaja.
Kombes Ariasandy menambahkan bahwa operasi lapangan saat ini difokuskan pada berbagai aspek penanganan darurat. Ini mencakup evakuasi warga yang masih terjebak, pembersihan daerah-daerah yang airnya sudah mulai surut, serta koordinasi intensif antarinstansi. BPBD kabupaten/kota, Tagana, Basarnas, PMI, Damkar, DKLH, Dinas PUPR, Dinkes, dan instansi terkait lainnya bahu-membahu dalam upaya pemulihan dan penanganan pascabencana di Bali.
Sejumlah wilayah di Bali mengalami dampak yang signifikan akibat bencana ini. Berikut adalah rincian sebaran titik bencana:
Lokasi Titik Banjir:
- 81 titik di Kota Denpasar.
- 14 titik di Kabupaten Gianyar.
- 8 titik di Kabupaten Tabanan.
- 4 titik di Kabupaten Karangasem.
- 4 titik di Kabupaten Jembrana.
- 12 titik di Kabupaten Badung.
Insiden Tanah Longsor:
- 5 titik di Kabupaten Gianyar.
- 12 titik di Kabupaten Karangasem.
- 1 titik di Kabupaten Badung.
Bangunan Roboh/Jebol:
- 2 titik di Kabupaten Gianyar.
- 2 titik di Kabupaten Badung.
- 11 titik di Kabupaten Karangasem.
- 1 titik di Kota Denpasar.
Jembatan Jebol/Ruas Jalan Rusak:
- 1 titik di Kabupaten Gianyar.
- 2 titik di Kabupaten Karangasem.
Pemerintah daerah terus memantau situasi dan berupaya maksimal untuk memastikan keselamatan warga serta mempercepat pemulihan infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Bali.
Ringkasan
Banjir dan tanah longsor melanda Bali, menyebabkan 123 titik banjir dan mengakibatkan 9 orang meninggal dunia serta 6 lainnya hilang. Bencana ini berdampak signifikan di berbagai wilayah, termasuk Denpasar, Gianyar, Jembrana, dan Badung, memaksa 87 warga mengungsi.
Upaya pencarian korban hilang terus dilakukan, sementara pemerintah daerah dan instansi terkait fokus pada evakuasi, pembersihan area terdampak, dan koordinasi bantuan. Bantuan dan tempat pengungsian telah disiapkan, terutama di Denpasar yang menjadi salah satu wilayah terparah.