JAKARTA – Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, secara tegas menginstruksikan seluruh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk memastikan bahwa setiap bantuan pertanian dari pemerintah pusat diprioritaskan bagi petani yang benar-benar membutuhkan. Penekanan khusus diberikan kepada petani gurem, berpendapatan rendah, serta mereka yang masih bergulat dalam keterbatasan ekonomi dan memerlukan uluran tangan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Sebagai ujung tombak keberhasilan program pertanian di lapangan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menekankan pentingnya integritas para penyuluh. Mereka diamanatkan untuk menjaga amanah, bekerja tanpa pamrih, dan memastikan setiap penyaluran bantuan tidak melenceng atau salah sasaran, melainkan tepat pada sasaran yang telah ditentukan.
“Tolong seluruh PPL perhatikan baik-baik. Semua bantuan harus diprioritaskan untuk petani miskin, petani yang kesulitan, dan petani gurem. Saya ulangi, prioritaskan Saudara-Saudara yang benar-benar membutuhkan,” tegas Mentan Amran saat berbicara dalam Apel Nasional Penyuluh Pertanian pada Kamis (20/11), menggarisbawahi komitmen pemerintah terhadap petani pra-sejahtera.
Kementan Dorong Penyuluh Pertanian Aktif Menangkal Hoaks
“Bantuan dari pusat harus diarahkan kepada petani yang masih sulit bertahan. Jangan sebaliknya, jangan sampai petani yang sudah punya traktor mendapatkan bantuan traktor lagi. Utamakan mereka yang kecil, yang lemah, dan yang sangat membutuhkan,” imbuh Mentan Amran, menekankan keadilan dan pemerataan dalam distribusi bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
Pemerintah, kata Amran Sulaiman, terus gencar mempercepat implementasi berbagai program strategis pertanian, termasuk peningkatan produksi, perluasan areal tanam, penyaluran bantuan sarana produksi (saprodi), hingga penguatan Alsintan. Namun, ia kembali mengingatkan bahwa seluruh kebijakan ini hanya akan memberikan dampak nyata jika PPL hadir secara aktif dan intens mendampingi petani di lapangan.
“Semua program pertanian ini tidak ada artinya kalau penyuluh tidak turun langsung. Kalian adalah perpanjangan tangan pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, di lapangan. Keberhasilan program pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani sangat ditentukan oleh integritas dan kecepatan respons para PPL dalam setiap aksi di lapangan,” tutur Mentan Amran, menggarisbawahi peran vital PPL.
Untuk mencapai efektivitas maksimal, Menteri Pertanian juga meminta para penyuluh untuk terus meningkatkan kualitas pendampingan, memperbaiki tata kelola pendataan petani, serta memastikan bahwa seluruh proses pengusulan bantuan dilakukan secara transparan dan benar-benar berbasis pada kebutuhan riil petani.
Jelaskan Hilirisasi Peternakan, Mentan Amran: BUMN di Hulu, Rakyat di Hilir
Menurut Mentan Amran, pendataan yang akurat dan tepat merupakan fondasi utama agar setiap kebijakan dan bantuan pertanian yang disalurkan tidak salah sasaran, sehingga manfaatnya dapat dirasakan optimal oleh petani.
“Kalau datanya salah, bantuannya pasti salah. Jadi, tolong pastikan data kelompok, kebutuhan alat, dan kondisi petani benar-benar akurat. Kita ingin bantuan jatuh ke tangan yang tepat,” ujarnya, menegaskan kembali pentingnya validitas data petani.
Selain itu, Mentan Amran turut menyoroti urgensi kesiapsiagaan para penyuluh dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang kian nyata, seperti risiko gagal tanam, kekeringan berkepanjangan, hingga serangan hama yang dapat mengancam produksi pangan.
Pasang Badan untuk Petani, Mentan: Aku Terdepan Lawan Mafia Pangan
Oleh karena itu, ia meminta PPL untuk terus aktif memberikan edukasi mengenai teknik budidaya adaptif serta pendampingan yang efektif guna memperkuat ketahanan petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
“Contohnya, jika terjadi banjir, segera laporkan. Jika ada serangan hama, laporkan juga dengan cepat. Dengan begitu, pusat bisa segera memberikan respons dan kebijakan yang tepat. Dari pusat akan datang bantuan, tetapi daerah juga harus cepat menyampaikan persoalan-persoalan di lapangan yang sulit diselesaikan. Semua masalah yang tidak mampu ditangani di daerah harus segera dilaporkan ke pusat agar dapat ditindaklanjuti,” imbuhnya, menekankan pentingnya komunikasi dua arah yang cepat antara lapangan dan pusat untuk menjaga stabilitas produksi pangan.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian Amran Sulaiman turut menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh PPL atas dedikasi mereka dalam memastikan kenaikan produksi pangan nasional. Ia menegaskan bahwa capaian peningkatan produksi pangan tidak terlepas dari kerja keras para petani serta pendampingan aktif yang tak kenal lelah dari para penyuluh di lapangan.
Berkat sinergi ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional sepanjang Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, atau naik signifikan 4,15 juta ton dibandingkan periode 2024, berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) per Oktober 2025. Lebih lanjut, stok Bulog pada Juni 2025 juga tercatat mencapai 4,2 juta ton, sebuah angka yang menunjukkan kekuatan dan stabilitas pasokan pangan nasional.
“Saya minta PPL tolong sampaikan informasi kebijakan-kebijakan pusat seperti kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET), harga pupuk yang turun 20 persen, dan kebijakan penting lainnya dengan cepat kepada petani di seluruh Indonesia,” pinta Mentan Amran. “Masih banyak petani yang belum tahu kebijakan terbaru, jadi, saya minta informasi penting agar benar-benar sampai ke tingkat paling bawah, sehingga petani bisa mengetahui dan bisa segera melaporkan jika ada ketidaksesuaian di lapangan,” imbuhnya, menekankan pentingnya komunikasi efektif untuk menjamin transparansi program pertanian.
Antusiasme yang tinggi terlihat pada Apel Nasional Penyuluh Pertanian tersebut, yang dilaporkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti.
Kegiatan akbar ini diperkirakan dihadiri oleh sekitar 45.000 peserta dari berbagai unsur strategis pertanian, meliputi para penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia, petani, petani milenial, Brigade Pangan, BRMP, serta seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian.
Idha Widi Arsanti menegaskan bahwa para penyuluh, yang kini berada di bawah naungan Kementan, telah bersatu sebagai satu tim besar yang solid untuk menggerakkan dan mewujudkan cita-cita swasembada pangan nasional. Mereka juga dilaporkan sangat aktif dalam memberikan laporan pendampingan di lapangan, mulai dari data Luas Tambah Tanam (LTT), luas panen, hingga fluktuasi harga gabah, harga jagung, dan komoditas pertanian lainnya, memastikan informasi yang akurat dan terkini.