Tragis! Banjir Sumatera: 604 Meninggal, Ratusan Ribu Mengungsi

Photo of author

By AdminTekno

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengumumkan pembaruan data terkini pada Senin (1/12/2025) pukul 17.00 WIB, menyatakan bahwa total korban jiwa akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Sumatera kini telah menewaskan 604 orang. Selain itu, sebanyak 468 jiwa lainnya masih dinyatakan hilang dan terus dalam pencarian.

Rincian tragis tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, di Jakarta pada Selasa (2/12/2025). Sumatera Utara menjadi provinsi dengan jumlah korban meninggal terbanyak, mencapai 283 jiwa, dengan 173 orang masih hilang. Di Aceh, 156 jiwa meninggal dunia dan 181 orang belum ditemukan. Sementara itu, di Sumatera Barat tercatat 165 jiwa meninggal dunia, dan 114 orang masih dalam upaya pencarian.

Tim gabungan yang terdiri dari BNPB, TNI, Polri, Basarnas, kementerian dan lembaga terkait, serta pemerintah daerah, terus bersinergi dalam upaya penanganan bencana ini. Prioritas utama mereka adalah mempercepat operasi pencarian dan pertolongan korban, memastikan penyaluran logistik yang efektif, serta membuka kembali akses jalan di wilayah-wilayah terdampak.

Di Sumatera Utara, ribuan pengungsi tersebar di berbagai lokasi, termasuk 15.765 jiwa di Tapanuli Utara, 2.111 jiwa di Tapanuli Tengah, 1.505 jiwa di Tapanuli Selatan, 4.456 jiwa di Kota Sibolga, 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan, dan 7.194 jiwa di Mandailing Natal. Pemerintah terus berupaya keras untuk membuka akses darat di sejumlah kabupaten yang masih terputus. Salah satu jalur krusial yang berhasil dibuka adalah Tarutung-Padangsidimpuan, berkat sinergi dan dukungan dari Dinas Pekerjaan Umum, TNI, dan Polri.

Selain itu, pembukaan akses jalan juga berhasil dilakukan pada jalur Tarutung–Sibolga. Langkah ini memberikan dampak yang sangat signifikan bagi masyarakat serta lintas sektor kementerian dan lembaga dalam penanganan darurat. Pengiriman logistik tahap pertama untuk Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan telah mencapai 100 persen. Namun, penyaluran bantuan menuju Mandailing Natal, Kota Gunungsitoli, dan Nias Selatan masih menghadapi kendala akses darat yang parah.

Untuk mengatasi tantangan ini, pengiriman udara terus dilakukan menggunakan tiga helikopter milik BNPB dan TNI AD. Distribusi melalui udara ini mencakup sembako, peralatan dapur, BBM, genset, serta perangkat komunikasi berbasis satelit seperti Starlink. Beberapa sorti udara secara khusus ditujukan ke wilayah-wilayah yang masih terisolasi, seperti Sopotinjak dan Muara Siabu. BNPB juga mengerahkan 20 personel di Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, sementara dukungan dari TNI/Polri mencapai lebih dari 500 personel di Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal. Bantuan logistik berupa permakanan dan non-permakanan juga terus disalurkan ke kabupaten/kota terdampak. Presiden Prabowo Subianto juga turut mengulurkan bantuan berupa 33 unit alat komunikasi, 33 unit genset, 14 unit LCR, 750 dus mie instan, dan 129 unit tenda, yang kini telah didistribusikan ke wilayah terdampak.

Bergeser ke Aceh, peningkatan jumlah korban hilang disebabkan oleh adanya laporan tambahan dari masyarakat. Jumlah pengungsi di provinsi ini mencapai 479.300 jiwa yang tersebar di berbagai kabupaten/kota, dengan konsentrasi tertinggi di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 107.305 jiwa. Abdul Muhari menyebutkan bahwa hampir seluruh jalur utama di Provinsi Aceh terputus secara total. Meski demikian, terdapat jalur alternatif melalui Jembatan Gantung Awe Geutah dengan akses terbatas. Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR terus mempercepat upaya perbaikan infrastruktur vital tersebut. BNPB juga mengaktifkan perangkat komunikasi darurat Starlink di Aceh Timur, Aceh Utara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Lhokseumawe, Bireuen, dan Aceh Tamiang, dengan mobilisasi perangkat untuk wilayah lain yang masih berlangsung.

Pada Senin, BNPB mendistribusikan bantuan logistik melalui jalur laut menuju Kota Lhokseumawe. Distribusi udara juga dilaksanakan untuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau seperti Gayo Lues, Aceh Tamiang, dan Lhokseumawe. Selain itu, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah dijalankan menggunakan pesawat Cessna Caravan. Satu unit Cessna 208B Caravan PK-SNP telah melakukan tiga sorti dengan total bahan semai sebanyak 1.000 kg NaCl dan 2.000 kg CaO.

Di Provinsi Sumatera Barat, total pengungsi mencapai 18.624 Kepala Keluarga atau setara dengan 122.683 jiwa, dengan jumlah tertinggi tercatat di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Tanah Datar. BNPB bersama TNI dan Basarnas telah mengirimkan bantuan seberat 4 ton menuju Kabupaten Solok, Agam, dan Pasaman Barat pada Senin. Bantuan yang diberikan mencakup makanan kemasan, beras, air mineral, bahan baku makanan, kasur, dan obat-obatan esensial. Pengiriman melalui jalur laut juga dilakukan menuju Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, yang masih terisolasi akibat akses jalan yang tertutup.

BNPB bersama pemangku kepentingan terkait terus bekerja keras secara maksimal untuk mempercepat pencarian korban, pembukaan akses vital, pemulihan layanan dasar, serta pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Pembaruan informasi terkait penanganan bencana ini akan terus disampaikan secara berkala kepada publik.

Warga membawa bantuan yang didistribusikan dari Helikopter Caracal Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja di daerah terisolir akibat bencana di Nagari Tiku V Jorong, Agam, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). – (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Daftar Isi

Ringkasan

Banjir dan tanah longsor di Sumatera telah menelan 604 korban jiwa, dengan 468 orang masih hilang. Sumatera Utara menjadi provinsi dengan korban meninggal terbanyak (283 jiwa), diikuti Aceh (156 jiwa) dan Sumatera Barat (165 jiwa). Tim gabungan dari BNPB, TNI, Polri, Basarnas, dan pemerintah daerah terus berupaya melakukan pencarian, pertolongan, dan penyaluran logistik, terutama di wilayah-wilayah yang terisolasi.

Ratusan ribu warga mengungsi di berbagai wilayah terdampak. Kendala utama adalah akses jalan yang terputus, sehingga pengiriman bantuan dilakukan melalui jalur darat, laut, dan udara. Pemerintah berupaya membuka kembali akses jalan dan mendistribusikan bantuan berupa makanan, obat-obatan, dan peralatan komunikasi, serta melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan.

Leave a Comment