Seorang pria asal Langkat, Sumatera Utara, yang sebelumnya sempat menggemparkan publik dengan klaim pemerasan oleh oknum TNI melalui sebuah video viral, kini telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Klarifikasi ini menjadi penutup dari kontroversi yang menyebar luas di media sosial.
Melalui rekaman video yang diterima kumparan pada Rabu (3/12), pria tersebut dengan tegas mengakui bahwa unggahan yang ia buat pada Senin (1/12) berisi pernyataan yang keliru terkait institusi TNI. “Saya ingin mengklarifikasi benar bahwasanya saya mengunggah video pada tanggal 1 hari Senin mengatakan bahwasanya saya salah berbicara terhadap instansi TNI,” ujarnya dalam video tersebut.
Ia menambahkan, permintaan maaf ini disampaikan secara sadar, tanpa sedikit pun tekanan dari pihak mana pun, melainkan tulus dari lubuk hatinya. “Saya ingin meminta maaf seterusnya tanpa paksaan Instansi TNI setulus-tulus dari hati saya, karena saya terdapat komunikasi di dalam grup saya di dalam relawan bantuan itu,” jelasnya, menyoroti adanya miskomunikasi di lingkaran relawan bantuan yang turut melatarbelakangi insiden tersebut. Ia kembali menegaskan penyesalan mendalam atas pernyataan yang telah ia sampaikan sebelumnya, sebelum menutup klarifikasinya.
Sebelumnya, pria itu mengunggah video yang menuduh dirinya menjadi korban pemerasan oknum TNI saat berupaya mendapatkan bantuan logistik untuk korban banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara. Dalam pengakuannya, ia sempat bernegosiasi terkait permintaan uang, meski akhirnya kesepakatan batal. Video yang juga sempat menyinggung dugaan pemerasan oleh oknum DPR—walaupun sosoknya tidak dijelaskan—kemudian menjadi viral sebelum akhirnya tidak lagi dapat diakses publik.
Menanggapi tudingan yang beredar, Mabes TNI melalui Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah, pada Selasa (2/12), langsung merespons dengan menyatakan bahwa informasi dalam video tersebut tidak benar. Freddy menekankan pentingnya bukti konkret, bukan sekadar pengakuan. “Mohon jangan sekadar pengakuan saja, lalu diupload dengan motivasi dan tujuan yang tidak jelas juga,” tegasnya, menyoroti potensi penyalahgunaan platform media sosial.
Freddy lebih lanjut menegaskan bahwa setiap laporan atau pengaduan harus dilengkapi dengan bukti dan keterangan yang jelas agar dapat ditindaklanjuti secara akurat. “Apabila ada pengaduan mohon disertai dengan bukti dan keterangan yang jelas, agar bisa dilakukan pengecekan kepada satuan maupun prajurit yang dimaksud,” tambahnya. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan tindakan provokatif atau menyebarkan informasi yang dapat memperkeruh keadaan.
Pada akhirnya, Mabes TNI memastikan komitmennya untuk menindak tegas setiap prajurit yang terbukti melakukan pelanggaran. “Komitmen TNI jelas akan menindak tegas setiap bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh prajuritnya,” pungkas Freddy, menegaskan integritas institusi dalam menjaga profesionalisme dan disiplin anggotanya.