Ringkasan Berita:
- Berikut ini sederet fakta Kepala Desa Bonder, Selamat Riadi, yang viral karena mandi lumpur.
- Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kondisi jalan yang rusak.
- Jalur tersebut diketahui merupakan akses wisata yang rawan kecelakaan.
Kita Tekno – – Berikut sejumlah fakta terkait Kepala Desa Bonder, Selamat Riadi alias Rebe, yang menjadi sorotan publik usai aksinya mandi lumpur di tengah jalan rusak viral di media sosial.
Desa Bonder sendiri berlokasi di Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Aksi tak biasa tersebut dilakukan sebagai bentuk protes keras terhadap kondisi infrastruktur jalan di wilayahnya yang tak kunjung mendapat penanganan serius.
Jalan yang diprotes Selamat Riadi diketahui berada di jalur strategis yang kerap dilalui warga sekaligus menjadi akses menuju kawasan wisata.
Namun, kondisi jalan yang rusak parah, berlumpur, dan licin justru dinilai membahayakan keselamatan pengguna, terutama saat musim hujan.
Tak jarang, kecelakaan terjadi di jalur tersebut akibat permukaan jalan yang sulit dilalui.
Melalui aksinya, Selamat Riadi ingin menyampaikan pesan kuat kepada pihak terkait agar segera turun tangan memperbaiki jalan yang selama ini dikeluhkan masyarakat.
Ia menilai keluhan warga yang disampaikan secara formal belum mendapat respons memadai, sehingga diperlukan langkah simbolik agar perhatian publik dan pemerintah tertuju pada persoalan tersebut.
Aksi mandi lumpur itu pun menuai beragam reaksi.
Sebagian warga mendukung langkah kepala desa tersebut karena dianggap mewakili keresahan masyarakat, sementara lainnya menilai aksi itu sebagai bentuk keprihatinan atas lambannya perbaikan infrastruktur di daerah.
Terlepas dari pro dan kontra, aksi Selamat Riadi berhasil menarik perhatian luas dan kembali membuka diskusi mengenai pentingnya keselamatan akses jalan, khususnya di kawasan yang menjadi jalur wisata dan memiliki tingkat kerawanan kecelakaan yang tinggi.
Aksi Spontan Rebe
Terkait aksinya itu, Rebe mengatakan tindakan mandi lumpur dilakukan secara spontan.
“Aksi kemarin itu spontanitas ya reflek karena sudah satu minggu kita sudah kerja tambal-tambal ini belum kering digilas, belum kering digilas kan karena lalu-lalang akses mobil yang begitu banyak lalu lintas tinggi karena ini jalan pariwisata,” kata Rebe saat dikonfirmasi via Kompas.com, Selasa (23/12/2025).
Kades Bonder ini mengaku prihatin lantaran selama ini kondisi saluran air yang mampet dan jalan rusak seolah dibiarkan tanpa penanganan serius.
Rawan Kecelakaan
Rusaknya jalan tersebut menghambat perjalanan hingga menyebabkan kecelakaan.
Jalur itu penting lantaran menghubungkan Penujak hingga Selong Belanak, yang kerap dilalui wisatawan.
“Setelah itu muncul warga sendiri dengan pemerintah semoga bisa diperbaiki walaupun saya melihat desa-desa lain akses-akses desa lain juga banyak parah begitu, tapi kami melihat Bonder dengan Penujak sampai Selong Belanak ini sangat strategis selain Kuta akses pariwisata salah satu jalur pariwisata ya di sini,” ujar Rebe.
Tak dipungkiri, kondisi jalan berlubang amat membahayakan pengguna jalan.
“Dari arah Penujak sampai Mangkung paling parah itu 7 kilometer cuma dia bolong-bolong dan itu sangat berbahaya memang, lebih baik rusak sekalian nggak masalah,” katanya.
“Dari arah Penujak sampai ke Selong Belanak itu banyak sekali bukan puluhan tapi ratusan itu yang penyebab orang kecelakaan terlebih tidak tahu medan,” tambah Rebe.
Banyak Keluhan
Pihak desa kerap menerima keluhan dari pengelola travel saat mengantarkan wisatawan melewati jalur tersebut.
Terlebih saat memasuki musim penghujan, kondisi jalan semakin parah akibat genangan air.
Selain itu aliran drainase mengalami pendangkalan bahkan sebagian tertimbun.
Rebe mengaku telah berulang kali mengusulkan perbaikan jalan kepada pemerintah daerah, namun hingga kini belum direalisasikan.
“Karena kami sudah bekerja maksimal bukan hanya infrastruktur, budaya, sosial dan sebagainya, kamu sangat totalitas karena jabatan ini hanya sekali,” kata Rebe.
Ia berharap perbaikan jalan di jalur Penujak–Selong Belanak segera dilakukan mengingat fungsinya sebagai akses pariwisata.
(TribunTrends.com/Kompas.com)
Jangan lewatkan berita-berita TribunTrends.com tak kalah menarik lainnya di Google News, Threads, dan Facebook