Pagi Kamis (11/9) membawa kabar baik sekaligus duka mendalam dari Bali. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melaporkan bahwa semua titik banjir di Pulau Dewata kini telah surut, namun di sisi lain, jumlah korban jiwa akibat bencana ini bertambah signifikan. Kondisi Bali secara umum dinyatakan kondusif pasca-intensitas hujan yang mereda.
Sekretaris BPBD Bali, Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, mengonfirmasi kabar tersebut. “Titik banjir sudah tidak ada lagi. Penambahan titik banjir juga tidak ada lagi karena hujan sudah berhenti kemarin sore,” ujarnya saat dihubungi pada Kamis (11/9). Pernyataan ini memberikan secercah harapan setelah beberapa hari Bali dilanda musibah.
Saat ini, fokus utama para petugas dan tim di lapangan adalah membersihkan area publik yang terdampak, membantu warga dalam upaya pembersihan sisa-sisa lumpur pascabanjir, serta melanjutkan pencarian terhadap warga yang masih hilang. Upaya pemulihan terus digencarkan, seperti giat penyedotan air genangan yang masih tersisa di basement parkir Pasar Badung dan beberapa lokasi lainnya.
Tragisnya, jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Bali terus bertambah. Angka kematian melonjak dari sembilan menjadi dua belas orang, setelah tim gabungan kembali menemukan tiga jenazah korban yang identitasnya masih dalam proses verifikasi. Dengan demikian, total korban meninggal dunia mencapai 12 orang, sementara tiga orang lainnya masih dalam pencarian.
Sembilan korban tewas yang telah berhasil diidentifikasi tersebar di sejumlah wilayah terdampak:
- Kota Denpasar: Nadira (perempuan, 48 tahun), Rio Saputra (laki-laki, 20 tahun), Ni Wayan Lenyod (perempuan, usia belum diketahui), dan seorang perempuan yang belum diketahui identitasnya.
- Kabupaten Gianyar: Ni Made Latif (70 tahun, perempuan), Ni Made Rupet (perempuan, 87 tahun).
- Kabupaten Jembrana: Komang Oka Sudiastawa (laki-laki, 34 tahun), dan Nita Ulama (perempuan, 23 tahun).
- Kabupaten Badung: Endang Cafyani Ayu (perempuan, 42 tahun).
Pantauan kumparan pada pukul 09.00 WITA di Denpasar menunjukkan bahwa kawasan yang sebelumnya cukup parah tergenang, seperti Jalan Hasanuddin, kini sudah tidak terlihat lagi genangan banjirnya. Demikian pula, Jalan Tukad Badung yang sempat terendam parah, kini airnya telah surut sepenuhnya. Hanya tersisa timbunan sampah dan lumpur tebal yang terbawa arus banjir, yang saat ini sedang dibersihkan secara gotong royong oleh warga setempat dan aparat.
Sebelumnya, bencana banjir dan longsor melanda hampir seluruh wilayah Bali akibat hujan deras yang mengguyur tanpa henti sejak Selasa (9/9) hingga Rabu (10/9) dini hari. Ketinggian air banjir bervariasi, mencapai sekitar 2 hingga 3 meter di beberapa titik, memaksa banyak warga untuk memanjat plafon rumah demi menyelamatkan diri dari amukan air bah.
Salah satu insiden paling tragis adalah robohnya sejumlah bangunan toko yang berdiri di bantaran sungai atau Tukad Badung di Jalan Hasanuddin, Kota Denpasar. Kejadian pada Rabu (10/9) ini disebabkan oleh gerusan aliran air sungai yang meluap deras, tidak hanya merusak infrastruktur tetapi juga menyebabkan lima orang meregang nyawa di lokasi tersebut.