Dugaan Premanisme di Warung Epy Kusnandar Hanya Salah Paham: Kini Sudah Damai

Photo of author

By AdminTekno


Aparat kepolisian dari Polsek Pancoran, bersama dengan perwakilan kelurahan dan Satpol PP, mendatangi warung makan milik pasangan selebriti Epy Kusnandar, pemeran utama dalam sinetron dan film Preman Pensiun, dan istrinya, Karina Ranau. Kunjungan ini berlangsung di Jalan Haji Samali, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Senin (20/10) sore. Kedatangan mereka bertujuan untuk menelusuri secara langsung duduk perkara insiden yang diduga melibatkan tindakan premanisme di warung tersebut, yang sempat viral dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Pertemuan inti untuk klarifikasi dilakukan di sebuah rumah kos yang terletak persis di belakang warung makan Epy.

Panit Reskrim Polsek Pancoran, Ipda Simon Aritonang, menegaskan bahwa kehadiran pihaknya di lokasi tersebut adalah untuk memastikan kebenaran dugaan aksi premanisme yang beredar. “Tadi sudah bertemu langsung dengan Kang Epy maupun istrinya untuk mengetahui gimana sih duduk permasalahannya. Jadi, yang diduga ada premanisme di situ. Ya kita ingin tahu adakah tindak pidana di situ ataukah ada selisih paham,” jelas Simon kepada awak media di lokasi pada Senin (20/10). Penyelidikan ini dilakukan sebagai respons cepat terhadap kegaduhan yang muncul di publik.

Simon menambahkan, dalam pertemuan tersebut, Epy Kusnandar dan Karina Ranau memilih untuk tidak memberikan pernyataan langsung. Mereka menyerahkan sepenuhnya penjelasan dan kronologi kejadian kepada Ketua RT setempat. Lebih lanjut, Simon memastikan bahwa hingga saat itu, tidak ada laporan resmi yang diajukan ke kepolisian terkait dugaan premanisme di warung makan Epy Kusnandar. “Betul (case closed). Nah, kami kan dari kepolisian melakukan tindakan itu harus ada dasarnya. Nah, sampai saat ini dipastikan belum ada laporan polisi dari atas nama Kang Epy maupun Bu Karina yang sampai ke Polsek ataupun Polres ya, belum ada. Jadi masalah-masalah seperti ini biasanya kami dahulukan aparat lingkungan setempat,” ungkap Simon, menjelaskan prosedur penanganan kasus yang bersifat kekeluargaan dan melibatkan tokoh masyarakat.

Ia menegaskan bahwa seluruh rangkaian pertemuan yang melibatkan berbagai pihak tersebut berlangsung secara kondusif dan berhasil mencapai penyelesaian masalah secara kekeluargaan. Simon menyimpulkan, “Jadi ya sudah clear, sudah terang benderang. Jadi di situ, yang menurut saya tidak ada ya unsur-unsur pidana di situ ataupun yang harus dilaporkan, tidak ada,” mengakhiri spekulasi mengenai adanya tindak pidana.

Salah Paham Kecil

Ketua RT 004 RW 004 Kelurahan Kalibata, Damiri, kemudian memberikan penjelasan lebih lanjut. Ia menyebut bahwa kejadian yang sebelumnya ramai di media sosial dan menghebohkan publik tersebut sebenarnya hanyalah sebuah kesalahpahaman kecil. “Jadi saya mewakili dari rumah makan jukut goreng Epy Kusnandar, ya. Sebenarnya kejadian itu hanya salah paham. Salah pahamnya enggak ada kronologi premanisme, itu enggak ada. Jadi hanya salah pahamnya itu karena jual beli, ya,” terang Damiri, mengklarifikasi bahwa tidak ada unsur premanisme seperti yang diduga.

Damiri menjelaskan kronologi kesalahpahaman itu bermula ketika dua pembeli datang bergantian ke warung makan. Salah satu dari mereka menegur temannya karena pesanan pertama sudah dibuatkan lebih dulu, namun sayangnya pembeli tersebut tidak membawa uang untuk membayarnya. “Mereka datang berdua, tujuannya mau beli. Kesalahpahamannya, yang pertama pesan itu sudah jalan duluan. Jadi yang belakangan ini, karena produknya sudah dibuatkan, dia negur sama temannya. Nah, temannya kan nggak bawa uang, mungkin gitu,” jelas Damiri, merinci detail insiden transaksi jual beli tersebut.

Lebih lanjut, Damiri mengungkapkan bahwa pihak yang sebelumnya diduga sebagai preman tersebut sudah mendatangi rumahnya untuk memberikan klarifikasi. “Makanya kesalahpahamannya di situ, tapi sudah kami selesaikan. Tadi pagi, kebetulan yang bersangkutan juga sudah datang ke rumah saya, bersama dengan orang tuanya langsung, dan akhirnya saya sudah arahkan untuk minta maaf langsung ke Bu Karina ya, istrinya Kang Epy Kusnandar. Jadi artinya sudah, sudah clear-lah sebenarnya, enggak ada apa-apa lagi, gitu,” papar Damiri, menegaskan bahwa masalah telah tuntas dan diselesaikan secara damai. Ia juga meyakinkan bahwa wilayah tempat warung tersebut berdiri selama ini dikenal aman dan tidak pernah terjadi insiden serupa yang melibatkan premanisme. “Jadi untuk wilayah kami ini sebenarnya, itu aman aja dari dulu, enggak pernah ada permasalahan. Saya terus terang ya, saya kurang lebih 25 tahun jadi Ketua RT di sini, enggak pernah ada kejadian apa-apa,” katanya.

Setelah pertemuan klarifikasi usai dan semua pihak mencapai kesepakatan, Epy Kusnandar dan Karina Ranau memilih untuk tidak memberikan komentar apa pun kepada awak media. Keduanya langsung kembali ke warung mereka untuk melayani pembeli yang datang. Sebelumnya, insiden ini mencuat ke publik setelah Karina Ranau membagikan momen cekcok di akun Instagram pribadinya. Dalam video tersebut, Karina mengindikasikan adanya dugaan kedatangan preman yang meminta jatah atau melakukan pungutan liar di warungnya. “Perkara makanan tuh kecil, tapi caranya. Caranya tidak seperti itu, kami ini tidak numpang di sini, capek, kami [kerja] sampai pagi,” ungkap Karina dalam unggahan videonya, menunjukkan rasa frustrasinya atas peristiwa tersebut. Namun, video yang diunggah Karina hanya memperlihatkan dirinya dan karyawan warung, tanpa menampilkan wajah pelaku yang semula diduga preman.

Leave a Comment