Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung secara resmi meluncurkan program try out untuk siswa kelas XII SMA penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) di Jakarta Timur.
Program ini menjadi langkah awal untuk memberikan kesempatan belajar yang setara bagi pelajar kurang mampu, agar siap menghadapi ujian masuk perguruan tinggi.
Pramono mengatakan, dirinya memahami pentingnya dukungan pendidikan bagi siswa penerima KJP karena memiliki pengalaman serupa.
“Saya dari SMP, SMA, kuliah di ITB dan seterusnya, semuanya karena beasiswa. Semuanya karena mendapatkan bantuan karena saya keluarga dari seorang guru, tujuh bersaudara,” ujar Pramono di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Cakung, Selasa (21/10).
Pramono mengaku bersyukur atas inisiatif Pemerintah Kota Jakarta Timur yang memulai program tersebut. Ia berharap itu menjadi pintu bagi penerima KJP untuk terus berprestasi dan mampu bersaing dengan siswa lain.
“Saya meyakini bahwa anak-anak penerima KJP ini apabila diberikan kesempatan, difasilitasi secara baik, dibuka ruang untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih, maka mereka pasti akan bisa berkompetisi dengan anak-anak lain yang mendapatkan keberuntungan selama ini,” katanya.
Pramono juga mengapresiasi langkah kolaboratif yang dilakukan Pemerintah Kota Jakarta Timur bersama Baznas Bazis DKI Jakarta dan Naiju Academy dalam penyelenggaraan try out ini.
“Ini bisa menjadi role model bagi yang lainnya. Dan saya sungguh berharap apa yang dilakukan di Jakarta Timur ini enggak berhenti di periode pertama ini saja,” ujar Pramono.
“Kalau yang pertama dengan Baznas, harus dicari cara bekerja sama dengan BUMD, BUMN, private sector, agar program yang baik ini terus berkesinambungan,” lanjutnya.
Wali Kota Jakarta Timur Munjirin menjelaskan program try out ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memberikan kesempatan belajar yang setara bagi siswa kelas XII SMA penerima KJP.
“Kegiatan atau program ini dilatarbelakangi dengan niat memberikan kesempatan belajar yang setara dan adil bagi seluruh siswa kelas 12, khususnya untuk penerima Kartu Jakarta Pintar dalam kesempatan mendapatkan try out atau bimbel,” kata Munjirin.
“Kegiatan try out ini akan dilaksanakan sebanyak lima periode, dimulai pada bulan Oktober 2025 hingga Februari 2026 yang akan diikuti oleh 3.304 siswa dari 40 SMA negeri,” sambung dia.
Munjirin menuturkan ide awal program ini muncul dari aspirasi warga yang kesulitan membiayai kebutuhan bimbingan belajar.
“Di bawah itu kan sering ketemu dengan masyarakat. Salah satu yang diceritakan ke kami adalah dia kan punya anak, tapi mungkin secara ekonomi kurang mampu dan sudah duduk di kelas XII,” kata Munjirin.
“Keinginannya besar untuk masuk perguruan tinggi dan sebagainya. Tapi untuk masuk itu kan biasanya harus ada bimbel, ada try out dan sebagainya,” lanjutnya.
Munjirin menambahkan, program KJP Try Out tahap pertama diikuti enam sekolah negeri dan akan diperluas jika ada pihak lain yang bersedia berkolaborasi. Ia pun memastikan program ini merupakan yang pertama di DKI Jakarta.
“Ya, enam sekolah yang tahap pertama nih yang sampai Januari. Nanti kalau ada kolaborator lain, bukan enggak mungkin kita lanjut lagi. Tapi enggak Januari, justru mungkin masih bulan November bisa. Kita cari terus untuk yang mau berkolaborasi untuk mendanai ini,” jelasnya.