Dua sosok penting dalam perjalanan Tim Nasional Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Shin Tae-yong dan Alex Pastoor, memperlihatkan perbedaan mentalitas yang mencolok. Kontras sikap ini terlihat jelas saat keduanya dimintai tanggapan mengenai hasil akhir Timnas Indonesia dalam ajang kualifikasi bergengsi tersebut.
Meski keduanya memiliki peran dalam perjalanan Skuad Garuda, momen kegagalan Timnas Indonesia untuk melaju ke Piala Dunia 2026 terjadi di ronde keempat babak kualifikasi. Pada fase krusial tersebut, kendali tim berada di tangan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala, dengan Alex Pastoor menjabat sebagai asisten. Di bawah kepemimpinan mereka, Timnas Indonesia harus menelan kekalahan pahit dari Arab Saudi dengan skor 2-3 dan Irak 0-1, yang akhirnya memupus impian lolos.
Sebelum kegagalan di ronde keempat, Timnas Indonesia sebenarnya telah mencatatkan sejarah di bawah arahan Shin Tae-yong. Sejak memimpin tim dari ronde pertama, pelatih asal Korea Selatan berusia 55 tahun ini berhasil membawa Merah Putih melaju hingga ronde ketiga. Sebuah pencapaian yang menandai kali pertama dalam sejarah partisipasi Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia.
Selama masa kepemimpinannya, Shin Tae-yong telah memimpin Skuad Garuda dalam 14 pertandingan, mencatatkan enam kemenangan, empat hasil imbang, dan hanya dua kekalahan. Puncak performa tim di bawah asuhannya terjadi pada 19 November 2024, ketika Timnas Indonesia berhasil menundukkan Arab Saudi dengan skor 2-0 dalam laga yang digelar di Jakarta.
Namun, secara mengejutkan, PSSI memutuskan untuk memecat Shin Tae-yong secara tiba-tiba pada Januari 2025. Keputusan ini sontak menimbulkan pertanyaan besar di kalangan penggemar. Posisi strategisnya sebagai nahkoda tim kemudian diambil alih oleh legenda sepak bola Belanda, Patrick Kluivert.
Meski tak lagi memegang kendali tim, Shin Tae-yong tetap menunjukkan mentalitas seorang motivator sejati. Menanggapi kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, mantan juru taktik Ulsan HD tersebut mencoba membesarkan hati para suporter setia Tanah Air. Dalam wawancara yang dikutip BolaSport.com dari YouTube Goalpost Korea pada Selasa (21/10/2025), ia berujar, “Saya ingin sampaikan memang sayang sekali kita gagal di babak keempat kualifikasi Piala Dunia tetapi sepak bola tidak berhenti di sana. Masih ada harapan. Masih ada langkah berikutnya.” Optimisme ini mempertegas keyakinannya pada potensi sepak bola Indonesia.
Berbeda jauh dengan nada positif yang disampaikan Shin Tae-yong, asisten pelatih Patrick Kluivert, Alex Pastoor, justru melontarkan pernyataan bernada pesimis yang cukup menyakitkan bagi penggemar sepak bola Tanah Air. Ia secara terang-terangan menuding bahwa target lolos ke Piala Dunia 2026 sejak awal adalah hal yang tidak realistis bagi Indonesia.
Dalam pernyataannya yang dilansir BolaSport.com dari Voetbal International, Alex Pastoor menyampaikan, “Tim peringkat 119 dunia mencapai Piala Dunia bukanlah hal yang realistis. Itu tidak berhasil, dan itu menjadi jelas dengan cepat.” Ia melanjutkan kritiknya dengan menambahkan, “Di lapangan dan bersama staf, kami mencoba menjelaskan apa yang diharapkan, tetapi itu tidak cukup untuk mengalahkan tim-tim sekaliber ini.” Pastoor juga berpendapat bahwa proyek pembangunan tim nasional seharusnya dirancang untuk jangka waktu yang lebih panjang, bukan sekadar mengejar target Piala Dunia secara instan.
Ringkasan
Artikel ini menyoroti perbedaan reaksi Shin Tae-yong dan Alex Pastoor setelah Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026. Shin Tae-yong, yang sebelumnya membawa Timnas ke ronde ketiga kualifikasi, tetap optimis dan memberikan semangat kepada para suporter. Ia menekankan bahwa kegagalan ini bukan akhir dari segalanya dan masih ada harapan untuk sepak bola Indonesia.
Sebaliknya, Alex Pastoor, asisten pelatih Patrick Kluivert, justru mengungkapkan pandangan pesimis. Ia menganggap target lolos ke Piala Dunia 2026 tidak realistis bagi Timnas Indonesia yang berada di peringkat 119 dunia. Pastoor juga berpendapat bahwa pembangunan tim nasional membutuhkan waktu yang lebih panjang daripada sekadar mengejar target jangka pendek.