Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, baru-baru ini mengungkapkan bahwa sistem perpajakan Coretax milik Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih menghadapi sejumlah kendala teknis yang serius. Meski demikian, perbaikan intensif terus dilaksanakan dengan target rampung sepenuhnya pada awal tahun depan, tepatnya Januari hingga Februari 2026. Optimisme ini disampaikan Purbaya di kantornya pada Jumat (24/10) lalu, menegaskan komitmen pemerintah dalam membenahi infrastruktur pajak.
Purbaya menjelaskan bahwa sistem Coretax dibangun dalam beberapa lapisan, dan proses pembenahan dilakukan secara bertahap. Sebagian besar perangkat lunak yang dapat ditangani langsung oleh tenaga ahli internal Indonesia sudah berhasil diperbaiki. Namun, terdapat bagian-bagian krusial yang masih terikat kontrak dengan LG, penyedia sistem dari luar negeri, sehingga akses penuh terhadap bagian tersebut baru akan diberikan pada Desember 2025. Keterbatasan akses ini menjadi salah satu faktor yang memperlambat upaya perbaikan secara menyeluruh.
Pada lapisan atas atau upper layer, Purbaya menuturkan adanya kemajuan signifikan. Masalah umum seperti seringnya time out, kegagalan saat login, atau terhentinya proses kerja akibat gangguan koneksi, sebagian besar teridentifikasi berasal dari jalur internet Telkom yang bermasalah. Untuk mengatasi hal ini, trafik data kini dialihkan sementara melalui jaringan Lintasarta, sebuah solusi cepat untuk memastikan kelancaran operasional sementara.
Sementara itu, pada lapisan tengah atau middle layer, ditemukan beberapa hambatan teknis yang menghambat kinerja. Kendala seperti lambatnya akses halaman, pemblokiran keamanan, serta kemunculan pesan error 404, disebabkan oleh pengelolaan sesi (session) dan cookie yang tidak optimal, ditambah ketiadaan akselerator konten seperti CDN (Content Delivery Network). Purbaya juga menyoroti adanya kebijakan keamanan yang “terlalu overkill” dan tidak relevan dengan inti proteksi aplikasi, sehingga justru menjadi penghalang.
Beralih ke lapisan pemrograman (programming layer), masalah-masalah seperti munculnya pesan kesalahan (error message) meskipun proses sebenarnya berjalan di latar belakang, masih menjadi pekerjaan rumah. Hal ini diakibatkan oleh logika pemrograman yang belum optimal. Perbaikan pada bagian ini masih harus menunggu penyerahan kendali teknis dari LG, sesuai dengan masa kontrak yang berlaku.
Meskipun banyaknya tantangan teknis, Purbaya mengungkapkan adanya kemajuan pesat dalam aspek keamanan siber. Skor keamanan sistem Coretax kini melonjak drastis dari 30 menjadi 95 poin, menunjukkan peningkatan ketahanan yang signifikan. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bahkan melibatkan sejumlah peretas (hacker) ahli dari Indonesia untuk menguji ketahanan sistem tersebut, menggarisbawahi kepercayaan pada kapabilitas talenta lokal yang menurut Purbaya, sangat disegani di dunia.
Purbaya juga menegaskan bahwa seluruh upaya pembenahan sistem pajak ini tidak akan menambah beban anggaran negara. Seluruh perbaikan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya internal tanpa ada penambahan dana di luar pos yang sudah tersedia. Hal ini menunjukkan komitmen untuk efisiensi dan optimalisasi sumber daya dalam meningkatkan kualitas layanan sistem perpajakan Coretax.