Fakta Kunci:
- Rencana Gubernur DKI Jakarta untuk memasang penyangga pada sekitar 5.000 pohon di ibu kota menuai kritik tajam.
- Anggota DPRD DKI dari PSI, Bun Joi Phiau, mendesak agar pohon yang tua dan rawan tumbang segera diganti, bukan hanya disangga.
- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didesak untuk mengevaluasi menyeluruh kondisi pohon guna mencegah insiden tumbang yang memakan korban.
- Rentetan kejadian pohon tumbang di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir telah menyebabkan korban jiwa, menyoroti urgensi penanganan.
Kita Tekno JAKARTA – Wacana pemasangan penyangga pada sekitar 5.000 pohon di Ibu Kota oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menuai sorotan tajam. Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Bun Joi Phiau, mengungkapkan keberatannya, menilai langkah tersebut bukanlah solusi fundamental untuk mengatasi permasalahan pohon rawan tumbang.
Menurut Bun Joi, kebijakan tersebut hanya akan menunda risiko besar yang dapat terjadi di kemudian hari. “Mas Pram jangan hanya memasangi penyangga di pohon-pohon yang sudah rawan tumbang. Sebenarnya, hal itu hanya menunda apa yang sudah pasti terjadi,” tegas Bun Joi dalam keterangan tertulis, Minggu (2/11/2025).
Politisi PSI itu menekankan pentingnya Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov DKI) untuk merujuk pada regulasi yang telah ada, yakni Pergub Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pohon. Aturan tersebut secara jelas mengamanatkan penebangan dan penggantian pohon baru bagi pohon yang telah menunjukkan tanda-tanda kerusakan parah.
“Pemprov DKI harus mengecek kondisi pohon-pohon yang tersebar di seluruh wilayah. Kalau batangnya sudah miring 30 derajat, berongga lebih dari 30 persen, atau akarnya rusak hingga 30 persen, ya harus segera ditebang dan diganti dengan tiga pohon baru yang sehat,” jelasnya, menyoroti kriteria teknis yang seharusnya menjadi dasar tindakan.
Keselamatan warga harus menjadi prioritas utama, demikian Bun Joi mengingatkan. Ia khawatir bahwa kebijakan setengah hati justru berpotensi menimbulkan korban jiwa, mengacu pada insiden tragis pohon tumbang yang menewaskan pengendara di kawasan Pondok Indah beberapa waktu lalu. “Pemasangan penyangga tidak akan efektif untuk pohon yang sudah rusak. Jangan sampai keselamatan pejalan kaki atau pengendara terancam karena Pemprov tidak ambil langkah yang seharusnya,” tambahnya dengan tegas.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memang telah mengumumkan rencana pemasangan penyangga pada sekitar 5.000 pohon di berbagai wilayah, termasuk Pondok Indah. Langkah ini diambil sebagai antisipasi menyusul tragedi pohon tumbang yang merenggut nyawa Harry Nugroho Prasetyo Danardojo. “Untuk segera ditangani mungkin ada 5.000-an pohon yang perlu trigger atau penyangga. Kalau enggak, kejadian ini bisa terulang kembali,” kata Pramono pada Senin (27/10/2025).
Pohon Tua Ditebang Demi Keamanan Warga
Menyikapi serangkaian insiden pohon tumbang yang menelan korban jiwa, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akhirnya mempercepat program peremajaan pohon di ibu kota. Inisiatif ini diperkuat oleh meningkatnya potensi cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi yang belakangan melanda Jakarta.
Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta, Fajar Sauri, menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah menebang dan mengganti pohon-pohon tua yang teridentifikasi memiliki risiko tinggi untuk tumbang. “Pohon-pohon tua yang memiliki risiko tinggi akan diganti dengan pohon baru yang lebih kuat dan tahan terhadap terpaan angin kencang. Langkah ini kami lakukan untuk menjaga keamanan masyarakat, terutama menjelang puncak musim hujan,” ucapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (2/11/2025).

Prioritas Peremajaan di Jalur Strategis
Program peremajaan pohon ini kini diprioritaskan di jalur hijau, tepian jalan, median jalan, serta area publik di lima wilayah kota administrasi Jakarta. Sejak awal tahun hingga Oktober 2025, Distamhut telah berhasil melakukan penopingan (pemangkasan) rutin pada 62.161 pohon. Selain itu, 5.722 pohon juga telah menjalani pemeriksaan kesehatan mendalam, mencakup kondisi akar hingga tingkat kemiringan batang.
Fajar menyebutkan bahwa wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat menjadi perhatian khusus karena kepadatan populasi pohon berusia tua yang rawan tumbang. “Penopingan dilakukan setiap hari. Kalau cuaca mendung atau mulai hujan, pasukan kami langsung bergerak ke titik rawan tumbang,” tambahnya, menunjukkan kesiapsiagaan timnya.
Pohon Tumbang Renggut Nyawa, Pengawasan Diperketat
Langkah sigap ini diambil pasca dua insiden fatal dalam lima hari terakhir, termasuk salah satunya di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, yang menyebabkan korban jiwa akibat tertimpa pohon. Kejadian tragis ini sontak menyoroti lemahnya pengawasan terhadap pohon-pohon besar di area perkotaan.
Untuk memperkuat respons cepat, Distamhut DKI Jakarta juga telah membentuk posko penanganan pohon tumbang yang tersebar di tingkat kecamatan, kota, hingga provinsi. Petugas dari Satuan Pelaksana Pertamanan dan Hutan Kota disiagakan penuh untuk menerima laporan warga melalui jalur hotline yang telah disediakan. “Melalui langkah-langkah ini, kami ingin memastikan pengawasan dan peremajaan pohon dilakukan lebih intensif, demi keselamatan warga Jakarta di musim hujan tahun ini,” tegas Fajar, menekankan komitmen Pemprov DKI.
Imbauan Waspada bagi Warga
Di samping upaya mitigasi, Pemprov DKI Jakarta juga mengimbau seluruh warga agar meningkatkan kewaspadaan, terutama tidak berteduh di bawah pohon saat hujan deras atau angin kencang melanda. “Kami minta masyarakat lebih waspada. Jangan berteduh di bawah pohon tua, lebih baik menunggu di tempat aman,” ujarnya.
Distamhut berharap kolaborasi aktif antara pemerintah dan masyarakat dapat secara signifikan meminimalisir risiko jatuhnya korban akibat dampak cuaca ekstrem.

Berita Terkait
- Baca juga: Marak Pohon Tumbang Renggut Nyawa, Pemprov DKI Gerak Cepat Tebang Pohon Tua
- Baca juga: Cegah Kembali Makan Korban, DPRD Jakarta Cek Penanganan Pohon Rawan Tumbang di Jalan Dharmawangsa
- Baca juga: Klaim Pramono Anung Sudah Pangkas Puluhan Ribu Pohon di Jakarta Tapi Tetap Tumbang Juga
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
Ringkasan
Rencana pemasangan penyangga pada 5.000 pohon di Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta menuai kritik dari PSI. Anggota DPRD DKI dari PSI, Bun Joi Phiau, mendesak penggantian pohon tua yang rawan tumbang daripada hanya menyangga. Ia menekankan pentingnya merujuk pada Pergub Nomor 24 Tahun 2021 tentang pengelolaan pohon, yang mengamanatkan penebangan dan penggantian pohon rusak demi keselamatan warga.
Menyusul insiden pohon tumbang, Pemprov DKI Jakarta mempercepat program peremajaan pohon dengan fokus pada penebangan dan penggantian pohon tua berisiko tinggi. Prioritas peremajaan adalah jalur hijau, tepian jalan, dan area publik, dengan penopingan rutin dan pemeriksaan kesehatan pohon. Pemprov juga mengimbau warga untuk waspada dan tidak berteduh di bawah pohon saat cuaca buruk.