Kita Tekno – – Penyerang naturalisasi Timnas Indonesia, Ole Romeny comeback (kembali) memperkuat timnya, Oxford United pasca-cedera panjang.
Ole Romeny comeback saat Oxford United berhadapan dengan Stoke City untuk lanjutan Championship 2025/2026 di Stadion Kassam pada Rabu, 15 November 2025 dini hari Waktu Indonesia Barat.
Penyerang FC Utrecht tersebut dimainkan Oxford United pada menit ke-81 untuk menurunkan Stanley Mills.
Ole Romeny mencatatkan 100 persen akurasi umpan, menang duel sekali dan mencatatkan lima sentuhan bola di pertandingan tersebut.
Sayangnya, Ole Romeny dkk kalah telak 0-3 dari Stoke City.
Ole Romeny mengaku senang setelah comeback dari cedera panjang.
Meski kalah, ia bersyukur karena bisa bermain untuk Oxford United.
“Meskipun kalah, rasanya senang bisa memakai jersey ini lagi,” jelas Ole Romeny.
Ole Romeny juga berterima kasih atas kepada para suporter yang selalu memberikan dukungan kepadanya.
“Senang bisa kembali ke lapangan setelah sekian lama. Terima kasih atas sambutan hangatnnya,” tutup Ole Romeny.
Sebagai informasi, Ole Romeny mengalami cedera ketika Oxford United diundang dalam gelaran turnamen pramusim Piala Presiden 2025.
Ia mengalami cedera ketika Oxford United berhadapan dengan Arema FC di babak penyisihan grup.
Ole Romeny ditackle keras oleh pemain asing Arema FC, Paulinho Moccelindan membuatnya mengerang kesakitan sampai harus ditandu keluar.
Menarik dinantikan penampilan Ole Romeny bersama klubnya, Oxford United pada musim 2025/2026 setelah kembali dari cedera panjang.
Skill Pratama Arhan Terancam Dijanggal Aturan IFAB
Pemain Timnas Indonesia Pratama Arhan yang terkenal dengan lemparan ke dalamnya terancam tak bisa pamer skill lagi.
Lemparan ke dalam yang dilakukan Pratama Arhan sering kali jadi pemecah kebuntuan Timnas Indonesia.
Hal itu terjadi saat Timnas Indonesia dilatih Shin Tae-yong yang memanfaatkan lemparan jauh Pratama Arhan menuju ke mulut gawang.
Namun, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) mulai membahas aturan baru soal lemparan ke dalam.
Dikutip dari The Guardian, para pembuat undang -undang sepak bola itu mempertimbangkan soal lemparan ke dalam yang kini jadi tren internasional.
IFAB membahas kemungkinan membatasi waktu yang digunakan pemain untuk melakukan lemparan ke dalam, Selasa 28 Oktober 2025.
Hal ini berkaitan dengan banyaknya waktu yang terkuras saat lemparan ke dalam dijadikan sebuah tembakan.
Tak hanya lemparan ke dalam, durasi ini juga dibahas terkait tendangan sudut.
“Tendangan sudut kini diberikan jika penjaga gawang gagal melepaskan bola dalam waktu delapan detik. Hitungan mundur tersebut ditandai oleh wasit dengan jari-jarinya,” tulis The Guardian.
Di Liga Inggris, tren lemparan ke dalam melibatkan persiapan yang panjang karena dilakukan seperti free kick.
“Menyebabkan penurunan jumlah waktu dalam permainan,” tambahnya.

Menurut Stats Perform, terdapat lebih dari dua kali lipat jumlah lemparan jauh di Liga Primer pada pekan-pekan pembuka musim ini dibandingkan dengan musim lalu secara keseluruhan.
Statistiknya rata-rata 3,44 per pertandingan sementara musim lalu 1,52 kali.
Dalam 40 pertandingan pertama musim ini, terdapat pula penurunan waktu bermain yang signifikan, yaitu 54 menit 21 detik per pertandingan, 133 detik lebih rendah dibandingkan musim lalu.
Saat ini dalam situs IFAB, ada beberapa aturan soal lemparan ke dalam namun belum terkait waktu yang digunakan.
Aturan itu hanya terkait apa yang harus dilakukan pelempar hingga siapa yang bisa melakukan lemparan.
Di Indonesia sendiri, selain Pratama Arhan, pemain Timnas Indonesia lainnya juga menerapkan lemparan ke dalam bak free kick.
Termasuk Robi Darwis hingga Timnas Indonesia kelompok usia yakni Fabio Azka Irawan yang bermain untuk U-17 Indonesia.
(TribunWow.com/ Yonatan Krisna Halman Tri Santosa/ Tiffany Marantika)