Pelantikan Komite Reformasi Polri oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (7/11/2025), menyisakan sejumlah tanda tanya, terutama terkait peran pasti para tokoh yang akan terlibat. Salah satunya adalah mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, yang mengaku belum mengetahui secara spesifik posisinya dalam komite tersebut.
Saat ditemui sesaat sebelum upacara pelantikan berlangsung, Mahfud MD secara diplomatis menyatakan ketidaktahuannya perihal status keanggotaannya. “Ndak tahu ini,” ujarnya singkat, menjawab pertanyaan awak media mengenai apakah ia akan menjadi anggota komite. Ketidakjelasan ini semakin menguat saat ia menjelaskan bahwa undangan yang diterimanya hanya bersifat kehadiran, tanpa disertai detail mengenai jabatan atau tugas yang akan diemban. “Ndak tahu, cuma disuruh datang,” tambahnya.
Meskipun berbagai pihak telah mengonfirmasi namanya termasuk dalam daftar anggota komite, Mahfud tetap teguh pada pernyataannya. “Ya ndak tahu, saya diminta datang karena dipanggil Presiden suruh datang,” jelasnya. Ia menuturkan, panggilan resmi dari Istana baru diterimanya pada malam sebelumnya. Bahkan, Mahfud hanya diberitahu untuk mengenakan jas alih-alih batik yang semula ingin ia pakai, tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai agenda penting tersebut. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini juga mengaku sempat mendengar wacana pembentukan komite tersebut sekitar sebulan lebih yang lalu, atau “40 hari lalu,” namun menegaskan belum ada diskusi mendalam mengenai penugasan atau posisinya di dalam tim. “Belum, belum, belum,” tegas Mahfud.
Suasana ketidakpastian serupa juga menyelimuti tokoh-tokoh lain yang mulai berdatangan ke Istana Kepresidenan jelang pelantikan Komite Reformasi Polri. Salah satunya adalah Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra, yang terpantau tiba di Istana sekitar pukul 14.33 WIB.
Dengan mengenakan jas hitam dan dasi biru muda, Yusril menyampaikan bahwa ia pun belum mendapatkan kepastian mengenai statusnya, apakah akan dilantik sebagai anggota komite atau hanya sebagai tamu undangan. “Saya belum tahu dilantik atau enggak. Tadi diberi tahu ada acara pelantikan dan diminta datang. Saya belum tahu akan dilantik atau hanya sebagai undangan, nanti kita tunggu saja lah,” ungkap Yusril. Ia menginformasikan bahwa pelantikan dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 16.00 WIB, namun mengenai jumlah anggota komite, Yusril menyarankan untuk menanyakan langsung kepada Mensesneg, mengingat penanganan Keppres berada di bawah wewenang kementerian tersebut.
Lima belas menit berselang, sekitar pukul 14.50 WIB, Wakil Menko Kumham Imipas Otto Hasibuan turut hadir di Istana. Saat dikonfirmasi mengenai keterlibatannya, Otto mengisyaratkan hal tersebut, “Iya, kelihatannya begitu.” Meskipun belum mengetahui struktur detail dan posisi masing-masing anggota, Otto menyampaikan informasi awal yang ia dengar, bahwa tim tersebut akan beranggotakan sekitar sembilan orang. Ia juga menyebutkan beberapa nama yang berpotensi bergabung, termasuk Yusril Ihza Mahendra, Menteri Hukum Supratman, serta tokoh hukum lainnya. Lebih lanjut, Otto menjelaskan bahwa unsur tim akan diambil dari mantan Kapolri, tokoh hukum, dan perwakilan masyarakat, sebuah konsep yang pernah disampaikan Presiden sebelumnya.
Tak lama kemudian, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie tiba di Istana sekitar pukul 15.09 WIB. Jimly memilih untuk tidak banyak berkomentar ketika ditanya mengenai kemungkinan dirinya menjadi ketua tim reformasi Polri. Ia hanya membenarkan bahwa kontak awal mengenai penunjukan ini sudah terjadi “dua bulan lalu,” seraya menambahkan, “Tapi ya, tunggulah nanti diumumkan.”
Pembentukan Komite Reformasi Polri ini sebelumnya telah disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai langkah strategis untuk memperkuat tata kelola kepolisian, meningkatkan profesionalisme, dan membangun kembali kepercayaan publik terhadap institusi Polri. Acara pelantikan komite tersebut dijadwalkan berlangsung pada Jumat (7/11/2025) sore, tepat pukul 16.00 WIB, di Istana Negara.
Ringkasan
Presiden Prabowo Subianto melantik Komite Reformasi Polri di Istana Kepresidenan, namun beberapa tokoh yang diundang, termasuk Mahfud MD dan Yusril Ihza Mahendra, mengaku belum mengetahui secara pasti posisi atau peran mereka dalam komite tersebut. Mahfud MD menyatakan hanya menerima undangan untuk hadir tanpa detail jabatan, sementara Yusril Ihza Mahendra juga belum mendapat kepastian apakah ia akan dilantik sebagai anggota komite atau hanya sebagai tamu.
Meskipun demikian, beberapa tokoh lain, seperti Otto Hasibuan, mengisyaratkan keterlibatannya dalam komite yang diperkirakan beranggotakan sekitar sembilan orang, terdiri dari mantan Kapolri, tokoh hukum, dan perwakilan masyarakat. Jimly Asshiddiqie juga membenarkan adanya kontak awal terkait penunjukan dirinya dalam komite tersebut. Pembentukan komite ini merupakan langkah strategis Presiden Prabowo untuk memperkuat tata kelola kepolisian dan meningkatkan kepercayaan publik.