Sejumlah pejabat penting dari Kabinet Merah Putih tampak memasuki kompleks Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (7/11). Kedatangan mereka ini dalam rangka persiapan momen penting pelantikan Komite Reformasi Polri oleh Presiden Prabowo Subianto, sebuah langkah strategis untuk memperkuat institusi kepolisian.
Dari pantauan di lokasi, Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menjadi salah satu yang pertama tiba, yakni sekitar pukul 14.40 WIB. Tak lama berselang, Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Otto Hasibuan juga terlihat hadir. Keduanya masih belum memberikan rincian pasti mengenai agenda undangan ke Istana, termasuk apakah mereka akan dilantik sebagai anggota Komite tersebut.
Saat diwawancarai awak media di Istana Negara, Otto Hasibuan sempat memberikan sedikit bocoran. “Saya dengar sembilan orang, tapi persisnya bagaimana, kita belum tahu,” ungkap Otto, mengindikasikan jumlah anggota yang akan mengisi Komite Reformasi Polri. Lebih lanjut, Otto merinci bahwa susunan anggota komite ini tidak hanya melibatkan unsur pemerintah, melainkan juga akan diisi oleh para purnawirawan Polri yang memiliki pengalaman luas.
Ketika ditanya lebih jauh mengenai komposisi, Otto mengonfirmasi adanya keterlibatan mantan petinggi kepolisian. “Saya enggak tahu persis, tapi jelas dibilang bahwa akan ada beberapa mantan Kapolri yang akan, iya beberapa,” jelasnya, menegaskan bahwa kehadiran figur-figur kunci dari institusi kepolisian sangat diharapkan dalam komite ini. Kehadiran para mantan Kapolri tentunya akan membawa perspektif dan keahlian yang krusial dalam upaya reformasi.
Selain para pejabat kabinet, beberapa tokoh terkemuka lainnya juga terlihat hadir di Istana. Mereka antara lain adalah Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2003-2008 Jimly Asshiddiqie, Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat dan Reformasi Kepolisian Ahmad Dofiri, serta eks Kapolri Badrodin Haiti. Kehadiran figur-figur dengan latar belakang hukum dan keamanan yang kuat ini semakin mempertegas keseriusan pemerintah dalam pembentukan Komite Reformasi Polri yang diharapkan mampu membawa perubahan signifikan.
Ringkasan
Sejumlah pejabat penting, termasuk Menko Polhukam Yusril Ihza Mahendra dan Wamenko Polhukam Otto Hasibuan, serta eks Kapolri Badrodin Haiti, hadir di Istana Negara dalam rangka persiapan pelantikan Komite Reformasi Polri oleh Presiden Prabowo Subianto. Pembentukan komite ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat institusi kepolisian.
Otto Hasibuan mengindikasikan bahwa Komite Reformasi Polri akan beranggotakan sembilan orang yang terdiri dari unsur pemerintah dan purnawirawan Polri, termasuk mantan Kapolri. Kehadiran figur-figur berpengalaman dari kepolisian diharapkan dapat memberikan perspektif dan keahlian yang krusial dalam upaya reformasi Polri.