Kabar pilu menyelimuti RS Polri Kramat Jati saat keluarga Muhammad Farhan Hamid dan Reno Syahputra Dewo berkumpul untuk mendengarkan hasil identifikasi. Tangis haru tak terbendung ketika kepolisian dan tim medis memaparkan temuan dua kerangka manusia yang sebelumnya ditemukan di lantai 2 Gedung ACC Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Momen penuh duka ini menandai berakhirnya penantian panjang keluarga akan keberadaan orang-orang terkasih mereka.
Kecamuk emosi begitu nyata terpancar dari Abraham, kakak kandung Farhan, yang tak kuasa menahan isak tangisnya. Ia jatuh tersedu-sedu setelah pihak rumah sakit mengonfirmasi bahwa salah satu kerangka yang teridentifikasi adalah adiknya, Reno Syahputra Dewo. Pemandangan pilu ini membuat beberapa kerabat segera menenangkan Abraham, membawanya keluar ruangan sambil mengusap punggungnya, berusaha memberikan kekuatan di tengah kesedihan mendalam.
Kesedihan serupa juga tergambar jelas pada Dani Aji Nagara, kakak sepupu Reno. Ia mengaku masih sangat syok dan sulit percaya bahwa salah satu jenazah yang teridentifikasi adalah sepupunya. Menanggapi langkah selanjutnya, Dani menyatakan bahwa keluarga belum menentukan tindakan spesifik. “Kami masih lebih ke arah syok saat ini. Kami bertanya-tanya, apa yang harus kami lakukan setelah ini,” ujar Dani. Ia menambahkan, “Untuk kejanggalan, sepertinya tidak ada. Namun, jika ada upaya lanjutan di masa depan, kami tentu akan berdiskusi lebih dulu dengan seluruh keluarga.”
Dani Aji Nagara juga mengisahkan upaya pencarian yang tak kenal lelah oleh keluarga selama ini. Berhari-hari mereka menyisir berbagai lokasi untuk menemukan Reno, namun tanpa hasil. Betapa pilunya kenyataan bahwa akhirnya Reno ditemukan meninggal dunia, terjebak di dalam sebuah gedung yang hangus terbakar dan tertimbun puing-puing. “Saya sudah mencari ke sekitar Kwitang, bahkan sampai ke Mako Brimob, namun nihil. Kami juga menyisir rumah sakit-rumah sakit di area sekitar, tetap tidak ada,” tutur Dani, menggambarkan keputusasaan dalam pencarian mereka.
Titik terang mengenai identitas korban akhirnya terungkap. Hasil tes DNA terhadap dua kerangka manusia yang ditemukan di gedung Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, telah resmi diumumkan. Brigjen Sumy Hastry Purwanti, selaku Karo Labdokkes Polri, secara definitif memastikan bahwa kedua kerangka tersebut adalah Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid. “Berdasarkan hasil pemeriksaan, nomor postmortem 0080 cocok dengan antemortem 002, sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo, anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin,” jelasnya di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, pada Jumat (7/11).
Brigjen Sumy Hastry Purwanti lebih lanjut menjelaskan bahwa tim forensik telah melakukan serangkaian pemeriksaan mendalam, baik primer maupun sekunder, terhadap kedua kerangka jenazah tersebut. Khusus untuk Reno Syahputra Dewo, tim melakukan analisis pada tulang tengkorak, tulang panggul, gigi, serta mengambil sampel DNA dari tulang belakang untuk memastikan identitasnya. “Hasil pemeriksaan juga menunjukkan bahwa nomor postmortem 0081 cocok dengan antemortem 001, sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid,” pungkasnya, mengakhiri pengumuman resmi tersebut.