Kita Tekno – Langkah Timnas Indonesia U-17 di kancah Piala Dunia U-17 2025 kembali menemui ujian berat. Garuda Muda harus mengakui keunggulan lawan dalam laga krusial.
Pada pertandingan kedua Grup H yang digelar di Aspire Pitch Zone 7, Jumat (7/11), skuad Timnas Indonesia dipaksa takluk 0-4 oleh raksasa sepak bola, Brasil.
Sejak peluit awal dibunyikan, Timnas Indonesia asuhan pelatih Nova Arianto langsung dihadapkan pada tekanan bertubi-tubi dari tim lawan yang bermain dominan.
Kualitas permainan Brasil yang superior tampak jelas, di mana mereka berhasil menorehkan tiga gol di babak pertama melalui Luis Eduardo, Felipe Morais, dan gol bunuh diri yang dicetak oleh Putu Panji. Memasuki paruh kedua, Brasil semakin memperlebar keunggulan dengan gol tambahan dari Ruan Pablo, mengunci kemenangan telak 4-0 atas Garuda Muda.
Dengan tambahan tiga poin ini, Brasil semakin kokoh di puncak klasemen Grup H dengan total enam poin dan selisih gol impresif +11, menyusul kemenangan telak 7-0 atas Honduras di laga sebelumnya. Sementara itu, Zambia juga menunjukkan performa cemerlang dengan menaklukkan Honduras 5-2, yang membawa mereka mengoleksi enam poin dan menempati posisi kedua dengan selisih gol +5. Hasil ini sekaligus memastikan Brasil dan Zambia melaju ke babak 32 besar Piala Dunia U-17, dan kedua tim dijadwalkan akan saling berhadapan pada Senin (10/11) untuk memperebutkan status juara grup.
Adapun Timnas Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga tanpa perolehan poin, sama halnya dengan Honduras, namun unggul dalam selisih gol. Kendati belum memetik satu pun angka, asa Garuda Muda untuk melaju ke fase gugur melalui jalur peringkat ketiga terbaik masih tetap terbuka lebar.
Menanggapi kekalahan ini, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, turut memberikan pandangannya. Ia secara jujur mengakui bahwa kualitas permainan Brasil memang jauh di atas Timnas Indonesia. “Memang Brasil kualitasnya sangat berbeda. Kemarin lawan Zambia kita sempat punya peluang, tapi kecolongan tiga gol dalam tujuh menit. Di babak kedua permainan jauh lebih baik, tetapi belum membuahkan gol,” ujar Erick Thohir di Aspire Academy, Doha, menjelaskan analisisnya terhadap performa Garuda Muda.
Lebih lanjut, Erick Thohir menyoroti salah satu faktor kunci keunggulan para pemain Brasil, yakni intensitas pertandingan yang mereka lakoni setiap tahun. “Di Brasil, satu pemain bisa tampil sampai 70 pertandingan dalam setahun, sementara kita belum sampai ke sana. Ini jadi tantangan untuk membuat terobosan,” tegasnya, menggarisbawahi perlunya peningkatan kuantitas dan kualitas kompetisi bagi pemain muda Indonesia.
Meski demikian, di tengah hasil yang belum memuaskan setelah dua laga tanpa poin, Erick Thohir tetap menyampaikan rasa bangganya yang mendalam terhadap pelatih Nova Arianto, seluruh punggawa Timnas Indonesia, serta dukungan luar biasa dari para suporter Indonesia di Qatar. “Saya mendapat banyak apresiasi dari teman-teman di Qatar. Suporter Indonesia sangat tertib dan mendukung sepenuh hati. Ini hal yang patut diapresiasi,” ungkapnya penuh rasa terima kasih.
Menatap laga penentuan melawan Honduras yang akan berlangsung pada Senin (10/11) mendatang, Erick Thohir masih menyimpan optimisme yang tinggi. “Harapannya tentu menang. Secara kekuatan kami seimbang dengan Honduras, jadi peluang pasti ada. Tinggal melihat kondisi pemain, karena ada satu bek yang mengalami cedera. Mudah-mudahan tidak parah,” jelasnya, sembari berharap kondisi fisik para pemain tetap prima untuk meraih poin perdana sekaligus menjaga asa lolos ke fase selanjutnya. (jpg)