Umrah mandiri makin populer dan dilegalkan pemerintah, mengapa biro perjalanan tidak setuju?

Photo of author

By AdminTekno

Umrah mandiri makin populer dan dilegalkan oleh pemerintah Indonesia, walaupun sempat mendapat penolakan biro perjalanan. Apa yang harus disiapkan dalam umrah mandiri?

Nelma, warga Jakarta sudah berniat cukup lama untuk umrah. Tetapi baru pada akhir Oktober 2025, ia punya waktu senggang.

“Praktis, persiapan umrah cuma beberapa hari. Mengurus visa, beli tiket pesawat, memesan kamar hotel, dan hari ini saya ada di Madinah,” ungkap Nelma saat ditemui wartawan Mohamad Susilo yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, di tempat penukaran uang, tak jauh dari pintu 338 Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Ia mengurus semuanya sendiri, yang dalam beberapa tahun terakhir, populer dengan istilah umrah mandiri.

Istilah ini mengacu pada praktik melakukan ibadah umrah tanpa melalui Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) atau biro perjalanan wisata yang mengantongi izin pemerintah Indonesia untuk mengumpulkan dan mengkoordinir jamaah melaksanakan ibadah umrah.

DPR dan pemerintah resmi melegalkan umrah mandiri melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Undang-undang ini menambahkan pilihan umrah mandiri sebagai salah satu cara menjalankan ibadah, selain tentu saja melalui PPIU.

Legalisasi umrah mandiri ditentang oleh sejumlah perusahaan penyelenggara umrah.

Setidaknya 13 asosiasi penyelenggara umrah menyatakan menolak, dipicu kekhawatiran bahwa umrah mandiri “bisa menghilangkan jaminan keamanan, kenyamanan dan perlindungan” yang seharusnya didapatkan jamaah.

Sejumlah asosiasi itu juga menuding umrah mandiri bisa “membuka celah penipuan”.

Selain itu, umrah mandiri “dikhawatirkan mengancam ekonomi umat, dengan masuknya marketplace global dan para pemain internasional yang dapat mengganggu ekosistem ekonomi usaha travel lokal”.

Kementerian Haji dan Komisi VIII DPR menyatakan dimasukkannya umrah mandiri ke dalam undang-undang adalah pemberian ruang legalitas bagi mereka yang ingin melakukan ibadah ini secara perorangan, seiring dengan perubahan iklim pelaksanaan umrah dan haji di Arab Saudi.

Memang, dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah Saudi memudahkan individu untuk mendapatkan visa, yang antara lain bisa dipakai untuk umrah.

Digabung dengan kemudahan melakukan pemesanan tiket pesawat dan kamar hotel di Mekkah dan Madinah, maka seseorang pada intinya sudah bisa melakukan umrah, tanpa melalui biro perjalanan.

Bagi Nelma, umrah mandiri memberinya kesempatan beribadah di Tanah Suci dengan jadwal sendiri.

“Saya mendarat di Jeddah, kemudian ke Mekkah untuk melakukan umrah, menginap beberapa hari di sana, lalu ke Madinah dengan kereta cepat. Saya hanya punya waktu sehari semalam di Madinah. Rasanya tak lengkap kalau umrah tanpa berkunjung ke kota ini,” imbuh Nelma, yang pernah beberapa tahun menetap di London, Inggris.

‘Jatuhnya lebih murah’

Fleksibilitas yang tinggi juga menjadi pendorong mengapa Dedi, warga Medan, memilih umrah mandiri bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil.

Bersama istri, Dedi memilih tinggal di apartemen, yang memungkinkan mereka, untuk memasak dan menyiapkan kebutuhan lain sehari-hari.

“Jatuhnya lebih murah dibandingkan hotel. Selain itu, karena saya membawa dua anak kecil, saya tak ingin merepotkan rombongan. Makanya saya memutuskan untuk umrah mandiri,” kata Dedi di sela-sela menunggu giliran masuk ke museum biografi Nabi Muhammad di Madinah.

Sebelum berangkat, Dedi mencari tahu soal panduan dan aneka tips umrah mandiri, yang informasinya sangat mudah ditemukan di internet dan di kanal-kanal media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.

Dari mulai memilih akomodasi, transfer dari bandara ke Mekkah atau Madinah, hingga menggunakan transportasi lokal.

“Secara umum saya sudah tahu, tetapi saat benar-benar berada di Madinah, ada perasaan cukup khawatir juga. Untungnya, saya pernah keluar negeri, sehingga ada kepercayaan diri sedikitlah,” kata Dedi sambil tersenyum.

Membutuhkan kesiapan logistik

Kerepotan mengurus sendiri, jika boleh dikatakan sebagai kerepotan, membuat Asmara, laki-laki paruh baya juga dari Medan, memilih untuk umrah dengan bantuan biro perjalanan dari kotanya.

“Wah, tak terbayangkan kalau semuanya harus saya urus sendiri. Terus terang saya tak punya pengalaman,” kata Asmara di pelataran Masjid Nabawi.

“Makanya saya memilih umrah dengan bantuan biro perjalanan. Semuanya sudah ada yang mengatur, dari tiket pesawat, hotel, hingga jadwal mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Madinah dan Mekkah,” tambah Asmara.

Lain lagi dengan Atha, mahasiswa asal Lampung. Bersama istrinya, ia sebenarnya ingin umrah mandiri tetapi tidak mendapat izin orang tua.

“Bapak dan ibu khawatir kalau ada apa-apa. Makanya dipilihkan umrah melalui biro perjalanan. Padahal ingin sekali kami umrah mandiri, sepertinya asyik sekali,” kata Atha.

Sejatinya, umrah mandiri memang bukan untuk semua orang. Setidaknya seseorang harus menyiapkan dengan rapi logistik ketika di Jeddah, Mekkah, dan Madinah. Ini di luar pengetahuan tentang ibadah umrah yang harus dikuasai.

Apa yang harus disiapkan dalam umrah mandiri?

Dari pengalaman kontributor BBC News Indonesia melakukan umrah mandiri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Yang pertama adalah visa. Bisa on arrival, bisa dengan mengajukan visa turis secara online. Visa turis ini bisa multiple entry dan berlaku satu tahun.

Yang kedua, tiket pesawat. Setelah itu, akomodasi selama di Mekkah dan Madinah, jika ingin ke kota tersebut sebelum atau setelah melakukan umrah.

Tiket pesawat dan biaya hotel tentu disesuaikan anggaran masing-masing.

Bisa kelas bisnis atau ekonomi; bisa langsung atau singgah di kota-kota tertentu sebelum mendarat di Jeddah atau Madinah.

Hotel juga demikian. Bisa yang mahal karena lokasinya hanya beberapa menit jalan kaki dari Masjidil Haram atau yang jauh, yang tentu saja lebih terjangkau.

Selanjutnya, ketiga, adalah pengaturan transportasi lokal.

Kontributor BBC News Indonesia mengandalkan aplikasi Google Maps dan Careem untuk menavigasi Mekkah dan Madinah, seperti perjalanan dari stasiun kereta api Mekkah ke Masjidil Haram atau ketika ke Gua Hira di Jabbal Al Nur.

Careem adalah aplikasi layanan taksi online. Tak selalu menggunakan Careem, tetapi dari sini diketahui kisaran harga dari A ke B.

Setelah itu, menyetop taksi di jalan dan menawar harga yang diajukan sopir. Situasinya tak selalu seperti ini. Kadang juga tak perlu menawar harga, karena mendapatkan taksi resmi yang menggunakan argo. Jika ingin berhemat, bisa menggunakan layanan bus kota.

Kemampuan untuk menavigasi hal-hal seperti ini memerlukan pengetahuan dan kepercayaan diri.

Di balik ini semua, keempat, perlu langganan data untuk telepon pintar, yang menyedot semua informasi dari internet. Data bisa didapatkan dengan membeli kartu SIM lokal, roaming, atau eSIM.

Bagi yang sudah terbiasa melakukan perjalanan ke luar negeri dan akrab dengan aneka aplikasi perjalanan di ponsel pintar, pengaturan logistik dan mobilitas tak akan menjadi masalah.

Umrah mandiri ancaman bagi agen perjalanan?

Tetapi, bagaimana dengan warga biasa, yang berusia di atas 60 tahun misalnya, yang tidak akrab dengan aneka aplikasi perjalanan?

Hampir dipastikan mereka tidak akan mengambil jalur umrah mandiri.

Makanya, menurut Alfredo Di Stefano, warga Yogyakarta yang pernah umrah mandiri dan membantu biro perjalanan memberangkatkan jemaah, umrah mandiri “tidak mengancam agen-agen perjalanan”.

Alfredo mengatakan konsumen umrah via biro travel “akan tetap besar alias tidak tergerus oleh orang-orang yang melakukannya secara mandiri”.

Di luar warga yang tidak biasa bepergian atau fasih memanfaatkan aplikasi perjalanan, ada warga usia lanjut atau kalangan berada yang ingin umrah secara mudah.

“Mereka ini ingin semuanya sudah beres. Orang yang tidak mau repot mencari tiket pesawat, pesan hotel, dan urus visa, pasti akan umrah melalui biro perjalanan,” kata Alfredo.

“Jadi, orang-orang yang senang umrah mandiri sebenarnya bukan konsumen perusahaan travel … sehingga menurut saya pengusaha biro perjalanan umrah tak perlu khawatir [pasar mereka akan tergerus oleh orang-orang yang umrah mandiri],” kata Afredo.

Umrah mandiri bakal makin populer?

Data menunjukkan jumlah warga Indonesia yang melakukan umrah mencapai sekitar 1,3 juta orang per tahun.

Mayoritas berangkat melalui biro-biro perjalanan.

Umrah mandiri kian populer dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh kemudahan mendapatkan visa dan akses langsung ke tiket pesawat dan hotel di Mekkah dan Madinah.

Aneka tips dan panduan di TikTok, Instagram, dan YouTube juga ikut mendorong makin banyak orang melakukan umrah secara mandiri.

Irwan Tasla, warga Pekanbaru, mengaku tertarik melakukan umrah mandiri.

“Ingin sekali. Tahun ini belum bisa, karena saya umrah bersama istri dan ibu mertua yang memerlukan kursi roda. Dengan pertimbangan tersebut, makanya kami memutuskan umrah dengan biro travel. Tetapi saya dan istri ingin sekali bisa umrah mandiri,” ujar Irwan, warga Pekanbaru.

Ia mengatakan dirinya paham bahwa umrah mandiri memiliki tantangan tersendiri karena semua persiapan dan dukungan logistik di Mekkah dan Madinah harus diurus sendiri.

“Justru di situ asyiknya. Kita memilih tiket, hotel, dan jadwal sesuai dengan keinginan sendiri,” kata Irwan.

Wartawan di London, Mohammad Susilo, melaporkan untuk BBC News Indonesia.

  • Sengkarut haji furada – Antara kewenangan Saudi, ladang penipuan, dan peran negara
  • Pro dan kontra umrah ala backpacker – Mengapa Kementerian Agama tidak menganjurkannya?
  • Jemaah haji Indonesia keluhkan pelayanan transportasi bus, ketersediaan tenda hingga jadwal kegiatan – Di mana pangkal masalahnya?
  • Pro dan kontra umrah ala backpacker – Mengapa Kementerian Agama tidak menganjurkannya?
  • Sengkarut haji furada – Antara kewenangan Saudi, ladang penipuan, dan peran negara
  • Jemaah haji Indonesia keluhkan pelayanan transportasi bus, ketersediaan tenda hingga jadwal kegiatan – Di mana pangkal masalahnya?

Leave a Comment