Gendang Telinga Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Bolong, Bisakah Pulih?

Photo of author

By AdminTekno

11 korban ledakan SMAN 72 Jakarta masih menjalani perawatan di RSI Cempaka Putih. Dari angka tersebut, satu korban masih dirawat di ruangan ICU, sedangkan sisanya sudah berada di ruang rawat inap.

Mereka disebut mengalami gangguan pendengaran hingga 90 persen. Dokter pun akan memeriksa secara audiometri dan endoskopi telinga para korban untuk memastikan tingkat lubang pada gendang telinga.

Direktur Utama RSI Cempaka Putih, Pradono Handojo, mengatakan peluang korban agar pendengarannya kembali pulih 100 persen belum tertutup. Asalkan, penanganan terhadap korban dilakukan secepatnya dalam kurun waktu maksimal 2 pekan.

“Memang tidak akan pulih 100 persen tidak akan sempurna namun misalnya terjadi bolong apabila ditangani lebih awal ya, dalam 2 minggu atau golden periode-nya maka peluangnya untuk berhasil lebih baik, itu yang sedang kita usahakan agar itu bisa berjalan dengan cepat,” kata dia di RSI Cempaka Putih pada Selasa (11/11).

Pradono menambahkan, gendang telinga korban dapat kembali menutup secara alamiah jika tingkat lubangnya hanya 50 persen. Namun, apabila tingkat lubangnya hingga 100 persen, dia mengakui akan sulit untuk ditangani.

“Kita mau mengerjakannya secara hati-hati dan terstruktur dan sistematis nanti setelah itu rencana yang kita akan mengumpulkan para ibu-ibunya untuk bisa kita berikan informasi, sehingga nanti bisa dilakukan penanganan yang terarah secepatnya besok, selambatnya lusa,” ucap dia.

Sementara terkait korban yang masih dirawat di ruangan ICU dan menderita luka bakar parah, Pradono menyebut luka bakar korban berada dalam kategori grade tiga atau serius. Luka bakar itu sudah sampai ke otot bahkan tulang.

“Ya, tadi disampaikan itu sekitar 28 persen ya lokasinya dan itu cukup banyak. Beberapa itu termasuk grade tiga ya,” kata dia.

Adapun disinggung mengenai efek jangka panjang luka itu, Pradono mengatakan, umumnya tak akan sembuh kembali secara alami dan memerlukan waktu yang lama. Sementara, mengenai potensi cacat, dia tak memberikan penjelasan secara rinci.

“Cedera atau perlukaan yang dialami itu ada beberapa, pada telinga ada, pada mata ada, kemudian trauma ledakan pada dada juga ada, sehingga perlu dilakukan secara bertahap. Jadi sesuai dengan prioritas dan tidak bisa bersamaan,” kata dia.

Leave a Comment