
Kita Tekno – Skandal taruhan yang mengguncang sepak bola Turki semakin meluas, memicu respons tegas dari Federasi Sepak Bola Turki (TFF) yang telah menskors lebih dari 1.000 pemain. Di antara nama-nama besar yang terseret dalam pusaran kontroversi ini adalah bek tim nasional Eren Elmali, seorang pemain reguler Liga Champions untuk klub raksasa Galatasaray musim ini.
Keterlibatan Elmali dalam kasus ini terkuak setelah ia mendadak ditarik dari skuad tim nasional Turki yang tengah bersiap untuk laga krusial kualifikasi Piala Dunia melawan Spanyol dan Bulgaria. Menanggapi situasi tersebut, pemain berusia 25 tahun ini segera merilis pernyataan pada Senin malam melalui akun Instagram pribadinya, menjelaskan posisinya terkait tuduhan tersebut.
Dalam unggahannya, Elmali mengakui bahwa ia memang pernah memasang taruhan pada sebuah pertandingan sekitar lima tahun lalu. Namun, ia menegaskan bahwa pertandingan yang dimaksud sama sekali tidak melibatkan timnya sendiri. Untuk diketahui, Elmali sendiri baru bergabung dengan Galatasaray pada tahun ini, memperkuat argumennya.
Nama Elmali, bersama dengan rekan setimnya di Galatasaray, Metehan Baltaci, tercatat dalam daftar panjang 1.024 pemain yang dirilis oleh federasi pada Senin. Seluruh pemain dalam daftar ini secara resmi telah dirujuk ke komisi disiplin untuk proses lebih lanjut, menandakan keseriusan TFF dalam menangani masalah ini.
Sebagai langkah awal penertiban, federasi mengumumkan penutupan divisi tiga dan empat liga Turki selama dua minggu. Kendati demikian, pertandingan di Liga Super, yang saat ini dipimpin oleh juara bertahan Galatasaray, serta divisi dua akan tetap berjalan sesuai jadwal, memastikan kompetisi utama tidak terganggu secara signifikan.
Sepak bola Turki kini benar-benar tergoncang oleh investigasi intensif terhadap dugaan praktik taruhan yang meluas. Skandal ini tidak hanya menyeret para pemain, tetapi juga melibatkan wasit dalam pertandingan yang secara tegas dilarang oleh aturan FIFA. Kondisi ini memperlihatkan betapa dalam akar permasalahan taruhan ilegal di kancah sepak bola negara tersebut.
Angka keterlibatan wasit pun tidak kalah mencengangkan. Lebih dari 150 wasit diduga telah memasang taruhan pada pertandingan, termasuk tujuh wasit yang memiliki lisensi untuk memimpin pertandingan tingkat atas dan 15 asisten wasit tingkat atas. Skala ini menyoroti bagaimana integritas pertandingan di level tertinggi pun berpotensi terancam.
Tak hanya pemain dan wasit, lingkaran skandal ini juga telah meluas ke jajaran manajemen klub. Presiden klub papan atas Eyupspor serta mantan pemilik Kasımpasa dilaporkan turut terlibat dan sedang dalam pemeriksaan, menunjukkan bahwa masalah ini merambah ke berbagai lini struktur sepak bola.
Menyikapi krisis ini, presiden federasi, İbrahim Hacıosmanoğlu, dalam konferensi pers dua minggu lalu, menegaskan komitmennya. “Tugas kami adalah mengangkat sepak bola Turki ke tempat yang semestinya dan membersihkannya dari segala kekotorannya,” ujarnya, menunjukkan tekad kuat untuk mengembalikan reputasi dan integritas olahraga di Turki.
Skandal ini muncul di tengah periode “kebangkitan” sepak bola Turki yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Negara ini sedang bersiap menjadi tuan rumah bersama Kejuaraan Eropa 2032 dengan Italia, tim nasional berhasil mencapai perempat final Euro 2024, dan kota Istanbul telah dipercaya oleh UEFA untuk menjadi tuan rumah beberapa final kompetisi klub Eropa. Prestasi-prestasi membanggakan ini kini terancam ternoda oleh merebaknya kasus taruhan ilegal, yang menuntut penanganan serius dari seluruh pihak terkait.