Delapan bulan telah berlalu sejak Alvaro Kiano Nugroho, bocah berusia 6 tahun asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menghilang tanpa jejak. Sejak pamit untuk salat Magrib pada Rabu, 6 Maret 2025, keberadaan Alvaro masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Kasus hilangnya Alvaro ini terus menjadi perhatian utama aparat kepolisian, dengan berbagai upaya pencarian yang tak henti dilakukan.
Kapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam, menegaskan bahwa tim gabungan dari Polsek Pesanggrahan, Polres Metro Jakarta Selatan, hingga Polda Metro Jaya terus aktif menyelidiki dan mencari keberadaan Alvaro. Pencarian bahkan meluas hingga ke luar kota, mencakup wilayah seperti Sukabumi, Jawa Barat, dan Pandeglang, Banten, demi mendapatkan petunjuk. Namun, di tengah upaya keras ini, pihak kepolisian dan keluarga dihadapkan pada tantangan berat berupa maraknya informasi palsu. AKP Seala mengungkapkan, “Pihak keluarga pun masih berkomunikasi dengan kami memastikan setiap informasi itu benaran atau tidak sebab pihak keluarga beberapa kali ditipu, misalkan ini saya liat anak di sini, di sana, tapi minta uang ternyata bohong,” ujarnya kepada wartawan pada Rabu (12/11/2025). Kondisi ini menambah beban psikologis bagi keluarga korban yang sudah berduka.
Alvaro Kiano Nugroho terakhir kali terlihat pada Rabu, 6 Maret 2025, saat pamit menunaikan salat Magrib di masjid dekat rumahnya. Namun, sejak saat itu, ia tak pernah kembali ke rumah. Alvaro, putra dari pasangan Arum Indah Kusumastuti dan Agus Nugroho, selama ini diasuh oleh kakeknya, Tugimin (71). Polisi telah meminta keterangan dari Tugimin sebanyak dua kali, namun belum ada perkembangan signifikan yang berhasil diungkap. Sementara itu, ibu Alvaro tetap aktif di akun Instagram pribadinya, memposting kerinduannya dan harapan agar anaknya segera ditemukan, sedangkan ayahnya, Agus, diketahui sedang menjalani masa hukuman di LP Cipinang.
Kronologi hilangnya Alvaro bermula dari kesaksian Tugimin. Ia menceritakan bahwa pada hari hilangnya Alvaro, seseorang yang mengaku sebagai ayah Alvaro mendatangi masjid tempat Alvaro salat. Namun, marbot masjid tidak dapat memastikan identitas atau wajah dari orang tersebut. “Tidak diperhatikan,” kata Tugimin pada Minggu (27/4/2025), yang menjadi kendala besar dalam penyelidikan awal.

Guna melengkapi penyelidikan, polisi berupaya memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. Sayangnya, harapan untuk mendapatkan petunjuk visual pupus karena perangkat CCTV di area terakhir Alvaro terlihat dilaporkan rusak. Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murdoch, menyatakan, “Kami tidak bisa melihat melalui CCTV,” pada Minggu (27/4/2025), yang tentu saja sangat menghambat proses pencarian.
Selain pemeriksaan CCTV, aparat kepolisian telah mengumpulkan keterangan dari berbagai saksi, termasuk anggota keluarga dan pengurus masjid. Rencana untuk meminta keterangan dari ayah Alvaro, Agus, juga sedang diupayakan. Hingga Minggu (27/4/2025), tiga saksi telah diperiksa, termasuk pengurus masjid. Namun, Kompol Murodih mengakui bahwa belum ada “perkembangan signifikan” dari upaya penyelidikan tersebut. Ia menambahkan, “Masih proses penyelidikan,” mengindikasikan bahwa pencarian saksi-saksi lain yang mungkin memiliki informasi tentang keberadaan Alvaro terus berlanjut.
Kasus hilangnya Alvaro Kiano Nugroho adalah pengingat betapa rentannya anak-anak. Meski berbagai kendala muncul, mulai dari informasi palsu hingga bukti vital yang rusak, pihak kepolisian dan keluarga tetap bertekad untuk menemukan Alvaro. Masyarakat juga diimbau untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak valid dan selalu melaporkan setiap petunjuk yang kuat langsung kepada pihak berwenang guna mempercepat penemuan Alvaro Kiano Nugroho.