
Kita Tekno Presiden Donald Trump secara resmi memperkenalkan Priority Appointment Scheduling System (PASS), sebuah layanan yang memberikan prioritas penjadwalan wawancara visa bagi pemegang tiket Piala Dunia 2026.
Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Presiden FIFA Gianni Infantino. PASS dibuat untuk mempercepat proses administrasi visa sehingga suporter internasional dapat menghadiri pertandingan tanpa hambatan birokrasi yang panjang.
Infantino menyebut bahwa Piala Dunia 2026 dirancang sebagai turnamen terbesar dan paling inklusif dalam sejarah dan PASS menjadi salah satu langkah konkret dalam mewujudkan visi tersebut.
“FIFA PASS merupakan tonggak penting dalam persiapan menuju Piala Dunia FIFA, yang menggarisbawahi kerja sama yang erat antara FIFA dan Satuan Tugas Gedung Putih dalam menyelenggarakan acara global yang benar-benar inovatif,” tulis Infantino melalui Instagram resminya.
Digusur Suriname! Ranking FIFA Timnas Indonesia Turun, Buntut Absen di FIFA Matchday November 2025
Lebih dari enam juta tiket disiapkan untuk laga yang tersebar di 16 kota di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Namun, pengumuman mengenai PASS dibarengi pernyataan Trump terkait keamanan kota tuan rumah. Dalam kesempatan yang sama, Trump memperingatkan bahwa pertandingan di Seattle bisa dipindahkan jika tingkat kriminalitas kota itu tidak segera membaik.
Dilansir dari Daily Mail, Senin (17/11), Trump menyebut bahwa pihak penyelenggara tidak akan mengizinkan pertandingan berlangsung di kota yang dinilai berbahaya dan opsi pemindahan lokasi dapat dilakukan sewaktu-waktu.
“Jika ada kota yang kami pikir akan sedikit berbahaya untuk Piala Dunia karena mereka bermain di begitu banyak kota, kami tidak akan mengizinkannya,” kata Trump dikutip dari Daily Mail.
Tak Cukup Voting dari Fans! Rizky Ridho Harus Dipilih Legenda FIFA untuk Menang Puskas Award 2025
Ancaman itu muncul setelah terpilihnya Kate Wilson, seorang demokrat sosialis, sebagai wali kota baru Seattle. Trump sebelumnya telah menuding kota-kota seperti Seattle dan San Francisco sebagai wilayah yang dijalankan kelompok kiri radikal dan berjanji memastikan keamanan sebagai prioritas utama penyelenggaraan turnamen.
Sebelumnya, dua suporter Portugal sempat ditolak masuk Amerika Serikat saat hendak menyaksikan laga Club World Cup. Kedua fans Benfica itu gagal mendapatkan izin perjalanan meski telah mengisi formulir ESTA dengan benar.
Penolakan itu terjadi di tengah kebijakan imigrasi Trump yang kembali diperketat.
Peluncuran PASS itu menjadi sinyal bahwa Amerika Serikat ingin mempermudah akses suporter dalam menyaksikan Piala Dunia 2026 sehingga insiden serupa tidak terjadi lagi.