
PSSI secara tegas menyatakan telah mengambil pelajaran berharga dari pengalaman sebelumnya dalam menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, saat berbicara dalam program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV pada Sabtu, 22 November 2025.
Kluivert, legenda sepak bola Belanda, hanya mampu bertahan selama sepuluh bulan setelah resmi ditunjuk pada Januari 2025. Ia, bersama para asistennya dari Belanda, harus dicopot dari jabatannya setelah gagal mengantarkan Skuad Garuda melaju ke putaran final Piala Dunia 2026.
Merespons kegagalan tersebut, Zainudin Amali, yang juga merupakan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, menegaskan bahwa PSSI akan menerapkan pendekatan yang jauh lebih hati-hati dalam proses penunjukan pelatih baru Timnas Indonesia. Evaluasi menyeluruh terhadap rekam jejak calon pelatih kini menjadi prioritas utama.
“Tentu, yang pertama dan paling utama yang akan kami perhatikan adalah rekam jejaknya,” jelas Amali. “Kami akan meneliti detail CV, mulai dari berapa lama ia melatih, klub atau tim nasional mana saja yang pernah ditanganinya, serta informasi penting lainnya.”
PSSI dengan tegas menyatakan tidak akan lagi terbuai oleh nama besar seorang individu di masa lalu sebagai pemain. Pengalaman buruk dengan Patrick Kluivert menjadi pengingat bahwa kehebatan seorang pemain tidak serta merta menjamin kualitasnya sebagai pelatih. “Jika seseorang adalah pemain yang sangat bagus, belum tentu ia akan menjadi pelatih yang bagus pula,” tegas Amali, sembari menyinggung kembali pengalaman dengan Kluivert.
PSSI Utus Sumardji Berangkat ke Eropa untuk Bertemu Pelatih Timnas Indonesia
Oleh karena itu, PSSI akan mempertimbangkan segala aspek dengan cermat dalam seleksi pelatih baru Timnas Indonesia. Rekam jejak seorang calon pelatih, mencakup di mana ia pernah melatih dan bagaimana hasil kerjanya, akan menjadi pertimbangan paling sentral dan utama. “Pengalaman sebagai pemain tidak lagi menjadi pertimbangan utama, melainkan kami akan fokus pada track record-nya sebagai pelatih, di mana ia melatih dan bagaimana pencapaiannya,” tambahnya.
Selain rekam jejak, aspek krusial berikutnya adalah kesediaan calon pelatih untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh PSSI.
Lille Sentil Striker Timnas Indonesia, Calvin Verdonk Kucing-kucingan dengan Olivier Giroud
PSSI akan memastikan bahwa setiap pelatih baru Timnas Indonesia akan bekerja berdasarkan target-target spesifik yang tercantum dalam kontraknya. “Federasi pasti memiliki target yang jelas,” ujar Zainudin Amali. “Tidak mungkin kami melepas begitu saja seorang pelatih tanpa ada tujuan yang harus dicapai.” Ia menegaskan bahwa jika target-target tersebut tidak terpenuhi, maka konsekuensinya akan merujuk pada ketentuan kontrak yang telah disepakati, yang secara gamblang menunjukkan ketidaksesuaian performa.
Ringkasan
PSSI belajar dari pengalaman menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia, yang hanya bertahan 10 bulan karena gagal memenuhi target. Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, menyatakan bahwa rekam jejak calon pelatih, termasuk pengalaman melatih dan pencapaiannya, akan menjadi prioritas utama dalam proses seleksi.
PSSI tidak lagi terpaku pada nama besar seorang pemain di masa lalu, melainkan fokus pada track record sebagai pelatih. Selain itu, PSSI akan memastikan calon pelatih bersedia memenuhi target yang ditetapkan dan konsekuensi akan diberlakukan jika target tidak tercapai, sesuai dengan ketentuan kontrak.