Dugaan ketidakharmonisan dalam tubuh federasi sepak bola PSSI semakin mencuat setelah Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, secara blak-blakan mengungkapkan sejumlah kejanggalan. Pernyataan ini sontak menarik perhatian publik terhadap dinamika internal organisasi yang menaungi sepak bola nasional tersebut.
Pemicu utama polemik ini adalah pengumuman mendadak mengenai penunjukan Nova Arianto sebagai pelatih Timnas Indonesia U-20, sebuah keputusan yang mengejutkan banyak pihak.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Dirtek PSSI Alexander Zwiers, Ketua BTN PSSI Sumardji, dan Sekjen PSSI Yunus Nusi di GBK Arena pada Kamis, 20 November 2025. Peristiwa ini lantas memicu tanda tanya besar di kalangan petinggi federasi.
Zainudin Amali secara tegas menyatakan bahwa proses penunjukan Nova Arianto sebagai pelatih Timnas Indonesia U-20 tidak mengikuti mekanisme organisasi yang seharusnya berlaku di PSSI.
Kondisi ini sontak memicu spekulasi mengenai keretakan komunikasi internal di tubuh federasi, sekaligus menyoroti isu transparansi dalam setiap pengambilan keputusan strategis terkait tim nasional.
Menurut Amali, keputusan tersebut sangat mengejutkan karena tidak dibahas melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI, melainkan langsung diumumkan dalam sebuah konferensi pers.
“Misalnya Nova Arianto ditetapkan sebagai pelatih Timnas U-20, kami kaget karena itu bukan lewat rapat Exco tetapi sudah diumumkan di konferensi pers,” ujar Zainudin Amali pada Minggu, 23 November 2025, seperti dikutip dari Tribunnews. “Saya tidak tahu mekanisme apa yang dipakai,” tambahnya, menyiratkan kebingungan akan prosedur yang ditempuh.
Mantan Menpora RI itu pun berharap agar ke depannya, proses pemilihan pelatih Timnas Indonesia, khususnya untuk tim senior, harus mengikuti mekanisme organisasi yang benar dan transparan.
Ia menekankan pentingnya memberi kesempatan kepada Exco untuk secara langsung mewawancarai para calon pelatih sebelum pengumuman resmi dilakukan.
“Untuk pelatih tim senior harus mengikuti mekanisme organisasi yang benar, yaitu Exco bisa mewawancarai calon seperti yang kami jalani ketika Ketum PSSI Mochamad Iriawan memimpin, dan kita putuskan bersama. Itu yang paling penting,” tegas Amali, merujuk pada praktik yang lebih kolektif di masa lalu.
Amali melanjutkan, siapa pun pelatih yang pada akhirnya terpilih, keputusan tersebut mutlak harus bersifat kolektif-kolegial, bukan hasil dari keputusan individu semata.
Penunjukan Nova Arianto
Menanggapi sorotan tersebut, Ketua BTN Sumardji sebelumnya memaparkan bahwa penunjukan Nova Arianto sebagai pelatih Timnas U-20 Indonesia mengacu pada rekomendasi dari Dirtek PSSI, Alexander Zwiers.
Terungkap bahwa Nova Arianto, yang sebelumnya menjabat sebagai pelatih Timnas U-17, didapuk untuk melatih Timnas U-20 tanpa melalui rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Ini adalah sebuah prosedur wajib yang seharusnya dilalui sesuai dengan statuta organisasi federasi sepak bola nasional.
Sumardji juga menjelaskan bahwa materi pemain Timnas U-20 nantinya akan mayoritas berasal dari Timnas U-17, yang sebelumnya memang sudah ditangani oleh Nova Arianto.
“Sesuai dengan usulan dari Dirtek, Alexander Zwiers, rekan-rekan Exco menyetujui bahwa pelatih Timnas U-20 putra ini akan kita berikan tugas dan tanggung jawab sepenuhnya kepada Nova Arianto,” ungkap Sumardji.
Ia menambahkan, “Berkaitan dengan Timnas U-20 putra, 85 persen pemainnya adalah pemain Timnas U-17 yang baru saja melakukan kegiatan Piala Dunia U-17.” Penjelasan ini seolah menjadi justifikasi di balik penunjukan Nova Arianto.
Berita Terkait
- Baca juga: TERKUAK Bocor Pengakuan Timur Kapadze, PSSI Ada Menghubungi Lewat Sosok Ini, Jadi Pelatih Timnas?
- Baca juga: BOCORAN Baru Pelatih Timnas Indonesia Diungkap Orang Dalam PSSI: Rahasia 5 Nama Belum Diungkap
- Baca juga: BOCORAN Pengumuman Pelatih Baru Timnas Indonesia, Orang Dalam PSSI Keceplosan Ungkap Waktunya
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
