
Pengakuan mengejutkan datang dari Sayem, nenek dari bocah malang Alvaro Kiano. Ia mengungkapkan bahwa keluarga dari Alex Iskandar, sang ayah tiri Alvaro, diduga kuat mengetahui seluruh detail ihwal penculikan dan pembunuhan cucunya.
Kasus tragis ini menimpa Alvaro, seorang bocah 6 tahun yang dinyatakan hilang sejak Maret 2025 di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Setelah delapan bulan pencarian yang tak kunjung membuahkan hasil, Alvaro kini ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, menambah duka mendalam bagi keluarga dan publik.
Menurut penuturan Sayem, insiden penculikan itu bermula usai Alvaro menunaikan salat di Masjid Jami Al-Muflihun, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Saat itu, ayah tirinya, Alex Iskandar, menjanjikan akan membelikan mainan kepada bocah tersebut. Namun, esok harinya, janji manis itu berubah menjadi petaka ketika Alvaro menangis mencari kakeknya, Tugimin. Bukannya menenangkan, Alex justru secara keji membekap mulut Alvaro menggunakan handuk, hingga nyawanya melayang.
Menyadari kondisi Alvaro yang sudah tak bernyawa, Alex kemudian membawa jenazah bocah tersebut ke rumah adiknya yang berlokasi di Bogor. Di sana, ia nekat membuang jasad Alvaro di sebuah kali. “Terus dibuang di kali itu nyuruh orang lagi. Terus di situ tuh diikat di pohon. Jadi kan enggak nganyut [hanyut], jadi kalau enggak diikat mungkin itu udah nganyut. Jadi mungkin sampai sekarang kan udah 8 bulan,” ujar Sayem saat ditemui wartawan di rumahnya, di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (24/11). Pengikatan pada pohon ini dilakukan agar jenazah tidak terseret arus, yang pada akhirnya memperlama proses penemuan selama delapan bulan.

Lebih mencengangkan, Sayem juga mengungkapkan bahwa adik Alex, yang rumahnya menjadi lokasi transit jenazah, turut menyembunyikan fakta bau busuk dari jasad Alvaro. “Udah tinggal ini doang, diikat pakai pohon, ada pohon di semak-semak jadi tetangga di situ pada ngomong katanya kok bau apa, ya, katanya bukan itu mah bangkai anjing,” ungkapnya. Adik Alex dengan sengaja mengklaim bau tersebut berasal dari bangkai anjing. “Iya adiknya si Alex [bilang], ‘bukan itu mah bangkai anjing’. Iya, jadi keluarganya terlibat semua,” tegas Sayem, Nenek Alvaro, menguatkan dugaan keterlibatan seluruh anggota keluarga dalam upaya menutupi kejahatan ini.
Setelah hilang sejak Maret 2025 dan melalui delapan bulan pencarian, Alvaro Kiano akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di Kali Cirewed, Bogor. Seluruh bukti dan pengakuan mengarah pada Alex Iskandar, ayah tiri Alvaro, sebagai tersangka utama dalam kasus penculikan dan pembunuhan yang mengguncang ini.
Ringkasan
Nenek Alvaro, Sayem, mengungkapkan bahwa keluarga ayah tiri Alvaro, Alex Iskandar, diduga mengetahui detail penculikan dan pembunuhan Alvaro. Alvaro, bocah 6 tahun, hilang sejak Maret 2025 di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dan ditemukan tak bernyawa setelah delapan bulan pencarian. Alex Iskandar diduga membekap Alvaro hingga tewas dan membuang jenazahnya di Kali Cirewed, Bogor, dengan bantuan pihak lain.
Adik Alex Iskandar diduga turut menyembunyikan fakta bau busuk dari jenazah Alvaro, mengklaimnya sebagai bangkai anjing. Sayem meyakini seluruh keluarga Alex terlibat dalam upaya menutupi kejahatan ini. Alvaro ditemukan di Kali Cirewed, dan Alex Iskandar menjadi tersangka utama dalam kasus penculikan dan pembunuhan ini.