Ringkasan Berita:
- Giovanni van Bronckhorst masuk radar PSSI sebagai calon pengganti Patrick Kluivert, didukung rekam jejak kuat dan kedekatannya dengan Indonesia.
- Mantan pelatih Feyenoord dan Rangers ini kini menjadi asisten pelatih Liverpool, namun posisinya disebut tidak aman seiring performa buruk klub.
- PSSI menegaskan pelatih baru harus memiliki rekam jejak yang jelas dan target terukur dalam kontrak.
Kita Tekno – Nama Giovanni van Bronckhorst belakangan ini mendadak menjadi pusat perhatian publik sepak bola Tanah Air. Mantan bintang sekaligus pelatih berprestasi asal Belanda tersebut dikabarkan masuk dalam daftar kandidat kuat pelatih baru Timnas Indonesia.
Kabar ini mencuat setelah Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Sumardji, dilaporkan melakukan kunjungan ke Eropa dalam rangka menjaring calon arsitek baru yang akan menggantikan Patrick Kluivert. Bahkan, media Inggris terkemuka, Football Insider 247, menempatkan Van Bronckhorst sebagai salah satu kandidat terdepan. Alasan di balik kuatnya nama ini tidak hanya tertumpu pada rekam jejak kepelatihannya yang gemilang, tetapi juga kentalnya hubungan emosional antara Indonesia dan Belanda, ditambah lagi dengan banyaknya pemain berdarah campuran di skuad Timnas Garuda saat ini.
Saat ini, Giovanni van Bronckhorst tengah mengemban tugas sebagai asisten pelatih Liverpool, mendampingi juru taktik utama Arne Slot, setelah sebelumnya menggantikan posisi John Heitinga. Namun, di tengah performa The Reds yang sempat terseok-seok di Liga Inggris, posisi Van Bronckhorst di Anfield disebut-sebut tidak sepenuhnya aman. Kondisi inilah yang ditengarai membuka peluang besar baginya untuk menatap tantangan baru dan serius mempertimbangkan tawaran melatih Timnas Indonesia.
Karier Kepelatihan Mentereng di Eropa

Jejak kepelatihan Giovanni van Bronckhorst di kancah Eropa memang patut diperhitungkan. Mengawali kariernya sebagai asisten pelatih di klub legendaris Belanda, Feyenoord, mendampingi nama-nama besar seperti Ronald Koeman dan Fred Rutten pada periode 2011–2019, ia kemudian dipercaya menakhodai tim utama. Di bawah kepemimpinannya, Feyenoord berhasil meraih sederet prestasi gemilang: menjuarai Eredivisie pada tahun 2017, dua gelar KNVB Cup, serta dua kali merengkuh Johan Cruyff Shield. Pencapaian ini menegaskan posisinya sebagai salah satu pelatih Belanda dengan rekam jejak paling solid dan konsisten di eranya.
Setelah periode sukses di Belanda, Van Bronckhorst sempat menjajal peruntungan di Liga Super China bersama Guangzhou R&F. Namun, puncak petualangan internasionalnya terjadi saat memimpin klub raksasa Skotlandia, Rangers FC. Di sana, ia tidak hanya berhasil membawa Rangers meraih gelar Piala Skotlandia, tetapi juga menorehkan sejarah dengan mengantar tim mencapai final Liga Europa 2022, sebuah prestasi langka yang sangat membanggakan. Meskipun sempat menghadapi masa-masa kurang menguntungkan di Besiktas, reputasinya sebagai pelatih sarat pengalaman dan bermental juara tetap terjaga kuat.
Perjalanan kariernya kini membawanya kembali ke liga elite Eropa, menjabat sebagai asisten Arne Slot di Liverpool sejak tahun 2024. Namun, posisi Liverpool yang kini terperosok ke papan tengah klasemen Liga Inggris, tepatnya di peringkat ke-12, ditengarai turut memengaruhi stabilitas internal staf kepelatihan The Reds. Situasi ini secara tidak langsung membuka jalan bagi Van Bronckhorst untuk mempertimbangkan tawaran menarik dari PSSI dan berlabuh ke Timnas Indonesia.
Punya Darah Indonesia dari Maluku

Faktor lain yang membuat nama Giovanni van Bronckhorst begitu kuat adalah ikatan emosionalnya dengan Indonesia. Ia diketahui memiliki darah Maluku yang mengalir dari sang ibu. Kedekatan budaya ini diyakini akan menjadi keuntungan besar, membantu proses adaptasinya berjalan lebih mulus jika kelak resmi menukangi Timnas Garuda, serta membangun koneksi yang lebih dalam dengan para pemain dan lingkungan sepak bola Tanah Air.
PSSI Akan Selektif
Menanggapi spekulasi mengenai pergantian pelatih, Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, dengan tegas menyatakan bahwa federasi kini bersikap jauh lebih selektif. Menurutnya, rekam jejak kepelatihan menjadi kriteria utama dan tak bisa ditawar. “Yang pertama kami lihat adalah rekam jejak. Dia berapa kali melatih, di mana, dan hasil yang dicapainya seperti apa,” jelas Zainudin Amali dalam tayangan YouTube Kompas.com, Sapa Indonesia Malam, Sabtu (22/11/2025).
Amali juga menekankan bahwa PSSI tidak akan lagi terjebak pada nama besar seorang individu yang cemerlang sebagai pemain, namun belum teruji dalam dunia kepelatihan. “Kalau dia pemain bagus belum tentu melatihnya bagus. Kita sudah punya pengalaman dengan Patrick Kluivert,” ujarnya, merujuk pada salah satu kandidat sebelumnya. Selain itu, setiap pelatih baru akan diikat dengan kontrak yang memuat target terukur dan jelas. “Jika target yang ditetapkan tidak tercapai, maka kontrak akan berbicara bahwa Anda tidak memberikan performa sesuai harapan,” tegas Amali, menunjukkan keseriusan PSSI dalam mencapai tujuan.
Apakah Calon Van Bronckhorst Terkuat?
Menganalisis keseluruhan profilnya—mulai dari pengalaman kepelatihan yang lengkap di berbagai level, rekam jejak prestisius dengan sejumlah gelar juara, hingga ikatan pribadi dengan Indonesia—jelas bahwa Giovanni van Bronckhorst sangat memenuhi kriteria ideal yang dicari PSSI. Apabila negosiasi berjalan lancar, pelatih berusia 50 tahun ini berpotensi besar menjadi arsitek yang membawa angin segar dan dimensi baru bagi Timnas Indonesia, baik dari segi gaya bermain yang modern, disiplin tim yang ketat, maupun penerapan manajemen sepak bola ala Eropa yang progresif.
(Tribunnews.com/Hafidh Rizky Pratama)
Ringkasan
Giovanni van Bronckhorst menjadi kandidat pelatih Timnas Indonesia, menggantikan Patrick Kluivert. Rekam jejaknya yang kuat, termasuk pernah melatih Feyenoord dan Rangers, serta kedekatannya dengan Indonesia menjadi pertimbangan. Saat ini, ia menjabat sebagai asisten pelatih di Liverpool namun posisinya dikabarkan tidak aman, membuka peluang untuk melatih Timnas Indonesia.
PSSI menekankan pentingnya rekam jejak yang jelas dan target terukur dalam kontrak pelatih baru. Van Bronckhorst dianggap memenuhi kriteria ideal karena pengalamannya melatih di berbagai level, meraih gelar juara, dan memiliki darah Indonesia dari Maluku. Hal ini diyakini akan mempermudah adaptasinya jika resmi melatih Timnas Garuda.