
JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Jenderal (Purn) Prabowo Subianto, melakukan kunjungan penting ke Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) di Cilangkap, Jakarta Timur, pada Selasa (25/11/2025). Kunjungan ini menandai pertemuan strategis dengan para pimpinan tinggi militer untuk membahas agenda vital pertahanan negara.
Dalam kedatangannya, Presiden Prabowo disambut langsung oleh sejumlah tokoh kunci di lingkungan pertahanan, termasuk Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakil KSAD) Letjen Muhammad Saleh Mustafa, serta Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakil KSAL) Laksdya Erwin S Aldedharma. Kehadiran mereka menegaskan urgensi dan fokus agenda yang dibahas.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo melangsungkan pertemuan daring yang didampingi oleh Menteri Pertahanan dan Panglima TNI. Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan instruksi langsung terkait penguatan pembangunan pasukan demi menjaga stabilitas nasional. Informasi ini disampaikan oleh Tim Media Presiden dan dikutip oleh Republika.co.id di Jakarta, menunjukkan fokus pemerintah pada ketahanan dalam negeri.
Lebih lanjut, melalui keterangan pers bersama Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Jenderal Agus Subiyanto, diumumkan bahwa Indonesia telah berhasil membentuk 150 Batalyon Teritorial Pembangunan (Yon TP) sepanjang tahun ini. Angka ini direncanakan akan terus meningkat secara signifikan setiap tahunnya, dengan target ambisius mencapai 750 Yon TP pada akhir tahun 2029. Pembentukan Yon TP ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat pertahanan dan keamanan di seluruh wilayah Indonesia, dari perbatasan hingga pusat-pusat strategis.
Tim Media Presiden menjelaskan bahwa batalyon-batalyon ini akan memiliki peran krusial dalam menjaga keutuhan wilayah, melindungi kepentingan nasional, serta mengamankan industri strategis yang vital bagi kedaulatan negara. Inisiatif ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam membangun kekuatan pertahanan yang adaptif dan responsif terhadap berbagai tantangan baik dari dalam maupun luar negeri.
Selain agenda domestik, pertemuan tersebut juga membahas rencana pengiriman 20.000 prajurit TNI ke Gaza, Palestina. Pasukan ini akan bertugas di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendukung upaya rehabilitasi permukiman warga Gaza yang terdampak konflik. Komitmen Indonesia dalam misi kemanusiaan global ini menunjukkan peran aktif negara dalam menjaga perdamaian dunia dan membantu masyarakat internasional.
Tim Media Presiden menambahkan, Indonesia juga telah memulai pembentukan kontingen pasukan pemelihara perdamaian di bawah naungan PBB. Pasukan ini akan secara spesifik fokus pada penyaluran bantuan kemanusiaan dan mendukung upaya pemulihan di daerah-daerah pascakonflik, menegaskan peran Indonesia sebagai agen perdamaian global yang proaktif dan bertanggung jawab.
Dalam rangkaian kegiatan kunjungannya, Presiden Prabowo juga sempat melakukan konferensi video dengan berbagai satuan TNI di seluruh Indonesia, memberikan arahan langsung kepada jajaran militer. Hadir pula dalam pertemuan penting ini Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Inf Teddy Indra Wijaya dan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Richard Taruli Horja Tampubolon, beserta para petinggi TNI dari tiga matra lainnya, memperkuat koordinasi dan sinergi antarlembaga dalam menjalankan visi pertahanan negara.
Sebelumnya, pada Senin (24/11/2025), Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto telah mengungkapkan bahwa pasukan perdamaian yang akan dikirim ke Gaza, Palestina akan dipimpin oleh seorang perwira tinggi (pati) bintang tiga. Pernyataan ini disampaikan Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, memberikan gambaran awal mengenai struktur kepemimpinan misi penting tersebut.
Menurut Jenderal Agus, proses seleksi untuk kontingen pasukan pemelihara perdamaian sedang berjalan dengan cermat. Ia juga menjelaskan bahwa pasukan yang nantinya akan dipimpin oleh pejabat bintang tiga tersebut akan membawahi tiga brigade komposit, menunjukkan skala dan kompleksitas misi kemanusiaan yang akan diemban. Meskipun alasan spesifik penunjukan pati bintang tiga belum dijelaskan, hal ini mengindikasikan tingkat keseriusan dan pentingnya misi tersebut bagi Indonesia di kancah global.