9 Daerah di Aceh Dilanda Banjir hingga Longsor, 46 Ribu Warga Terdampak

Photo of author

By AdminTekno

Aceh kembali dilanda bencana hidrometeorologi. Sembilan kabupaten/kota di Aceh kini telah menetapkan status darurat bencana menyusul serangkaian insiden banjir, longsor, dan tanah bergerak yang melanda wilayah tersebut selama sepekan terakhir. Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) hingga Rabu (26/11) menunjukkan bahwa bencana ini telah mengakibatkan 46.893 jiwa terdampak dan hampir 1.500 warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Plt Kepala Pelaksana BPBA, Fadmi Ridwan, mengonfirmasi bahwa delapan daerah yang telah menyatakan status darurat bencana meliputi Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat.

Fadmi Ridwan menjelaskan bahwa pemicu utama di balik rangkaian bencana ini adalah curah hujan dengan intensitas tinggi yang terus mengguyur wilayah Aceh sejak pertengahan November 2025. Selain itu, kondisi geologi Aceh yang dikenal labil turut memperparah keadaan, menjadikan beberapa daerah sangat rentan terhadap insiden longsor dan tanah bergerak yang mengancam keselamatan warga.

Banjir Meluas di Sembilan Kabupaten/Kota

Laporan terbaru mengindikasikan bahwa banjir kini telah merendam sedikitnya sembilan kabupaten/kota di Aceh. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, hingga Aceh Selatan.

Di Bireuen, genangan air mulai meninggi sejak Minggu (23/11) dini hari dan hingga artikel ini ditulis, air masih belum surut di tujuh kecamatan yang terdampak. Sementara itu, Lhokseumawe mengalami situasi yang lebih kompleks dengan banjir disertai longsor sejak Rabu pagi, setelah hujan lebat terus-menerus melanda daerah itu sejak 20 November. Salah satu daerah dengan dampak paling parah adalah Aceh Timur, di mana banjir telah merendam 11 kecamatan, termasuk Kecamatan Madat yang menyebabkan 12 ribu jiwa terdampak.

Kondisi serupa juga terpantau di Langsa, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Di Aceh Singkil, debit air Sungai Lae Cinendang yang meluap telah merendam ratusan rumah penduduk. Tak kalah parah, Aceh Utara juga melaporkan puluhan kecamatannya terendam banjir setinggi 30 hingga 50 cm, mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-hari warga.

Menanggapi bencana hidrometeorologi ini, BPBA telah menginstruksikan seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk berada dalam status siaga penuh, menyusul instruksi Kementerian Dalam Negeri terkait potensi ancaman serupa. Pemerintah daerah diwajibkan untuk segera mempercepat proses evakuasi warga, mendirikan posko darurat, memastikan ketersediaan logistik, serta menjaga agar layanan kesehatan tetap berfungsi optimal bagi para korban. Fadmi Ridwan menegaskan komitmen BPBA, menyatakan, “Kami terus memantau kondisi di lapangan dan berkoordinasi dengan BPBD. Penanganan harus cepat dan terarah karena air di beberapa titik masih belum surut.” Sebagai langkah antisipasi dan kesiapsiagaan, BPBA juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan langkah-langkah mitigasi bencana sederhana, seperti membersihkan saluran air, menjauhi area lereng saat hujan deras, dan aktif memantau informasi cuaca terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Leave a Comment