Sosok Ferry Irwandi kembali mencuri perhatian publik setelah berhasil menggalang donasi fantastis senilai Rp 10,3 miliar hanya dalam kurun waktu 24 jam. Dana yang terkumpul ini rencananya akan disalurkan untuk membantu korban banjir di Sumatera, menunjukkan komitmen Ferry Irwandi dalam aksi kemanusiaan. Penggalangan dana kilat ini berlangsung sejak Senin, 1 Desember 2025, hingga Selasa, 2 Desember 2025.
Profil Ferry Irwandi
Untuk mengenal lebih jauh, profil Ferry Irwandi menampilkan dirinya sebagai seorang kreator konten, selebritas internet, sekaligus aktivis yang dikenal luas. Ia kerap menjadi sorotan berkat ulasan dan diskusinya yang tajam mengenai isu-isu penting seperti politik, pendidikan, filsafat, dan berbagai fenomena sosial. Dengan gaya penyampaian yang lugas, mendalam, dan analitis, Ferry Irwandi telah memantapkan posisinya sebagai salah satu figur digital paling berpengaruh di Indonesia.
Pria kelahiran Jambi, 16 Desember 1991 ini akan menginjak usia 34 tahun pada akhir 2025 mendatang. Ferry Irwandi berasal dari keluarga perantau Minangkabau asal Payakumbuh, dengan ayah berprofesi sebagai dosen dan ibu sebagai karyawan. Latar belakang keluarga yang berpendidikan turut membentuk pemikirannya.
Kehidupan Pribadi
Dalam aspek kehidupan pribadi, Ferry Irwandi menikah dengan Muthia Nadhira pada tahun 2015 dan kini telah dikaruniai dua orang anak. Muthia, yang merupakan lulusan magister dari Central Queensland University, kini mendedikasikan dirinya sebagai ibu rumah tangga sekaligus aktif sebagai kreator konten dan penyanyi.
Pendidikan dan Awal Karier
Ketertarikan Ferry Irwandi pada dunia seni, khususnya teater dan film, telah tumbuh sejak masa SMP. Meskipun memiliki minat yang besar di bidang kreatif, ia memilih jalur pendidikan formal di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Selama masa kuliahnya, ia tetap aktif mengembangkan bakat artistiknya dengan bergabung dalam klub teater dan komunitas film SCENE, bahkan memiliki pengalaman bermusik dan pernah tampil di festival band di Jambi.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di STAN, Ferry Irwandi mengawali kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan, menjabat sebagai videografer di bagian hubungan masyarakat. Dedikasi tersebut ia jalani selama satu dekade penuh. Namun, pada November 2022, ia mengambil keputusan besar untuk mengundurkan diri, didorong oleh keinginan kuat untuk memiliki kebebasan berkarya yang lebih luas dan menyadari potensi besar di dunia konten kreator, yang dirasa lebih menjanjikan dibandingkan rutinitas seorang aparatur sipil negara.
Profil Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Legendaris yang Pernah Dipenjara oleh Belanda Gegara Ini
Perjalanan sebagai Konten Kreator
Perjalanan sebagai Konten Kreator dimulai ketika Ferry Irwandi aktif di YouTube sejak tahun 2010. Kanal YouTube-nya diisi dengan berbagai topik edukasi, meliputi politik, filsafat, keuangan, dan isu-isu sosial. Namanya semakin melambung pada tahun 2017 berkat serial kontennya tentang filsafat Stoikisme, yang menjadi salah satu tonggak popularitasnya. Dalam konten tersebut, ia menjelaskan Stoikisme sebagai sebuah pendekatan hidup yang menekankan pentingnya kontrol diri, pengelolaan ekspektasi, serta pencarian kebahagiaan yang berakar pada kedamaian internal. Pendekatan ini terbukti sangat membantu generasi muda dalam memahami konsep filsafat secara lebih praktis dan relevan.
Aktivisme dan Sikap Kritis
Lebih dari sekadar konten kreator, Ferry Irwandi juga dikenal sebagai seorang aktivis yang vokal menyuarakan penentangan terhadap praktik-praktik tidak etis di ruang digital. Ia tak segan melaporkan secara terbuka para influencer yang mempromosikan judi online, serta mengkritisi fenomena seperti “fake giveaway” dan klaim penghasilan palsu. Di ranah politik, Ferry secara aktif memberikan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dinilainya tidak konsisten dengan janji kampanye. Salah satu fokus kritiknya adalah peningkatan peran militer dalam aspek sipil, seperti ketahanan pangan dan informasi digital, yang menurutnya berpotensi mengganggu keseimbangan demokrasi.
Malaka Project: Gerakan Edukasi untuk Generasi Muda
Komitmen Ferry Irwandi terhadap edukasi generasi muda terwujud melalui gagasannya bersama sejumlah konten kreator dan aktivis lain dalam Malaka Project. Ini adalah sebuah platform edukasi digital yang berambisi meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak muda Indonesia. Fokus utamanya adalah memperkuat logika, menumbuhkan empati, dan mengembangkan sikap ilmiah dalam menyikapi berbagai isu sehari-hari. Program-program Malaka Project sangat beragam, mulai dari diskusi panel yang mendalam, podcast informatif, hingga acara langsung yang melibatkan akademisi, musisi, dan profesional dari berbagai disiplin ilmu.
Saat ini, Malaka Project sedang giat mengembangkan Institut Malaka, sebuah konsep “kampus rakyat” yang dirancang agar terjangkau, terbuka, dan inklusif. Institut ini bukan kampus dalam artian tradisional, melainkan sebuah pusat pembelajaran alternatif dengan kurikulum inovatif yang mengintegrasikan teori kritis, seni, pertanian, hingga studi gender. Para pengajarnya pun beragam, berasal dari latar belakang seniman, aktivis, hingga petani, menciptakan lingkungan belajar yang kaya perspektif. Tujuan utama Institut Malaka adalah menyediakan ruang pendidikan yang membumi, progresif, dan sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat modern.
Profil Andrea Hirata, Penulis Asal Belitong yang Melejit Namanya Berkat Novel Laskar Pelangi