Wakil Kepala BGN: Segera daftar SLHS dalam sebulan atau saya suspend!

Photo of author

By AdminTekno

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang, melayangkan perintah tegas kepada Mitra, Yayasan, dan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Banyumas. Mereka diinstruksikan untuk segera menuntaskan pengurusan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) ke Dinas Kesehatan setempat. Desakan ini muncul mengingat SPPG-SPPG di kabupaten lain dalam wilayah eks Karesidenan Banyumas telah lebih dulu mengantongi SLHS.

“Saya beri waktu sebulan untuk mendaftarkan ke Dinas Kesehatan. Kalau dalam sebulan belum juga mendaftar, nanti akan saya suspend,” ujar Nanik dengan nada serius. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara Koordinasi dan Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Acara penting ini turut dihadiri oleh Forkompimda, Kasatpel, Yayasan, Mitra, Korwil, Korcam, dan Kepala SPPG se-wilayah eks Karesidenan Banyumas, yang berlangsung di Hotel Aston Purwokerto pada Kamis, 4 Desember.

Wilayah eks Karesidenan Banyumas sendiri mencakup empat kabupaten, yaitu Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Banyumas. Data dari Kedeputian Pemantauan dan Pengawasan (Tauwas) BGN menunjukkan bahwa Kabupaten Banjarnegara memiliki kuota SPPG sebanyak 131 unit.

Hingga saat ini, sebanyak 68 SPPG di Banjarnegara telah terisi, dengan 46 di antaranya sudah beroperasi penuh. “Ke-46 SPPG ini telah memiliki SLHS semua,” jelas Direktur Wilayah II Tauwas, Brigjen Albertus Doni Dewantoro, mengapresiasi capaian tersebut.

Sementara itu, Kabupaten Purbalingga, dengan kuota 133 SPPG, telah mengisi 79 unit, dan 54 di antaranya telah beroperasi. Menariknya, ke-54 SPPG ini juga sudah dilengkapi SLHS, bahkan dua SPPG lain yang masih dalam tahap persiapan turut diklaim akan segera menyusul. Di Kabupaten Cilacap, dari kuota 163 SPPG, 127 telah terisi, dengan 95 beroperasi, dan 44 di antaranya telah memperoleh SLHS.

Namun, kondisi berbeda terjadi di Kabupaten Banyumas yang memiliki kuota terbesar, yakni 227 SPPG. Dari jumlah tersebut, 146 telah terisi dan 116 sudah beroperasi. Nanik Sudaryati Deyang, yang juga dikenal sebagai mantan wartawan senior, melontarkan teguran keras kepada para Mitra, Yayasan, dan Kepala SPPG Kabupaten Banyumas. “Ini gimana? Dari 98 yang mendaftar, yang lolos kok malah baru 15 SPPG, sementara 48 lainnya malah belum mendaftarkan diri,” kritiknya, menyoroti ketertinggalan signifikan Kabupaten Banyumas.

Nanik menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi Mitra, Yayasan, maupun Kepala SPPG untuk menunda pendaftaran SLHS. Ia menjelaskan bahwa dalam Rapat Tim Koordinasi Kementerian/Lembaga untuk Pelaksanaan Program MBG, Kementerian Kesehatan telah memastikan bahwa proses pengurusan SLHS tidak dipungut biaya. “Yang ada biayanya hanya untuk pengambilan dan pengujian sampel. Harganya 1 sampai 2 juta. Kalau ada pungutan macam-macam, nanti laporkan ke saya,” tegas Ketua Harian Tim Koordinasi K/L itu, menjamin transparansi biaya.

Pada kesempatan yang sama, Nanik juga tidak lupa menyampaikan apresiasinya kepada para Kepala SPPG dan Mitra di Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga yang telah berhasil mendapatkan SLHS untuk dapur-dapur MBG yang telah beroperasi. “Nanti saya traktir untuk beli sroto, ya…,” canda Nanik, disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.

Mengakhiri acara, Wakil Kepala BGN bidang Komunikasi Publik dan Investigasi itu mengajak seluruh hadirin untuk mendoakan keselamatan para petugas SPPG yang tengah berjuang di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ketiga wilayah ini sedang dilanda bencana banjir, dan Nanik menekankan besarnya risiko yang dihadapi para petugas. “Mohon doa Bapak-Bapak, Ibu-Ibu dan anak-anakku semua, karena ternyata menjadi petugas SPPG taruhannya nyawa,” ujarnya penuh empati.

Di tengah situasi bencana, SPPG-SPPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar tetap menunjukkan dedikasi tinggi. Mereka mengalihfungsikan dapur MBG menjadi dapur umum untuk melayani warga yang terdampak banjir. Namun, musibah tak terhindarkan; seorang Ahli Gizi di Sigli meninggal dunia akibat tersengat listrik saat bertugas, meskipun seorang Asisten Lapangan berhasil diselamatkan. Sementara itu, petugas SPPG di Aceh Tengah yang sempat terjebak di lokasi banjir, akhirnya mendapatkan bantuan. “Kita doakan semoga bencana lekas mereda, segera pulih, dan anak-anak kita tetap sehat dan selamat,” tutup Nanik, menyuarakan harapan bagi pemulihan dan keselamatan semua pihak.

Leave a Comment