
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memastikan layanan listrik dan komunikasi di Sumatera Barat yang terdampak bencana sudah pulih sepenuhnya. Namun, sejumlah wilayah masih terisolasi sehingga penanganan darurat dan distribusi logistik terus dilakukan.
Hal itu disampaikannya dalam rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Prabowo Subianto di posko terpadu penanganan bencana alam Aceh di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu (7/12).
“Untuk komunikasi di Sumatera Barat, sudah pulih 100%. Kemudian listrik ini juga sudah pulih 100%,” ujarnya.
Meski begitu, pemulihan air bersih belum tuntas.
“Untuk air, secara perlahan masih ada 21 kecamatan dan 7 kabupaten/kota yang masih dipulihkan,” kata Suharyanto.
Ia menambahkan, dukungan peralatan dan moda transportasi udara masih sangat dibutuhkan.
“Kemudian untuk alutsista membantu dropping logistik di Sumatera Barat juga cukup dan memadai,” katanya.
BNPB juga mencatat kebutuhan anggaran pemulihan pascabencana di Sumatera Barat cukup besar.
“Kami laporkan, untuk Sumatera Barat hasil penghitungan dari Kemen PU, untuk memulihkan ke kondisi sebelum terjadi bencana atau menjadi lebih baik, membutuhkan anggaran Rp 13,52 triliun,” ujar Suharyanto.
Dalam laporannya, Suharyanto menyebut kondisi Sumatera Barat secara umum sudah lebih baik. Namun, masih ada daerah yang perlu penanganan khusus.
“Tinggal dua kabupaten yang masih penanganan khusus: Agam, ada beberapa kecamatan dan lima nagari yang masih terisolasi; dan Pesisir Selatan, ada satu kecamatan dan tiga nagari yang terisolasi,” ucapnya.
Untuk wilayah-wilayah tersebut, Suharyanto memastikan bantuan tetap tersalurkan.
“Kemudian juga untuk daerah terdampak, dua kabupaten ini—Pesisir Selatan dan Agam—ada beberapa nagari yang masih terisolasi. Ini pun kami sudah drop logistik secara terus-menerus, di Pesisir Selatan masih lewat udara,” kata Suharyanto.
“Tapi yang di Agam, selain lewat udara juga bisa lewat darat dan bisa lewat laut, lewat air,” tandasnya.