Jakarta, IDN Times – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama MyRepublic memberikan fasilitas internet gratis kepada enam sekolah di Sumatra Utara yang terdampak banjir. Bantuan ini akan berlangsung selama satu tahun untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar.
“Semoga dukungan kemanusiaan dari sisi konektivitas ini dapat menunjang pengajaran digital sejalan dengan program Bapak Presiden,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam kegiatan Roketin Generasi Tunas Digital, dikutip dari keterangan pers, Minggu (14/12/2025).
1. Sekolah mendapat akses internet dengan kecepatan 500 Mbps untuk pemulihan pembelajaran 
Enam sekolah yang terdampak banjir mendapatkan akses internet gratis dengan kecepatan 500 Mbps. Fasilitas yang diberikan untuk periode satu tahun ini diharapkan dapat mendukung kegiatan belajar yang sebelumnya terganggu akibat banjir bandang.
Lebih lanjut, Wakil Gubernur Sumatra Utara Surya turut mengapresiasi fasilitas internet gratis yang disediakan untuk sekolah-sekolah di Provinsi Sumatra Utara. Surya berharap, bantuan tersebut dapat memperkecil kesenjangan digital antar sekolah dan mendorong inovasi metode pembelajaran.
“Kami berkomitmen memastikan bahwa seluruh peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan digital,” katanya.
2. Pengukuhan duta budaya digital di sekolah 
Selain itu, dilakukan juga pengukuhan Duta Roketin Generasi Tunas Digital dari kalangan siswa. Meutya mengatakan, Duta ini akan menyosialisasikan PP Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS) dan cara menggunakan ruang digital yang aman kepada teman sebayanya.
“Anak-anak juga diminta untuk mensosialisasikan kepada teman-temannya tentang pentingnya penundaan usia untuk masuk media sosial sesuai dengan tumbuh kembang anak,” ujarnya.
3. Penekanan pada peran guru sebagai contoh bagi siswa 
Sementara, Menurut Meutya, perlindungan anak dalam ruang digital tidak akan maksimal jika hanya mengandalkan regulasi. Diperlukan implementasi dan praktik nyata di sekitar anak, termasuk adanya keteladanan yang baik dari orang tua dan guru sebagai pendamping utama.
“Kalau anak-anaknya tidak boleh bersosial media, guru-gurunya juga jangan di depan anak-anaknya main sosmed. Jadi guru kita harapkan bisa memberikan contoh yang baik,” kata Meutya.
Ia menambahkan, penting menjaga anak agar tidak adiksi terhadap media sosial yang berpotensi mempengaruhi tumbuh kembang serta kesehatan mental anak.