Mantra John Herdman untuk Timnas Indonesia

Photo of author

By AdminTekno

SUPERBALL.ID – Seperti halnya pemain, berkesempatan tampil di Piala Dunia 2026 juga merupakan impian setiap pelatih, tetapi kenapa John Herdman mengabaikannya demi Timnas Indonesia?

Media olahraga digital Honduras, Diario Diez, mewartakan bahwa Herdman telah menolak beberapa kesempatan melatih timnas negara lain untuk memprioritaskan proyek Indonesia.

Dua tim yang ditolaknya berada di zona CONCACAF, yaitu Honduras dan Jamaika, yang sangat membutuhkan pelatih baru.

Timnas Honduras memecat Reinaldo Rueda setelah gagal lolos ke play-off antarkonfederasi Piala Dunia 2026.

Sedangkan Jamaika kehilangan Steve McClaren, yang secara sukarela mengundurkan diri sebagai pelatih tim nasional setelah tim tersebut gagal lolos langsung ke Piala Dunia 2026 karena bermain imbang 0–0 di kandang versus Curacao di laga terakhir Grup B.

Mantan pelatih Timnas Inggris dan sejumlah klub Eropa itu merasa sangat kecewa karena targetnya adalah membawa Jamaika lolos langsung, bukan play-off.

John Herdman Sah Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Zainudin Amali: Belum Final, Nasih Nego!

Jamaika sebetulnya masih sangat berpeluang lolos ke Piala Dunia 2026, karena pada Maret mendatang akan menghadapi Kaledonia Baru di semifinal play-off, lalu Kongo di final jika menang. 

Setelah itu, tinggal selangkah lagi, yaitu bertemu Irak dalam penentuan tiket ke Piala Dunia tahun depan.

Namun, Herdman dengan mantap memutuskan untuk tak mau lagi berkiprah di kawasan CONCACAF, setelah sebelumnya melatih timnas putri dan puta Kanada hingga Toronto FC.

Bersamaan dengan penolakannya itu, pelatih kelahiran Consett, County Durham, Inggris, tersebut “dicurigai” sudah memiliki komitmen kuat kepada Timnas Indonesia.

Menurut laporan Diario Diez, rekam jejak John Herdman dengan pengalaman terbukti dalam kualifikasi Piala Dunia sangat sesuai dengan persyaratan PSSI.

Filosofi permainan disiplin, intensitas tinggi, dan vertikalnya secara luas diakui telah mengubah Kanada menjadi kekuatan kompetitif di panggung global.

Itulah cetak biru yang diharapkan Timnas Indonesia dapat ditiru saat berupaya meningkatkan levelnya di sepak bola Asia.

Dua anggota Komite Eksekutif PSSI Muhammad dan Endri Erawan sangat terkesan kepada pria berusia 50 tahun itu selama serangkaian wawancara di Inggris.

Wawancara itu dihadiri Direktur Teknik Alexander Zwiers dan Penasihat Teknik Jordi Cruyff.

Calon lain dalam wawancara itu, Giovanni van Bronckhorst, diyakini hanya sebagai pelengkap.

Sebagai eks pemain ternama Timnas Belanda, Van Bronckhorst tetap diakui sebagai pesaing kuat, tetapi Herdman lebih disukai PSSI, sebagian besar karena keselarasan yang erat antara profilnya dan ambisi sepak bola jangka panjang Indonesia.

Karier John Herdman

Herdman memulai perjalanan kepelatihannya saat masih menjadi mahasiswa dan dosen paruh waktu di Universitas Northumbria, bekerja dengan tim-tim muda di akademi Sunderland. 

Kariernya beralih ke kancah internasional pada 2001 ketika dia pindah ke Selandia Baru, kemudian membimbing tim nasional wanita untuk lolos ke Piala Dunia Wanita 2007 dan 2011 serta Olimpiade Beijing 2008.

Prestasi tersebut menaikkan pamor Herdman dan membawanya pindah ke Kanada untuk mengasuh timnas wanita negara itu dari tahun 2011 hingga 2018, memenangi medali perunggu Olimpiade di London 2012 dan Rio 2016, bersama dengan emas di Pan American Games 2011.

Dalam transisi yang jarang terjadi, John Herdman kemudian mengambil alih tim nasional putra Kanada, memimpin mereka ke penampilan Piala Dunia pertama sejak 1986 di Qatar 2022.

Prestasi itu menjadikannya pelatih pertama dalam sejarah yang membimbing tim putra dan putri suatu negara ke Piala Dunia FIFA.

Di bawah kepemimpinannya, peringkat FIFA Kanada meningkat drastis, dari luar 90 besar menjadi berada di peringkat 30 besar dunia.

Herdman sangat dicintai di Kanada karena membina budaya “persaudaraan” yang kuat di dalam skuad.

Karyanya meluas melampaui sepak bola internasional, berkontribusi pada pengembangan taktik di Toronto FC selama musim 2023-2024, yang semakin menggarisbawahi keserbagunaannya dan pandangan kepelatihan modernnya.

Prestasi Herdman telah membuatnya mendapatkan pengakuan luas, termasuk penghargaan Pelatih Terbaik Jack Donohue pada 2017.

Lebih penting lagi, John Herdman dihormati karena meninggalkan warisan struktural dan budaya yang abadi di mana pun dia bekerja.

“Itu telah menjadi mantra saya, baik di Selandia Baru maupun Kanada, untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik bagi mereka yang datang setelah saya,” katanya suatu kali, mencerminkan filosofi yang sangat selaras dengan visi pembangunan kembali sepak bola Indonesia saat ini.

SEA Games 2025 sudah berakhir, Ketua Umum PSSI Erick Thohir kini tinggal mengumumkan Herdman sebagai pelatih baru Timnas Indonesia.

Dia tak memiliki pengalaman karier bermain di klub mentereng, tetapi akan membawa pengalaman lintas benua yang langka, rekam jejak yang terbukti dalam kualifikasi Piala Dunia, dan pola pikir pengembangan yang jelas.

Itulah kualitas yang diharapkan Indonesia akan mengantarkan babak transformatif bagi tim nasional di tingkat regional dan kontinental.

Leave a Comment