Situasi pascagempa bumi bermagnitudo 4,7 yang mengguncang pada Rabu malam (20/8) di wilayah Karawang, Jawa Barat, menunjukkan dampak yang bervariasi di sejumlah dusun. Meskipun Dusun 2 Kampung Naringgul, Desa Kutalanggeng, Karawang, dilaporkan sudah berangsur pulih, kondisi yang lebih memprihatinkan justru terjadi di Dusun Jungkur, yang lokasinya lebih terpencil.
Kepala Dusun 2 Kampung Naringgul, Encim, mengungkapkan bahwa wilayahnya telah kembali normal setelah guncangan hebat tersebut. Berdasarkan pendataan sementara, hanya tiga rumah di Dusun Naringgul yang mengalami kerusakan ringan. “Kerusakan di Dusun Naringgul, 3 rumah rusak ringan,” kata Encim saat ditemui pada Kamis (21/8), memberikan gambaran singkat mengenai situasi di wilayahnya.
Menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di darat, sekitar 19 kilometer Tenggara Kabupaten Bekasi. Titik koordinat gempa tercatat pada 6.52 LS dan 107.25 BT, tepatnya di Desa Kutalanggeng, Karawang, Jawa Barat. Lokasi episentrum ini berada di tengah persawahan, dengan jarak sekitar 300 meter dari permukiman warga. Observasi di Dusun Naringgul menunjukkan bahwa sebagian besar struktur rumah warga masih berdiri kokoh, dengan hanya beberapa tembok yang mengalami retakan minor. Demikian pula, jalanan desa, baik yang beraspal maupun tanah, terpantau aman tanpa kerusakan atau retakan yang signifikan.
Kontras dengan Dusun Naringgul, dampak gempa 4.7 magnitudo ini terasa lebih parah di Dusun Jungkur, Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwaru, Karawang. Dusun Jungkur terletak sekitar 3 kilometer dari Dusun 2 Kampung Naringgul, dengan akses yang cukup menantang, harus melewati hutan dan perbukitan. Di sana, jumlah kerusakan jauh lebih banyak: sebanyak 17 rumah mengalami rusak ringan dan dua rumah lainnya teridentifikasi rusak sedang.
Fatimah (50), salah seorang warga Dusun Jungkur, menceritakan pengalaman mengerikan saat gempa terjadi. Rumahnya nyaris ambruk akibat guncangan semalam, sehingga kini harus ditopang dengan penyangga bambu darurat. “Saya lagi tidur, tempat tidurnya itu sampai ngancul-ngancul (bergoyang-goyang) begitu. Terus suara di atas itu gumuruh. Ini rumah mungkin mau jatuh ambruk,” kenang Fatimah dengan nada cemas saat ditemui di kediamannya.
Ia menambahkan kepanikan yang melanda dirinya dan anaknya. “Sama anak, ‘ayo mama cepat itu mau rubuh ini rumah mau ambruk’ dianya itu sambil saya dipapah sama dia, dia juga sama lemes, nggak ada tenaga,” imbuhnya, menggambarkan betapa tegangnya suasana saat itu. Meskipun guncangan gempa hanya dirasakan kurang dari 10 detik, intensitasnya sangat kuat. Hal ini membuat Fatimah dan para tetangganya spontan berlarian ke luar rumah untuk mencari keselamatan. “Pas ke luar udah rame pada keluar semua. Iya panik,” pungkas Fatimah, menggambarkan kepanikan kolektif yang terjadi di lingkungan mereka.
Ringkasan
Gempa bumi berkekuatan 4,7 SR mengguncang Karawang, Jawa Barat, menyebabkan kerusakan di beberapa wilayah. Dusun Naringgul dilaporkan relatif pulih dengan hanya tiga rumah yang mengalami kerusakan ringan, sementara Dusun Jungkur mengalami dampak lebih parah.
Di Dusun Jungkur, 17 rumah mengalami rusak ringan dan dua rumah rusak sedang. Warga seperti Fatimah menceritakan pengalaman panik saat gempa terjadi, di mana rumahnya nyaris ambruk dan ia bersama anaknya harus menyelamatkan diri. Guncangan kuat meski singkat, menyebabkan kepanikan dan warga berhamburan keluar rumah.