Mayat seorang pria ditemukan di area lapangan Kampung Karang Sambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8). Penemuan ini mengejutkan warga setempat yang kemudian melaporkannya kepada pihak berwajib. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tergeletak di dekat rumput dengan kedua kaki dan tangannya terlilit lakban, sementara kepala dan wajahnya juga tertutup lakban.
Kapolsek Serang Baru, AKP Hotma Sitompul, membenarkan kejadian tersebut. Menurut keterangan Hotma, identitas korban belum berhasil ditemukan di lokasi. “Telah ditemukan mayat jenis kelamin laki-laki di Kp. Karang Sambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru,” ujar Hotma kepada kumparan, Kamis (21/8).
Jasad pria tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang sedang menggembalakan sapi sekitar pukul 05.30 WIB. Setelah olah tempat kejadian perkara awal, mayat kemudian dievakuasi dan dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses penyelidikan lebih lanjut, termasuk autopsi guna mengungkap penyebab kematian. Meskipun belum teridentifikasi secara resmi, Kapolsek Hotma memperkirakan korban berusia sekitar 37 tahun, berdasarkan informasi bahwa korban lahir pada tahun 1988. Kasus ini kini tengah ditangani oleh Polres Metro Bekasi dan Polda Metro Jaya.
Ada Luka Lebam
Dari informasi yang dihimpun wartawan, ada dugaan kuat bahwa pria ini adalah korban penculikan di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebelum kemudian dibunuh dan jasadnya dibuang ke Bekasi. Temuan terbaru dari kepolisian semakin menguatkan dugaan kekerasan. Polisi menemukan adanya luka lebam di tubuh korban. “Ada luka lebam akibat benda tumpul di bagian wajah korban,” terang Kapolsek Serang Baru, AKP Hotma Sitompul, kepada wartawan.
Pelaku Ditangkap
Korban kemudian diketahui merupakan seorang pegawai bank berusia 37 tahun. Kabar baiknya, pelaku pembunuhan tersebut telah berhasil ditangkap oleh Tim Subdit Resmob Polda Metro Jaya. “Benar, ditangkap,” kata Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya AKBP Resa Fiardi Marasabessy kepada kumparan.
Informasi awal menyebutkan bahwa pelaku berjumlah empat orang. Meski polisi belum merinci identitas lengkap para pelaku, Resa menjelaskan bahwa keempatnya terlibat dalam aksi penculikan ini. “AT, RS, RAH diamankan di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat. Sementara RW diamankan saat tiba di bandara NTT untuk melarikan diri,” jelas Resa. Polisi menegaskan bahwa keempat orang tersebut merupakan pelaku penculikan. Resa juga tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan pelaku lain dalam peristiwa keji ini. “Sementara masih dilakukan pendalaman dan masih dilakukan pengejaran terkait keterlibatan tersangka lain,” ungkapnya, mengisyaratkan pengembangan kasus lebih lanjut.
Kesaksian Keluarga
Intania, adik ipar korban, menceritakan awal mula keluarga mengetahui bahwa korban menjadi sasaran penculikan. “Jadi, awal ketahuan itu ketika kakak saya, istri Almarhum, menelepon bahwa katanya Almarhum itu diculik. Akhirnya kami konfirmasi, dapatlah CCTV yang benar Almarhum itu diculik,” kata Intania saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (21/8).
Korban diketahui diculik saat berada di area parkiran sebuah supermarket yang berlokasi di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. “Jadi, dia diculiknya itu di parkiran sebuah supermarket di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur. Itu posisi sedang hujan dan posisi mobil penculiknya itu di sebelah mobil korban,” ujar Intania. Pihak keluarga menduga kuat bahwa korban telah dibuntuti oleh para pelaku sebelum penculikan terjadi. “Kami sih curiganya dibuntutin karena posisinya sebelah mobil korban,” tambahnya.
Intania juga menjelaskan bahwa saat kejadian, korban sedang bersama pimpinannya, namun mereka menggunakan kendaraan yang berbeda. “Bersama dengan pimpinannya, cuma memang beda kendaraan. Jadi, masing-masing pada saat korban ke parkiran jadi masing-masing dua mobil,” jelasnya. Kondisi parkiran saat itu juga tampak sepi, sehingga tidak ada saksi mata langsung dari peristiwa tersebut. “Sepi kalau lihat dari buktinya itu nggak. Nggak ada,” kata Intania. Ia menambahkan, korban tidak sempat berpamitan kepada keluarga sebelum peristiwa tragis itu terjadi, karena posisi korban sedang dalam tugas pekerjaan.
Sosok Korban
Menurut penuturan Intania, korban dikenal sebagai pribadi yang sangat baik. Semasa hidupnya, korban tidak pernah memiliki musuh atau masalah dengan orang lain. “Enggak ada sih. Jadi, memang semua banyak yang bilang itu beliau itu orang baik. Orang yang sangat baik. Jadi, selama ini kita nggak pernah dengar beliau punya musuh,” tutur Intania, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (21/8). Intania juga menegaskan bahwa tidak ada masalah yang berkaitan dengan pekerjaan maupun rekan-rekan korban. “Enggak,” jawabnya ketika ditanya apakah korban pernah berselisih dengan klien atau memiliki konflik di tempat kerja.