Kita Tekno – Nama Aldila Sutjiadi mendadak menjadi sorotan publik. Petenis putri kebanggaan Indonesia ini tidak hanya mengukir prestasi gemilang, tetapi juga menjelma menjadi sosok inspiratif bagi banyak atlet muda lainnya. Salah satunya adalah Janice Tjen, petenis Indonesia yang kini tengah naik daun dan berhasil menembus panggung tenis dunia.
Baru-baru ini, Janice Tjen menarik perhatian luas setelah berhasil menembus babak utama turnamen bergengsi, Grand Slam US Open 2025. Lebih fantastis lagi, Janice sukses mengalahkan wakil Rusia, Veronika Kudermetova, di babak utama dengan skor 6-4, 4-6, dan 6-4 pada Senin (25/8/2025). Kemenangan ini mencatatkan sejarah bagi Indonesia, menjadikan Janice sebagai petenis tunggal putri pertama yang memenangkan laga Grand Slam dalam 22 tahun terakhir. Sebuah pencapaian yang membanggakan!
Di balik keberhasilan gemilang tersebut, atlet tenis nasional berusia 23 tahun ini mengakui bahwa perjalanannya tak lepas dari peran sentral Aldila Sutjiadi. Janice mengungkapkan kedekatannya dengan Aldila, yang tidak hanya ia anggap sebagai idola, melainkan juga seorang kakak perempuan.
“Saya sangat dekat dengan Aldila. Dia selalu bersikap seperti kakak perempuan bagi saya. Merawat saya, membimbing, dan menjadi orang yang berkata, ‘Inilah yang perlu kamu lakukan,’” ungkap Janice, dikutip dari laman resmi US Open 2025, Senin (25/8/2025).
Lalu, siapakah sebenarnya sosok Aldila Sutjiadi yang begitu menginspirasi ini?
Sosok Aldila Sutjiadi
Aldila Sutjiadi adalah atlet tenis nasional spesialis ganda putri yang kiprahnya telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Lahir di Jakarta pada 2 Mei 1995, Aldila mulai ditempa di dunia tenis sejak usia dini. Ia pertama kali memegang raket pada usia 5 tahun dan memulai debutnya di kategori junior saat berumur 13 tahun. Bakatnya diasah melalui pelatihan intensif di klub lokal terkemuka seperti KTKG dan Morrison Tennis Club sejak usia 9-10 tahun.
Dedikasi dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Aldila tumbuh menjadi petenis berprestasi yang telah menyumbangkan banyak medali emas, mulai dari ajang Asian Games 2018, SEA Games, hingga turnamen internasional lainnya. Ia juga menorehkan catatan bersejarah bagi Indonesia di turnamen paling prestisius, Wimbledon 2023, menunjukkan kelasnya di panggung tenis dunia.
Riwayat Pendidikan
- Mengenyam pendidikan di University of Kentucky (2013–2017) dengan beasiswa penuh dan meraih predikat Summa Cum Laude.
- Terpilih sebagai doubles All-American 2016–2017 dan berhasil memenangkan gelar ganda nasional NCAA bersama Mami Adachi (2016), menandai kemampuannya yang luar biasa di level universitas.
Deretan Prestasi Aldila Sutjiadi di Dunia Tenis:
- 3 Medali emas pada PON XVIII/2012 Riau (Tunggal Putri, Ganda Putri, Beregu Putri).
- 3 Medali emas pada PON XIX/2016 Jawa Barat (Tunggal Putri, Ganda Putri, Beregu Putri).
- 3 Medali emas pada PON XX/2021 Papua (Tunggal Putri, Ganda Campuran, Beregu Putri).
- 1 Medali emas pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang (Ganda Campuran).
- 2 Medali emas pada SEA Games 2019 Filipina (Tunggal Putri, Ganda Campuran).
- 1 Medali emas pada SEA Games 2021 Vietnam (Ganda Campuran).
Kini, perjalanan Aldila Sutjiadi tidak hanya sekadar tentang medali dan gelar semata. Kisahnya adalah cerminan bagaimana tekad baja, pendidikan yang ditempuh dengan serius, serta dukungan penuh dari keluarga dan berbagai pihak, mampu mengantar seorang anak Jakarta menuju panggung tenis paling elite di dunia, sekaligus menjadi sumber inspirasi tak terbatas.
Peran Organisasi
Selain perjuangan pribadi dan dukungan keluarga, Aldila Sutjiadi juga menyoroti pentingnya peran organisasi dalam menunjang karier seorang atlet. Ia secara khusus merasakan besarnya dukungan dari KONI Jawa Timur yang telah membantu dirinya menorehkan berbagai prestasi gemilang di kancah nasional maupun internasional.
“Sebagai atlet Jawa Timur dan juga atlet nasional, tentu perjalanannya tidak mudah. Di dunia tenis profesional, biayanya sangat tinggi, mulai dari latihan, mengikuti turnamen, hingga membayar pelatih,” kata Aldila, menggambarkan tantangan finansial yang dihadapi atlet.
Sejak tahun 2014, menurut Aldila, KONI Jawa Timur telah memberikan dukungan yang luar biasa. “Menurut saya, ini bisa menjadi contoh bagi KONI lain, bahkan KONI Pusat,” ungkap Aldila, menyoroti model dukungan yang patut ditiru.
Dukungan yang diberikan KONI Jawa Timur tidak hanya terbatas pada fasilitas pelatihan yang memadai, tetapi juga mencakup pembiayaan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai turnamen. Turnamen, tegas Aldila, menjadi ajang krusial untuk melatih mental bertanding, mengukur kemampuan, serta meningkatkan performa atlet secara nyata.
“Latihan saja tidak cukup, karena suasana pertandingan sangat berbeda. Melalui turnamen, kami bisa tahu sejauh mana level kami, dan bisa melakukan evaluasi serta peningkatan keahlian dalam bertanding,” jelasnya, menekankan pentingnya pengalaman kompetisi.
Lebih lanjut, Aldila menyatakan bahwa hingga kini ia masih merasakan manfaat besar dari dukungan yang terus diberikan oleh KONI Jawa Timur. Ia meyakini, tanpa dukungan esensial tersebut, pencapaiannya saat ini belum tentu bisa terwujud.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada KONI Jawa Timur atas dukungan yang luar biasa. Harapan saya, ke depan, prestasi atlet-atlet Jawa Timur dan nasional bisa terus meningkat, dan membanggakan Indonesia di level nasional maupun dunia,” tutup Aldila, penuh harap.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Cerita Aldila Sutjiadi Jadi Petenis Nasional, Peran Organisasi Disinggung, Banyak Sumbang Medali