Selasa (26/8), Stasiun Palmerah di Jakarta Barat menampilkan pemandangan yang kontras. Meskipun sehari sebelumnya area di sekitar stasiun, yang berdekatan dengan Gedung DPR RI, sempat diwarnai demonstrasi dan kericuhan, aktivitas masyarakat terpantau kembali normal dan ramai.
Dari pantauan kumparan di lokasi, masyarakat tampak beraktivitas seperti biasa di sekitar stasiun. Para pengendara ojek online pun terlihat memarkirkan motornya dengan tertib, baik untuk menurunkan maupun mengangkut penumpang, menunjukkan geliat aktivitas harian yang telah pulih sepenuhnya.
Jejak-jejak demonstrasi yang sempat memanas sehari sebelumnya kini telah memudar. Bau gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian sudah tidak tercium lagi di udara. Fasilitas umum di sekitar stasiun juga dilaporkan tidak mengalami kerusakan signifikan. Hanya beberapa coretan berisi tuntutan demonstran yang terlihat di papan rambu lalu lintas. Seorang petugas keamanan di lokasi menegaskan, “Kalau di sini nggak ada (yang rusak) sih.”
Namun, ketenangan ini tidak mencerminkan kondisi pada hari sebelumnya. Demonstrasi yang digelar oleh elemen pelajar dan mahasiswa tersebut mulanya berlangsung tertib. Namun, menjelang siang hingga petang, situasi berubah drastis dan kericuhan pun tak terhindarkan.
Saat situasi memanas, massa demonstran kocar-kacir dikejar oleh aparat kepolisian ke berbagai arah untuk membubarkan diri. Kericuhan bahkan sempat berdampak pada layanan transportasi publik, di mana massa sempat memblokir jalur KRL Tanah Abang-Palmerah, mengganggu mobilitas warga.
Di balik rentetan peristiwa tersebut, para demonstran menyuarakan sejumlah tuntutan krusial yang ingin mereka sampaikan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Menuntut MPR untuk membuat amandemen yang bertujuan merestrukturisasi DPR, agar lembaga legislatif tersebut dapat benar-benar kembali menjadi representasi aspirasi rakyat.
2. Menuntut penghapusan tunjangan DPR sebagai bentuk perlawanan terhadap praktik pemborosan anggaran negara dan segala bentuk privilege atau hak istimewa yang dimiliki pejabat.
Ringkasan
Pada hari Selasa (26/8), Stasiun Palmerah kembali normal setelah demonstrasi dan kericuhan sehari sebelumnya. Aktivitas masyarakat dan transportasi publik, termasuk ojek online, berjalan lancar seperti biasa. Jejak-jejak demonstrasi, seperti bau gas air mata, sudah tidak terasa lagi dan fasilitas umum tidak mengalami kerusakan signifikan.
Demonstrasi oleh pelajar dan mahasiswa awalnya tertib, namun berubah menjadi ricuh menjelang siang. Massa demonstran sempat memblokir jalur KRL Tanah Abang-Palmerah. Tuntutan demonstran meliputi restrukturisasi DPR dan penghapusan tunjangan DPR sebagai bentuk perlawanan terhadap pemborosan anggaran.