Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Polda NTB) masih menyelidiki kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely (29 tahun), anggota intelijen Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat.
Esco ditemukan tewas di kebun yang berjarak 10 meter dari belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Minggu (24/8). Kondisinya sudah membusuk, terkapar di tanah dan leher terikat tali di sebuah pohon.
Kabid Humas Polda NTB, Kombes Mohammad Kholid, menegaskan, penanganan kasus ini tidak dilakukan secara sembarangan.
“Proses penanganan dilakukan secara serius, terukur, dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” kata Kholid dalam keterangannya, Rabu (27/8/2025).
Ia menyampaikan, sejak laporan diterima, penyidik telah menempuh serangkaian langkah awal mulai dari identifikasi, olah tempat kejadian perkara (TKP), visum, hingga autopsi terhadap jenazah korban.
“Hasil dari proses tersebut saat ini sudah dikantongi penyidik. Pemeriksaan terus berjalan dengan pendekatan scientific crime investigation. Semua langkah ini dilakukan untuk memastikan perkara dapat diungkap secara terang benderang,” ujar Kholid.
Penanganan kasus ini melibatkan tim gabungan dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB dan Polres Lombok Barat. Kolaborasi tersebut diharapkan mempercepat pengungkapan fakta dan memberi jawaban objektif kepada publik.
Polda NTB menegaskan, seluruh proses penyelidikan dijalankan dengan prinsip profesional, akuntabel, dan transparan. Polisi juga meminta masyarakat tidak mudah terpengaruh isu liar di luar proses hukum.
“Institusi Polri berkomitmen penuh untuk menuntaskan perkara ini dengan menjunjung tinggi prinsip keadilan. Mohon doa dan dukungan dari seluruh pihak agar kasus ini dapat segera terungkap,” kata Kholid.
Sementara itu, sebelumnya Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Syarif Hidayat mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus ini.
Hasil autopsi sementara diketahui ada sejumlah luka akibat kekerasan benda tumpul. Selain itu juga ada bekas tanda kekerasan di leher Esco.
“Pada leher korban (tanda kekerasan),” ujar Syarif kepada wartawan, Selasa (26/8).
Syarif mengatakan penyebab kematian Brigadir Esco saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Menurutnya, penyidik terus mendalami perkara ini dengan memeriksa saksi-saksi, termasuk istri korban dan orang pertama yang menemukan jenazah, yakni mertua korban.