Hendropriyono Ungkap Dalang Kerusuhan Demo DPR: Didalangi Asing!

Photo of author

By AdminTekno

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn) A.M. Hendropriyono, baru-baru ini membuat pernyataan mengejutkan dengan mengklaim telah mengetahui identitas dalang di balik aksi demonstrasi yang sempat berujung ricuh di Gedung DPR. Menurutnya, aktor utama di balik kericuhan tersebut berasal dari kekuatan eksternal atau luar negeri. Meski demikian, Hendropriyono masih merahasiakan nama-nama spesifik yang terlibat dan berjanji akan mengungkapkannya pada waktu yang tepat.

Pernyataan tegas ini disampaikan Hendropriyono usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8). Dengan nada yakin, ia menuturkan pengalamannya yang luas dalam berbagai peristiwa politik, “Karena saya tahu, saya nggak lebih pintar dari kalian. Saya tidak lebih pintar. Tapi saya mengalami semua. Dan ini ada yang main gitu. Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main. Itu dari sana [luar negeri].” Kata-kata ini mengisyaratkan adanya aktor tersembunyi yang menggerakkan skenario di balik layar aksi demonstrasi DPR.

Ketika didesak untuk menjelaskan lebih detail mengenai asal-usul aktor tersebut, Hendropriyono tanpa ragu menegaskan bahwa pihak pemicu demonstrasi berasal dari luar negeri. Ia menjelaskan bahwa kekuatan asing ini beroperasi dengan menggerakkan “kaki tangan” di dalam negeri. Ironisnya, menurut Hendropriyono, para kaki tangan di Indonesia tersebut seringkali tidak menyadari bahwa mereka sedang diperalat oleh kepentingan pihak luar, sebuah kebenaran yang ia yakini “pada waktunya nanti harus dibuka.”

Menariknya, Hendropriyono memperjelas bahwa “pihak luar” yang ia maksud bukanlah representasi dari sebuah negara tertentu secara formal. Sebaliknya, ia menggambarkannya sebagai entitas non-negara (non-state) yang memiliki pengaruh luar biasa besar terhadap arah kebijakan negara-negara asal mereka. “Sebetulnya non-state. Tapi pengaruhnya sangat besar kepada kebijakan dari negaranya. Kebijakannya itu langkah-langkahnya kita baca selalu pas dengan usulan dari non-state,” jelasnya, menyoroti bagaimana rekomendasi dari entitas ini selalu sejalan dengan kebijakan yang diambil.

Dalam kesempatan yang sama, Hendropriyono juga secara gamblang menyebut beberapa nama tokoh kapitalis global yang ia yakini memiliki peran dan pengaruh signifikan dalam agenda tersembunyi ini. Ia menyebut nama-nama besar seperti George Soros, George Tenet, David Rockefeller, dan Bloomberg. “Non-state tapi isinya George Soros, isinya George Tenet, isinya tadi saya sampaikan David Rockefeller, Bloomberg. Baca sendirilah kaum kapitalis begitu. Itu yang usul,” ungkapnya, mengarahkan perhatian pada kekuatan ekonomi global yang berpotensi memanipulasi situasi.

Menurut Hendropriyono, tujuan akhir dari gerakan yang digerakkan oleh para aktor asing ini tidak jauh berbeda dengan praktik kolonialisme di masa lampau. Perbedaannya hanya terletak pada metode pelaksanaannya. Jika dulu penjajahan dilakukan dengan kekerasan fisik berupa peluru dan bom, kini metodenya lebih halus namun tak kalah merusak. “Tujuannya kan sama saja. Dari dulu juga maunya menjajah. Tapi kan caranya lain. Dulu kan pakai peluru, pakai bom. Kalau kita masih diam saja ya habis kita,” tegasnya, memperingatkan potensi bahaya besar jika Indonesia tetap pasif menghadapi ancaman manipulasi global ini.

Daftar Isi

Ringkasan

Mantan Kepala BIN, A.M. Hendropriyono, mengklaim mengetahui dalang kerusuhan demo DPR, yang menurutnya berasal dari kekuatan eksternal atau luar negeri. Ia menyebut bahwa aktor utama ini menggerakkan “kaki tangan” di dalam negeri yang seringkali tidak menyadari bahwa mereka diperalat. Hendropriyono berjanji akan mengungkap nama-nama yang terlibat pada waktu yang tepat.

Hendropriyono menjelaskan bahwa “pihak luar” tersebut bukanlah representasi negara, melainkan entitas non-state dengan pengaruh besar pada kebijakan negara asal mereka. Ia menyebut beberapa nama kapitalis global seperti George Soros, George Tenet, David Rockefeller, dan Bloomberg, yang diyakini memiliki peran signifikan dalam agenda tersembunyi ini. Tujuan akhirnya, menurut Hendropriyono, adalah kolonialisme dengan metode yang lebih halus.

Leave a Comment