Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan Jumat (29/8) menunjukkan pelemahan signifikan, bertolak belakang dengan pencapaian rekor baru sehari sebelumnya. IHSG dibuka anjlok 56,19 poin atau setara 0,71 persen, menempatkannya pada level 7.895,89. Sentimen negatif ini juga menyeret kinerja Indeks LQ45 yang turut melemah 6,05 poin (0,75 persen) ke level 805, padahal baru kemarin IHSG berhasil menembus rekor tertinggi di atas 8.000-an.
Pelemahan tajam di pasar saham domestik ini tidak terlepas dari memanasnya tensi politik dan sosial di ibu kota. Aksi demo yang berlangsung di Gedung DPR sejak Kamis (28/8) hingga dini hari Jumat masih menjadi sorotan, memicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap stabilitas. Ketegangan semakin memuncak menyusul insiden tragis di mana sebuah kendaraan taktis (rantis) milik kepolisian melindas seorang sopir ojek online bernama Affan Kurniawan (21) pada Kamis malam. Nyawa Affan Kurniawan tidak dapat diselamatkan, menambah daftar keprihatinan di tengah gejolak yang ada.
Berbeda dengan kinerja bursa saham, di pasar valuta asing, mata uang rupiah justru menunjukkan kekuatan. Berdasarkan data dari Bloomberg yang tercatat pada pukul 08:58 WIB, nilai tukar rupiah terpantau menguat 15,50 poin atau 0,09 persen, bergerak menuju level Rp 16.352 per Dolar AS. Penguatan ini memberikan sedikit angin segar di tengah tekanan yang dialami pasar modal.
Berikut kondisi bursa Asia pagi ini:
Indeks Nikkei 225 di Jepang mengalami pelemahan sebesar 130 poin atau 0,30 persen, berada pada level 42.698.
Indeks Hang Seng di Hong Kong menunjukkan pergerakan positif dengan kenaikan 116,31 poin atau 0,47 persen, mencapai level 25.115.
Data Indeks Shanghai Composite tidak tersedia pada laporan pagi ini.
Indeks Straits Times (STI) di Singapura juga menguat 10,61 poin atau 0,25 persen, bertengger di angka 4.264.
