Pada Jumat (29/8) pagi, kerumunan massa aksi masih memadati area di depan Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat. Situasi yang sebelumnya diwarnai ketegangan intens, di mana para pengunjuk rasa sempat berupaya mendekat ke kompleks tersebut dan dibalas dengan tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian, kini terpantau mulai mereda. Menurut pantauan kumparan hingga pukul 10.00 WIB, suasana berangsur tenang.
Di tengah dinamika tersebut, peran penting diambil oleh Asintel Kostrad, Brigjen TNI Mohammad Nas, yang turun langsung ke lapangan. Beliau terlihat aktif melakukan mediasi dengan para massa aksi, berdialog intens untuk mendinginkan suasana yang sebelumnya sempat memanas. Kehadiran beliau turut didukung oleh pengerahan sejumlah anggota TNI yang mulai bersiaga di sepanjang Jalan Kwitang, dekat Mako Brimob. Penempatan personel TNI ini secara signifikan meningkatkan tingkat pengamanan di lokasi yang telah menjadi pusat perhatian dan ketegangan sejak hari sebelumnya.
Fokus utama tuntutan massa aksi adalah mendesak agar kasus kematian Affan, yang tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis), dapat diusut tuntas secara transparan. Salah seorang koordinator massa dengan tegas menyatakan, “Kita pengin transparansi pelaku ditunjukkan.” Menariknya, di tengah tuntutan tersebut, beberapa pengunjuk rasa juga menunjukkan sisi humanis dengan membagikan minuman kopi dan air mineral kepada anggota TNI yang baru tiba di lokasi, sebuah isyarat meredakan tensi.
Berkat upaya mediasi yang intens, situasi berhasil dikendalikan. Secara perlahan, massa aksi mulai bergerak mundur menuju arah Senen. Mereka meninggalkan area Mako Brimob dengan tertib, bahkan didampingi oleh beberapa anggota TNI. Keberangkatan massa yang damai ini secara efektif mengembalikan suasana di sekitar lokasi menjadi kondusif dan terkendali.
